Bos Sombong

Sunlight restaurant

Didalam restoran Aluna langsung pergi ke meja pantri, dia melihat beberapa karyawan sudah banyak yang mengisi ruang masak , ada kepala chef, waiters , dan yang lainnya yang mulai bekerja di bagian masing masing. Ia ikut bergabung ke ruang masak.

"Aluna bantu aku menyiapkan bahan makanan untuk membuat kambing gulai ekstra pedas." Kata kepala Cheff

"Baik kepala Cheff." Aluna dengan lihai membantu kepala Cheff menyiapkan semua kebutuhannya.

Kepala cheff direstoran tersebut merupakan wanita usia 50 tahunan yang mempunyai bakat setara dengan Cheff kelas dunia. Nama kepala cheff adalah Mrs. Mariana. Sudah banyak penghargaan dan gelar yang ia dapatkan. Maka tak heran jika restoran tersebut menjadi salah satu restoran paling terkenal nomer 1 di Negara Dua Musim. Dia juga wanita yang ramah dan mempunyai team yang sangat sempurna dan kompak ketika di dapur.

"Aluna, apa kau sudah mendengar hari ini pemilik restoran ini akan datang?" Kepala cheff bertanya

"belum." Jawab Aluna singkat

"Kau ini selalu saja tidak tahu berita terkini. Dan pasti juga kau tidak tahu mengapa pemilik restoran ini akan datang?"

"Ya saya tidak tahu kepala Cheff."

"Ohh my god Alunaaaa, benar benar ketinggalan zaman !."

Aluna hanya tersenyum mendengar perkataan kepala cheff, Aluna sendiri berfikir untuk apa mengetahui hal yang tidak penting?. Dengan desas desus yang tidak jelas pula? Lagi pula siapa pemilik restoran ini pun Aluna tidak tahu? Yang benar adalah, selama 5 tahun Aluna bekerja sebagai asisten kepala cheff dia tidak pernah tahu siapa pemilik restoran ini yang sebenarnya. Bahkan kepala cheff yang sudah hampir 30 tahun bekerja di restoran tersebut tidak tahu karena sang pemilik restoran sangat misterius. Hanya orang orang perwakilan dan orang yang dipercaya oleh Bos Besar restoran ini yang sering kali datang mengunjungi restoran terkenal ini. Apakah semua itu penting? Yang terpenting Aluna bekerja dengan baik semaksimal mungkin. Sifat Aluna memang jauh berbeda ketika dia bersama dengan kakaknya. Ketika bersama dengan kakak kandungnya dia akan menunjukkan betapa riang dan polos layaknya gadis manja. Namun saat bersama orang lain tidak akan menunjukkan sifat apapun selain dingin dan tak peduli sekitar. Seperti sekarang ini.

"Aluna.. akhirnyaaa selama 30 tahun bekerja disni aku bisa tahu wajah pemilik restoran ini. Ya ampun apakah dia pria yang tampan? Ku rasa iya. Pasti dia juga sangat ramah. Tapi kudengar sekarang restoran ini di ambil Alih oleh Putra semata wayang pemilik restoran ini. Dia masih sangat muda seperti seumuran dengan mu luna." Kepala cheff terus saja mengoceh membayangkan hal hal yang begitu indah di benaknya. Aluna sendiri bingung harus seperti apa menjawab perkataan kepala cheff.

Tak lama kemudian datang seorang pria tua umur 65 tahun rapi dengan setelan jasnya yang diikuti dengan dua lelaki mengenakan pakaian serba hitam Sepertinya Mereka berdua pengawal Pria Tua itu. Semua orang yang sedang melakukan pekerjaan mereka seketika menghentikan pekerjaannya lalu berkumpul untuk menjadi berbaris rapih termasuk Aluna dan kepala cheff juga ikut serta.

"Pagi Pak Johan."

"Hai pak Johan"

"Pagii Pak Johan..."

"Pagi Pak Johan.."

Yang ada di dalam ruangan memberi sapaan untuk Pak Johan. Pak Johan tersenyum menyambut salam dari mereka semua.

Kedatangan Pak Johan ke dalam dapur membuat mereka semua terkejut, seorang Atasan yang bertanggung jawab penuh tentang restoran ini bisa pergi ke dalam dapur pasti ada berita penting atau ada masalah dalam kinerja para karyawan? Itu lah pertanyaan yang mulai muncul dikepala orang orang yang ada diruangan tersebut.

"Pagi semua." itu suara Pak Johan

Seisi ruangan canggung dan terdiam. Melihat situasi ini Pak Johan menyadari jika kedatangannya pasti membuat mereka bingung. Akhirnya dia berdehem

"Maaf mengganggu aktivitas kalian. Kedatangan saya mungkin membuat kalian bingung."

"Tidak..tidak pak, bahkan kami senang jika Bapak kesini." Jawab kepala Cheff

"Iya betul pak." Jawab semua orang

Pak Johan tersenyum dan mengangguk lalu ia melanjutkan maksud kedatangan beliau ke ruang masak.

