Waktu cepat berlalu, Semua karyawan baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Banyak dari mereka yang keluar dengan muka lelah, hari Minggu biasanya pengunjung akan datang lebih dari dua kali lipat di hari biasa sehingga membuat Karyawan Sunlight restoran harus bekerja ekstra. Gadis cantik bernama Aluna tidak akan pernah kenal kata lelah, semua yang ia lakukan dan kerjakan benar benar murni dengan ketulusan sehingga saat ini dia merasakan senang yang luar biasa. Meskipun tubuhnya berkata lelah namun naluri dan semangatnya membuat gadis cantik itu tetap bersemangat. Aluna tengah bersiap untuk pulang kerumahnya, namun saat sampai luar pintu restoran ia mendengar suara ribut ribut di area parkir yang tak jauh dari tempat Aluna berdiri.
"Haha udah gendut hidup lagi!!" Ejek gadis berambut pirang sebahu dia Jeje
"Emang kenapa kalau gendut masalah buat kalian? Coba lihat diri kalian sendiri. Bilangnya body goals nyatanya bad body.. UPS.."
"Ini nih akibat bergaul sama gadis model kulkas kaya Aluna, si gendut jelek ini ga bisa berkaca!" Timpal gadis rambut merah yang ketahui namanya Mona
"Kalian kalau mau ngomongin aku ngomong aja tapi gausah bawa bawa sahabat ku!"
"Bagaimana jika kita beri pelajaran saja sama si gendut jelek ini Mon." Usul grace kepada mona yang menunjuk ke arah gadis berbadan gemuk
"Ide bagus. Biar si jelek ini merasakan bagaimana berkaca!!" Ucap Mona menyeringai, dia perlahan maju menarik kerah baju gadis berbadan gemuk itu.
"Mona lepas.!!"
Aluna yang sadar sahabatnya mulai diganggu trio jalang, Aluna langsung menghampiri mereka semua. Seketika raut wajah yang semula ceria berubah menjadi wajah yang dingin.
"Nona Mona tolong singkirkan tangan kotor mu itu." Ucap Aluna dingin
Keempat gadis lantas melihat kearah suara yang menghampiri mereka, tiga diantaranya terkejut.
"Haih ternyata nona palsu!" Sahut Mona memutar bola matanya malas melihat gadis yang selama ini ia anggap musuh besarnya
"Aluna tenang saja aku tidak apa apa. Mona si jalang dan teman temannya tidak akan bisa melukai ku." Jawab santai sahabat Aluna.
Aluna tersenyum ke arah sahabatnya. Rania dulu sering mendapatkan penghinaan bahkan sering kali di Bully. Rania sering dikerjai oleh ketiga gadis pembuat onar itu. Meski Rania junior namun tidak sepantasnya mendapatkan perlakuan tak pantas dari senior yang sudah bekerja lebih lama di Sunlight restoran. Berkat Aluna, Rania sekarang sudah tidak takut akan Bullyan mereka bertiga.
"Woi, lepaskan tangan mu Mona. Jijik sekali nempel dikerah baju ku iuuhh..."
Rania mencekal tangan Mona dikerahnya lalu Rania menghempaskan tangan Mona.
"Heh dasar kuda Nil beraninya kamu..!!"
Mona Dengan jengkel melihat ke arah Rania, Mona tidak tahan lagi ingin sekali mencakar muka si gemuk sombong itu. Bahkan Sekarang dengan beraninya ingin melawan dirinya. Sejak kenal dengan Aluna, Rania berlagak sombong melawan gengnya.
Mona kembali ingin menyerang Rania. Namun gerakan Mona sudah bisa terbaca oleh Aluna, Aluna yang berdiri tepat disebelah Rania dengan cepat menahan Mona. Aluna menatap Mona dengan tatapan dingin, meski Aluna setenang air dipantai namun jangan salahkan jika ia bisa menjadi ombak yang akan memporak porandakan daratan.
"Nona Mona sebaiknya anda pergi."
"Minggir Kau gadis palsu. Aku gada urusan sama kamu!!"
"Jika itu berkaitan dengan Rania itu termasuk urusan ku juga."
"Dasar jalang.!!!" Maki Mona dengan kilatan emosi. Kedua teman Mona yaitu Jeje dan Grace hanya diam tak membantu Mona. Jika tidak ada Aluna mereka pasti sudah membantu Mona.
