Pukul 3 dini hari laki laki dengan motor sportnya masih mencari keberadaan adiknya. sudah hampir Berjam jam ia tidak menemukan dimana adiknya berada. Dia menepikan motornya sportnya
"Aluna dimana kamu." Ucap laki laki itu prustasi. Dia mengacak rambutnya. Matanya merah, air mata mulai mengalir di pipinya. Katakan lah dia lebay, namun dia tidak perduli. Yang ia pedulikan sekarang dimana mencari keberadaan adiknya. Sejak pukul 9 malam Aluna tengah mengabari kalau dirinya sudah pulang dan naik taxi. Namun saat Joe liezy pulang kerumah bahkan tidak ada siapapun.
"Harusnya kakak lebih melindungi kamu. Argh Joe Liezy kamu bodoh !" Rutuk Laki laki itu kepada dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia tidak bisa menjaga adiknya dengan benar ? . Bagaimana jika terjadi sesuatu kepada adik yang sangat ia cintai. Saat berdiam diri tak tentu arah ponsel Joe Liezy berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
"Hallo Rania?"
"hal..halo. kak Joe apa Aluna sudaha ketemu..? hikss.."
"Belum."
"hikss... kenapa belum ketemu kak. Apa sebaiknya lapor polisi saja?. aku takut terjadi sesuatu kepada Aluna kak."
"Tidak perlu, Aluna pasti baik baik saja. Rania lebih baik kau tidur."
"Aku tidak bisa tidur kak .. hikss. Maafkan Rania semua karena salah ku ka. Seharusnya pas pulang kerja aku ga ngebiarin Aluna pulang sendirian."
"jangan menyalahkan diri mu sendiri. tidur lah Rania. Aku akan kembali mencari Aluna."
"Baiklah Kak joe."
Joe liezy menutup ponselnya lalu meletakkan disaku jaketnya. Joe liezy kembali melanjutkan perjalanan untuk mencari keberadaan adiknya.
******
Sinar mentari di pagi hari menyinari seluruh alam semesta hingga sinarnya menembus ruangan bernuansa putih. Sinar mentari itu menyilaukan gadis cantik yang tengah terbaring damai. Perlahan kelopak matanya yang cantik terbuka. Saat membuka mata ruangan yang sangat asing membuat dia memutar sekeliling ruangan.
"Nona Aluna, bagaimana keadaan nona hari ini?"
Mendengar suara asing Aluna pun melihat kearah suara tersebut. Seorang laki laki dengan setelah jas berwarna pastel baru saja masuk kedalam ruangan tersebut. Wajah lelaki yang tak asing bagi gadis kecil itu membuat ia tersadar.
"Kau? bukannya kau ..?"
"Ya nona, saya Veer. Nona bagaimana keadaan nona?"
"Emm.. Jauh lebih baik. terima kasih sudah menolong ku."
"Tidak nona, ini adalah salah saya karena saya nona celaka." Jawab Veer masih sangat merasa bersalah terhadap gadis cantik itu.
"Aku sudah baik baik saja. Aku dimana?" Tanya Aluna penasaran. Ruangan yang sangat mewah membuat dia tak nyaman.
"Nona berada di kediaman Tuan Muda Kenzo." Jawab Veer sambil tersenyum.
Kenzo? apa jangan jangan lelaki yang bersama Veer semalam? tanya Aluna dalam hati.
Veer memperhatikan wajah cantik Aluna. Gadis yang terlihat dingin namun mempunyai sisi kemanjaan dalam dirinya membuat Veer membayangkan betapa beruntungnya lelaki yang menjadi kekasihnya. Umurnya pasti tak jauh seperti Tuan mudanya itu, pikir Veer.
"Nona silahkan makan terlebih dahulu. Saya akan memberitahu tuan muda kalau nona sudah bangun." ucap Veer lalu meletakkan makanan yang ia bawa. Aluna hanya diam melihat ke arah makanan.
Aluna berfikir untuk apa memberitahu tuan muda? Ah Aluna teringat jika ia harus menelpon seseorang. Sudah semalaman tidak pulang kerumah pasti kakak tergila nya akan mencincang dirinya.
"Nona, apa kau baik baik saja?" Tanya Veer melihat kearah gadis cantik itu yang hanya diam melamun.
"Veer apa aku boleh pinjam ponsel mu?"
"ponsel?"
"Iya ponsel. Apa aku boleh pinjam?"
"Ah iya iya boleh nona." Veer lalu merogoh kantong saku jasnya lalu mengambil ponsel milikinya untuk diberikan kepada gadis cantik itu.
Aluna lalu mengetik nomor yang sudah ia hafal di luar kepalanya. Aluna menunggu panggilan tersebut terhubung. Ketika ponselnya sudah terhubung Aluna sangat bersemangat
"Hallo Jo.."
"MAAF PULSA ANDA TIDAK MENCUKUPI UNTUK MELAKUKAN PANGGILAN INI, SILAHKAN LAKUKAN ISI ULANG." . tut...tut..tut...
mendengar suara wanita di balik ponsel Aluna ternganga bagaimana mungkin ? Tidak ada pulsa? Ponsel keren ? Aluna bingung apakah harus tertawa atau menangis. Aluna menghembuskan nafasnya.
Mungkin nanti baru bisa menghubungin kakak. Semoga kakak tidak khawatir ucap Aluna dalam hati.