"Saya kesini bermaksud untuk memberi tahu informasi mengenai Pak Robert, Kalian pasti sudah tahu sekarang Pak Robert di tahan di penjara karena kasus penggelapan uang Restoran. Pak Robert sendiri adalah HRD restoran ini. Sejak kasus Pak Robert terdengar di seluruh Media, restoran mengalami penurunan yang sangat drastis. Jadi saya disini akan memberi kalian kesempatan untuk mengajukan diri sebagai HRD yang baru untuk menggantikan Pak Robert." Ucap Pak Johan panjang lebar itu lebih lebih dari biasanya, bahkan mereka semua tercengang Apakah pak Johan tidak salah bicara pikir mereka? Dari barisan kedua sosok wajah cantik yang nampak polos sama sekali tidak tercengang. Ia hanya mendengarkan apa yang dikatakan Pak Johan.

"Ma...maaf Pak Johan, apa Bapak tidak salah bicara?" Seorang waiters laki laki memberanikan diri untuk bertanya.

"Lohh... Salah bicara gimana maksudnya?" Tanya Pak Johan kepada laki laki itu. Gemetar itu yang dirasakan waiters laki laki itu namun dia tetap berusaha memberanikan diri

"It...itu yang tadi bapak bicarakan mengenai mengajukan diri sebagai HRD, berarti waiters seperti saya juga bisa mencalonkan diri sebagai HRD?"

"Ya tentu bisa, didunia ini tidak ada yang tidak bisa bukan? Jadi kalian semua bisa mengajukan diri sebagai calon HRD. Seluruh Karyawan disini berhak jadi calon pemimpin. Akan ada seleksi untuk candidat baru. Jadi persiap kan diri kalian." Ucap Pak Johan lagi. Semua Yang ada diruangan masih diam dengan informasi mendadak itu bahkan ada yang dengan percaya diri bertekad harus mencalonkan diri sebagai HRD. Kemudian pengawal dibelakang Pak Johan berbisik kearah Pak Johan.

"Bos, sudah waktunya kita pergi bertemu Tuan Muda." Pak Johan mengangguk. Lalu ia memandang kesemua orang

"Jadi itu saja yang bisa saya informasikan kepada kalian semua. Mrs Mariana tolong kumpulkan laporan calon candidat baru. Kirim lewat Email. 3 hari lagi kita akan mengadakan pemilihan."

"Baik Pak." Jawab Mrs Mariana

Pak Johan pun pergi meninggalkan mereka yang ada didalam ruangan, setelah beliau pergi ruangan dapur menjadi ricuh

"Woahh amazing!! Harus ikut dalam pemilihan nih."

"Aku juga mau ikutan lah, siapa tahu nasib ku berubah."

"HRD guys ! Gila gila gila, harus nyalonin diri."

"Pak Johan Atasan yang paling baik dari orang baik."

"Pak tua itu ternyata tidak semenyebalkan yang aku kira."

"Kalau aku jadi HRD gaji ku pasti spektakuler."

Itu lah suara orang orang yang berada didalam ruangan. Namun mereka yang tidak berfikir rasional tidak akan mengerti betapa besarnya tanggung jawab seorang pemimpin. Mereka hanya tahu status, jabatan, dan gaji. Mereka semua akhirnya kembali melakukan aktivitas seperti biasa.

- Markas Utama KC

"Presiden Ken, 10 menit lagi rapat akan segera dimulai. Pak Johan kepala penanggung jawab restoran Starlight sudah tiba sejak 5 menit yang lalu." Ucap Liana gadis cantik bermata sipit yang diketahui sebagai sekertaris dengan gaya yang sangat menawan, Liana mempunyai bentuk tubuh yang proporsional, apalagi baju yang ia kenakan sangat tergolong sexy membuat para pria tergiur untuk menatapnya lebih buas.

"Oke." Jawab singkat laki laki tampan yang duduk bak raja. Liana menatap dalam lelaki tampan itu. Benar benar sangat terpesona akan ketampanan. Meskipun terkesan arogan dan tegas lelaki tampan itu bisa menyihir siapun karna melihat wajahnya yang sangat tampan.

"Oh iya ini ada berkas yang harus anda tanda tangani Tuan." Liana menyerahkan berkas, entah setan apa yang merasuki Liana, Liana membungkukan badannya agar Lelaki tampan itu bisa melihat belahan dadanya dan Liana mencoba mencondongkan badannya lebih dekat ke arah lelaki tersebut.

Untuk jarak yang sangat dekat seperti ini Liana hampir menahan nafasnya karena salah tingkah. Lelaki itu bahkan tidak peduli apa yang di lakukan Liana, dia segera mengambil berkas tersebut membaca berkasnya dengan teliti dan segera mentanda tangani berkas tersebut. Lalu ia melemparkan tepat dihadapan Liana yang sedang berdiri. Liana terkejut, wajar saja karna Liana sedang melamun.

