"Pagi Xena", sapa Delon yang berjalan ke arah Xena yang masih menunggu Pras menutup pagar rumahnya.
"Hai Delon, pagi-pagi Uda disini aja. Mana mobilmu? Kok jalan kaki?", tanya Xena. Pras langsung memeluk pinggang Xena saat ia melihat Delon yang berada di dekat Xena.
"Pagi pak Pras. Ini aku mau ketemu Madeline tapi tadi kata om Michael kalau Madeline lagi ikut Maminya sebentar. Aku uda telepon tapi katanya dia setengah jam lagi baru kembali, ya Uda aku tanya om Michael dimana rumah kamu, makanya aku ke sini", ujar Delon panjang lebar.
"Jangan panggil gw pak lagi, panggil Pras aja. Gw ngga setua itu kale", ujar Pras kesal.
"Maaf kan kebiasaaan", ujar Delon sambil nyengir.
"Eh kalian mau keluar ya?", tanya Delon lagi.
"Itu mau ke rumah Mommy, ikut aja yuk, masih lama kan nunggu kak Madeline", ajak Xena.
"Dimana rumah Mommy kamu?", tanya Delon mengikuti Xena yang menyebrang jalan sambil menggandeng tangan Pras.
"Ini rumah Mommy aku. Masuk lah", ujar Xena sambil masuk ke halaman rumah Nathan Utomo setelah dibukakan pintu gerbang oleh security.
"Astaga cuma tinggal nyebrang aja. Hah rumah Mommy kamu besar banget Xena. Kok ngga bilang-bilang si kalau kamu keluarga konglomerat Xena. Busyet ini berapa kavling ya?", ujar Delon terkagum-kagum.
"Lap tuh iler, biasa aja kale Delon. Ayo masuk", ajak Pras saat melihat Delon hanya melongo di depan pintu rumah. Xena telah lebih dulu masuk ke dalam rumah setelah mengganti sandalnya menjadi sandal rumah.
"Tuh pakai sandal itu buat di dalam", tunjuk Pras memberitahukan kepada Delon yang langsung melepas sepatu nya dan mengganti dengan sandal yang ditunjuk Pras. Delon mengikuti langkah Pras memasuki rumah langsung ke arah ruang makan.
"Mommy, Daddy, kami bertiga mau minta makan", celetuk Pras dengan cueknya.
"Berempat sayang, Little Bean harus dihitung juga", ujar Xena riang.
"Iya, aku menghitung Little Bean tapi tidak si kutu kupret ini", ujar Pras sambil menunjuk ke arah Delon yang sekarang berdiri disampingnya.
"Delon, masuklah sini, ikutan makan", ajak Adelia.
Xena dan Pras lalu mencium tangan Nathan dan Adelia lalu mencium pipi mereka berdua bergantian. Xena duduk disebelah Nathan lalu disebelahnya Pras. Pras menengok ke arah Delon yang masih bengong.
"Jiah, ngapain bengong disitu? Uda kaya patung boneka dipinggir jalan", celetuk Pras.
Delon tersenyum lalu menghampiri Nathan dan Adelia mencium tangan keduanya dan Pras menyuruhnya duduk disebelahnya. Xena mengambilkan nasi goreng untuk Pras lalu mengambilnya telur dadar. Pras memberikannya juga piring Delon agar Xena mengambilkan untuk Delon.
"Sayang kamu mau kopi atau teh?", tanya Xena.
"Kopi sayang", ujar Pras.
"Daddy mau dibuatkan kopi juga?", tanya Xena.
"Buatkan Daddy teh aja sayang", ujar Nathan.
"Delon kamu mau teh apa kopi?", tanya Xena.
"Teh aja deh, terimakasih", ujar Delon sopan.
"Mana kak Xavier dan kak Luna, Mom?", tanya Xena saat ia tak melihat kedua kakaknya di meja makan.
"Mereka belum bangun kayanya. Mungkin kecapean naik pesawat kale", ujar Adelia sambil melihat ke arah tangga.
Xena mengangguk lalu menuju ke dapur membuatkan teh dan kopi. Agak lama ia kembali diikuti oleh pelayan yang membawakan baki dengan cangkir teh dan kopi diatasnya. Xena mengambilkan satu cangkir teh untuk Nathan dan satu cangkir kopi untuk Pras.