"Veer, terima kasih." Aluna akhirnya memberikan ponsel kepada sipemilik.
"Nona apa nona tidak jadi menelpon?"
"hemm.. tidak."
"Kenapa?"
"Veer ! rupanya kau disini."
Suara bariton yang sangat khas membuyarkan kedua orang yang ada di dalam ruangan. Keduanya melihat kearah sumber suara tersebut. Tepat didepan pintu Laki laki dengan rahang yang kokoh , wajah yang tampan, wajahnya yang arogan dan sangar melihat kearah kedua manusia itu. Sejak tadi lelaki itu mencari Veer ternyata yang dicari sedang asik bercerita dengan wanita pingsan itu.?
Veer merasakan hari ini hari yang tak baik
"Tu....Tuan Muda Kenzo. Tuan Saya.."
"Veer kau benar benar membuat ku menunggu terlalu lama.", Ucap Kenzo dingin. Kenzo pun melirik gadis yang tengah diam tanpa bersuara
"Ternyata sudah sadar gadis lemah." Sindirnya Kenzo
Merasa dirinya menjadi pusat omongan dari Kenzo. Aluna hanya memutar bola matanya. Perlakuan Aluna dapat dilihat oleh Kenzo.
"Cih, Kau gadis kecil sebaiknya cepat lah keluar dari rumahku." Ucap Kenzo dingin sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Tuan, kaki Nona Aluna belum sembuh total sebaiknya biarkan nona Aluna tinggal disini dulu sampai pulih kembali."
"Veer apa kau tak tahu.? Wanita sangat merepotkan!" ucap Kenzo acuh tak acuh
"Tapi tuan biarkan nona Aluna tinggal disini dulu sampai benar benar pulih."
"Tidak perlu. Hari ini aku akan keluar dari sini." Ucap Aluna tenang.
"Nona, kaki nona masih belum sembuh total. Biarkan saya bertanggungjawab atas kesalahan saya dulu nona." Veer mencoba untuk menahan agar Aluna tetap tinggal
"Haih Veer kau ini kenapa, kalau kau ingin merawat gadis kecil itu bawa dia pergi dari sini." Ucap Kenzo Malas
Aluna memandang laki laki bernama Kenzo itu dengan kesal. Betapa sombongnya dia? Dia pikir dia siapa? Meskipun sudah ditolong, kalau yang menolong modelnya kaya Kenzo rasa untuk berterima kasih pun sangat tidak pantas untuknya.
"Sebelumnya terima kasih sudah menolong ku. Aku rasa lebih baik Aku pergi." Jawab Aluna. lebih tepatnya tertuju untuk Veer.
"Bagus sadar diril. Veer cepat lah berkemas ! Kakek Tua sudah menunggu ku." Ucap Kenzo lalu pergi begitu saja.
Bagai diombang ambing Veer menjadi bingung. Apa yang harus dilakukan Veer? Akhirnya dia lebih memilih untuk menahan Aluna dahulu Sebelum Veer pergi meninggalkan Aluna.
"Nona Aluna, saya mohon tetap tinggal disini terlebih dahulu. Kalau urusan saya sudah selesai saya akan mengantar nona pulang. Nona tidak akan tahu jalan keluar jika nona sendirian."
"Saya bisa pulang sendiri."
"Nona saya hanya khawatir. Begini nona, tuan muda adalah orang penting yang mempunyai banyak musuh. Jika mereka melihat ada gadis yang keluar dari rumah tuan maka mereka akan mengincar nona."
"Itu tidak ada hubungannya dengan ku Veer."
"Nona percaya lah, saya khawatir nona jangan pergi dulu."
"Saya tidak bisa tetap tinggal disini."
"Nona, omongan Tuan muda memang terkadang sangat menyakitkan. Tapi sebenarnya dia orang yang sangat baik. Asal nona tau, nona adalah gadis pertama yang dibawa kerumah ini. Sebelumnya tidak pernah ada satu pun gadis yang Tuan muda bawa kerumah. Dan lagi tolong percaya, nona jangan pergi sendirian ini sangat berbahaya. Banyak mata mata. Biarkan nanti saya yang mengantar nona pulang." ucap Veer panjang lebar berharap Aluna mau mendengarkannya.
Aluna sendiri sana sekali tidak tertarik siapa kah itu Kenzo. Dan seberapa banyak musuhnya juga Aluna tidak peduli. Sejak pertemuannya di malam kejadian itu, Aluna ahkan tidak bertegur sapa dengan Kenzo. kesan pertama yang Aluna dapatkan saat pertama kali melihatnya di probidden forest adalah Kenzo seorang lelaki yang sombong dan angkuh. Bahkan saat di mobil dia sering kali diremehkan. Jika bukan karena Veer yang berbaik hati dan ingin berterima kasih Aluna sudah ingin sekali pergi dari rumah ini. Namun memang benar sebaiknya ikuti apa kata Veer, Aluna juga tidak tahu dimana dia berada sekarang bukan?? Kenapa juga Aluna baru sadar sekarang. Apakah efek dari kelelahan? Aluna tidak bisa berfikir. Aluna masih trauma dengan kejadian di hutan terlarang itu.
"Nona saya mohon ya, jangan pergi dari sini. Saya akan kembali setelah mengantar tuan."
"oke" Jawab Aluna menyetujui saja.
Setelah kepergian Veer, Aluna memilih untuk bangun dari tempat tidur.
"Sebaiknya mandi terlebih dahulu."