"Te..terima kasih presiden Ken. Saya permisi." Liana dengan cepat keluar ruangan dan mengatur nafasnya yang naik turun ia masih saja terpesona akan wajah tampan atasannya. Liana bahkan mengoceh tak jelas.

"Huh, kapan Qeanu bisa tertarik padaku? Kenapa lelaki itu sangat arogan sekali ! "

"Liana kau kenapa?" Tanya seorang lelaki yang baru saja akan masuk ke ruangan Kenzo ketika Dia melihat Liana mengoceh dia lalu menepuk pundak gadis itu. Liana melihat kearah lelaki itu

"Huh, kau Joe Liezy ! Aku kira siapa." Liana mendengus sebal

"Ya aku, apa yang sedang kau lakukan disini Liana."

"Huh, suka suka aku mau ngapain, tidak ada urusan dengan mu Joe !"

"Kenapa kau marah marah nanti cepat tua, dan kau tau nanti muka mu yang mulus itu cepat berkeriput."

"Apa kau bilang? Heh muka cantik seperti ku ini dibilang keriputan dasar payah."

"Ok ok Liana aku hanya bertanya ok tidak perlu marah². Oh ya apa Tuan Ken ada di dalam?"

Liana memutar bola matanya sebal sekali dengan pria tampan yang idiot dihadapannya itu.

"Kau lihat saja sendiri! Kau kan tangan kanannya Kenzo kenapa harus bertanya dia ada apa tidak. Menyebalkan sekali!" Liana lalu pergi meninggal Joe Liezy yang bingung akan tingkah Liana yang marah marah tak jelas

"Apa semua wanita hari ini sedang PMS ?" Ucap Joe liezy bingung lalu ia segera masuk keruangan atasannya. Sesampainya didalam ruangan Joe Liezy memperhatikan bosnya yang sedang asik terdiam fokus ke ponselnya

"Bos..." Panggil pelan Joe Liezy ke arah lelaki itu

Lelaki itu mendongak melihat Joe Liezy

"Hampir telat ! Dari mana saja kau Liezy?"

Joe liezy menggaruk kepala belakang yang tidak gatal

"He.. maaf bos tadi ada urusan sebentar."

"Urusan? Sepenting apa kah urusan mu sampai tak mempedulikan urusan ku?" Tanya nya lagi masih dengan ekspresi datar

Joe liezy bingung harus menjawab apa. Harus kah dia bicara dia mengantar adiknya bekerja?

"Sekali lagi maaf bos."

"Huh, sudahlah. Ah ya aku memanggil mu kesini untuk menggantikan aku rapat hari ini Joe."

"Rapat???"

"Ya."

"Rapat apa bos. Tapi kan saya tidak pernah tahu menahu tentang rapat. Pekerjaan saya bu...."

"Cukup Joe! Laksanakan saja perintahku. Hari ini aku tidak bisa menemui Johan. Kau harus menggantikan aku untuk bertemu dengannya. Lagi pula restoran Starlight benar benar bukan bisnis yang ingin ku jalani." Ucapnya acuh tak acuh

"Tapi bos sa.."

"Apa kau masih betah bekerja dengan ku Joe?"

"Hmm Baik lah bos. Apapun yang kau minta."

"Hah bagus sekali. Kalau begitu cepat lah keruangan yang

Sudah disiapkan Liana untuk rapat. Aku ada urusan."

Dengan gagah Kenzo pergi begitu saja meninggalkan Joe Liezy yang masih mengerjapkan mata tak percaya. Apakah bosnya gila? Bos nya adalah teman semasa SMA nya yang kini menjelma sebagai seorang Presiden Bisnis. Seorang pengusaha tampan yang sombong dan arogan. Dia adalah Kenzo Qeanu. Qeanu merupakan putra semata wayang dari Tuan Kenzo Qinzua dan Nyonya Kenzo firliana. Keluarga Kenzo terkenal dengan segudang usaha yang mereka jalani, bisnis nya sudah melambung hingga manca negara. Saat ini semua tahta harta Tuan Kenzo Qinzua telah dialihkan kepada putra semata wayangnya karena keadaan yang tidak lagi muda maka semua tanggung jawab telah diambil alih oleh Kenzo Qeanu.

Joe Liezy akhirnya pergi ketempat dimana rapat berada. Walaupun hari ini hari Minggu tetap sajaa masih ada karyawan yang bekerja di hari Minggu. Jika bukan karna Bosnya dia juga tidak akan pernah datang ke perusahaan Kenzo Corporation. Joe liezy sebenarnya bekerja sebagai tangan kanan Kenzo Qeanu bukan untuk perusahaan KC tapi bisnis yang sedang Qeanu dan Joe Liezy jalanin sekarang bisnis secara diam diam yang tak pernah di ketahui kalangan luas. Bahkan Tuan Besar Kenzo Qinzua tidak mengetahui nya. Seluruh bisnis sudah dikuasai KC tapi dari seluruh bisnis KC masih besar bisnis yang diam diam di buka selama ini oleh Qeanu.