"Mba, itu satu buat Delon, yang satu buat Mommy", perintah Xena yang lalu dilaksanakan oleh pelayan itu. Xena lalu duduk dan mulai memakan sarapannya.
Selesai sarapan, Nathan berjalan menuju ke ruang TV diikuti oleh Pras dan Delon. Xavier dan Luna baru turun dari kamarnya lalu menghampiri Nathan dan mencium pipi Daddy-nya lalu menuju ke arah Adelia dan kembali mencium Adelia yang sedang merapikan meja makan dibantu Xena dan seorang pelayan.
"Xena perutmu sudah besar sekali, pantas saja si Pras bilang kamu kaya Teletubbies", celetuk Xavier sambil kemudian mencium pucuk rambut Xena dan duduk disamping Luna.
"Issshh kakak samanya aja sama si kak Pras. Liat aja, ntar kak Luna sebentar lagi juga sama kaya aku", ujar Xena kesal.
"Iya tau ni si sayang, aku juga sebentar lagi kaya Xena. Ini aja 4 bulan aja Uda mulai kelihatan apalagi 8 bulan kaya Xena. Kamu mau minum apa?", ujar Luna kepada Xavier.
"Teh aja deh. Makasih ya sayang", ujar Xavier sambil mengoleskan rotinya dengan selai.
Sementara di ruang TV, Pras yang duduk di sofa menyetel TV dengan program berita. Sesekali ia dan Nathan tampak bertukar pikiran mengenai berita yang ada di TV sementara Delon hanya bengong melihat keduanya.
"Delon kamu mau jalan kemana sama kak Madeline?" tanya Xena saat ia mendekati mereka dan duduk disamping Pras, bermanja di bahu suaminya. Pras merangkul istrinya dan mencium sisi kening Xena dan kemudian tangannya mengusap lembut perut Xena.
"Itu, Madeline ajak ke Mall, katanya mau beli kado buat temannya yang baru melahirkan. Dia yang minta pagi dijemputnya malah dia yang pergi duluan", gerutu Delon.
"Baru tau Madeline begitu?", celetuk Nathan.
"Daddy, jangan gitu akh", tegur Adelia.
"Maaf sayang", ujar Nathan sambil merangkul Adelia yang duduk disebelahnya.
"Rencananya mau beli apa? Sayang aku juga mau ke Mall dong, mau cari tas Baby. Aku belum punya tas Baby", ujar Xena kepada Pras yang menatapnya lembut.
"Ya sudah nanti kita ke Mall sendiri jangan ganggu orang pacaran akh", ujar Pras tersenyum.
"Delon apakah mengganggu kalau kami ikut denganmu?", tanya Xena melihat ke arah Delon.
"Ngga kok, ayo bareng aja. Aku malah senang kok rame-rame. Jarang-jarang pergi sama kamu", ujar Delon nyengir tapi langsung diam saat melihat tatapan tajam Pras kepadanya.
"Maksudnya lebih enak jalan rame-rame jadi ngga canggung. Kan aku juga baru pertama kali jalan sama cewek", ujar Delon lagi.
"Tuh kan, ayo bareng aja. Kak Luna, kamu mau ikut juga ngga? Cari perlengkapan baby", teriak Xena sambil melihat ke arah Luna yang masih sarapan dengan Xavier.
"Ngga deh Xena. Aku masih letih", tolak Luna halus.
"Ya sudah. Kamu mau titip apa ngga?", tanya Xena.
"Ngga lah, kemaren aku banyak beli juga di luar. Eh iya, aku beli beberapa juga buat kamu tapi belum aku keluarkan dari koper", ujar Luna.
"Ya Uda, oke deh. Ayolah sayang, bareng-bareng enak kale", rayu Xena lagi sambil mengusap lembut pipi Pras.
"Ya Uda, Kalau Madeline ngga keberatan, ayo ke Mall bareng", ujar Pras lembut.
"Iya, nanti aku tanya kak Madeline juga", ujar Xena senang.
Delon tampak tersenyum melihat keluarga yang hangat yang berada di hadapan nya, dia akhirnya mengerti mengapa pribadi Xena juga hangat.