"Sepertinya yang jalang itu kamu nona Mona." Jawab Aluna sambil mengeluarkan kaca persegi panjang, Aluna memberikan kepada Mona
"Lihat dipantulan cermin ini bisa menggambarkan dan menilai siapa yang jalang.. hehe" Lanjut Aluna sambil terkekeh. Rania ikut tertawa melihat tingkah Aluna yang lucu.
"Kau berani sekali Luna !! Ingat ya tak lama lagi aku akan membuat mu keluar dari restoran ini..!!" Mona membanting cermin itu dengan kasar, Mona dengan kesal melihat ke arah teman temannya, mengapa mereka diam saja seperti orang bisu? Bukannya tadi mereka yang paling bersemangat menyerang Rania ?
"Nona Mona saya ingatkan sebaiknya anda pergi. Sudah larut malam waktunya istirahat." Aluna mempersilahkan Mona dengan hormat agar pergi, kesabaran Aluna masih diambang batas.
Mona dengan kesal berbalik badan
"Tunggu saja Luna kau akan menyesal!!!!"
Trio jalang itu akhirnya meninggalkan area parkir tak peduli lagi dengan urusan sebelumnya.
"Aluna gadisku kau memang sangat berbakat melawan kaum antagonis." Rania sontak memeluk Aluna dengan erat.
"Hey Nia lepaskan."
"Luna beruntungnya aku punya sahabat seperti mu yang tangguh dan tak terkalahkan." Rani semakin memeluk tubuh mungil Aluna, walaupun mempunya badan yang ramping dan mungil namun badan Aluna masuk kategori sexy. Sayangnya Aluna selalu tidak memperlihatkan bentuk badannya yang sangat ideal. Dia selalu memakai baju yang longgar sehingga membuat dirinya terkesan tak punya bentuk badan, namun pesona Aluna masih bisa memikat Pria mana pun melihat gadis mungil itu apalagi dengan tatapan matanya yang tenang, matanya yang bening sebening air bisa menyihir siapapun
"Rania gembul tolong lepaskan huh." Aluna meronta-ronta agar cepat dilepaskan pelukannya.
Rania terkekeh gemas sekali dengan Aluna sampai akhirnya melepaskan pelukannya
"Luna ka Joe tidak menjemput mu bukan? Sebaiknya biar ku antar kamu pulang ya.."
"Rania, aku pulang naik taxi saja."
"Luna ini sudah malam ga baik jika perempuan pulang naik taxi."
"Heh bodoh sekali. Jika kamu mengantar ku lebih dulu kamu akan pulang lebih larut malam. Dan itu ga baik buat gadis berkeliaran dimalam hari." Aluna tersenyum kearah Rania, Aluna tidak ingin membuat sahabatnya mengantar dirinya. Aluna sudah terbiasa agar tidak merepotkan siapapun meski itu sahabatnya sendiri.
"Tapi luna, aku kan bawa mobil aku bisa mengantarkan kamu aku pulang pasti aman."
"Sudah lah Aku bisa jaga diriku, sebaiknya kamu sekarang pulang Nia. Aku sudah memesan taxi."
"Aluna.. Tapi.."
"Rania pulang sekarang !"
"Oke oke.. Aluna kamu memang ga bisa dipaksa. Kalau gitu aku pulang, kamu hati hati ya kalau ada apa apa segera hubungin aku atau pahlawan ganteng."
"Iya Rania."
"Aku pamit yah.. bye Aluna sayang."
Rania menuruti apa kata Aluna memang benar dibanding dirinya, Aluna bahkan bisa menjaga dirinya. Aluna punya ilmu bela diri sedangkan dirinya tidak punya kemampuan apa apa. Rania telah pergi meninggalkan Aluna seorang diri. Aluna masih menunggu taxi yang ia pesan hingga tak lama kemudian akhirnya taxi yang ia tunggu datang. Sopir itu lalu menghentikan taxinya. Ia turun dan melihat gadis yang berdiri lalu ia menghampiri gadis itu, saat bertemu Aluna supir itu menyeringai. Benar benar gadis mulus aku akan mendapatkan keuntungan yang banyak. Ucap supir itu dalam hati
"Nona apa benar kau nona Aluna."
"Ya.."
"Silahkan masuk nona." Supir itu mempersilahkan Aluna masuk ke mobilnya, Supir itu lalu membuka kursi penumpang. Aluna lalu masuk dan duduk dengan tenang. Namun mengapa perasaan Aluna sangat tidak nyaman.
Taxi dengan nomer plat tak diketahui itu membelah jalanan dengan kecepatan sedang.