Ada apa dengan Stella?

Ternyata yang memanggil Stella adalah Nayla.Stella sangat senang, karena dia mengira Nayla memanggil nya karena dia diterima jadi Cheerleader,Stella bergegas menuju Nayla.

"Jadi aku udah diterima jadi Cheerleader?"Tanya Stella dengan penuh percaya diri.

"Hmm...Kamu diterima,tapi ada syaratnya!"Nayla tersenyum tipis, dan membisikkan sesuatu di telinga Stella.

"Gimana ya?Yaudah deh,demi jadi Cheerleader aku akan lakukan apa pun!"kata Stella dengan raut wajah yang agak terpaksa.

Saat jam istirahat,Stella pergi ke kantin,Stella bertemu dengan Fahri di kantin.

"Fahri!Nanti aku boleh ikut kamu ke rumah?Aku mau lihat keadaan Clarisa,boleh ya?"Stella menatap Fahri dengan puppy eyes.

"Iya deh,gak usah pakai puppy eyes, lebay!"Fahri meninggalkan Stella.

Saat pulang sekolah,Stella pulang bersama Fahri.Di perjalanan,Stella terus berbicara,namun dibalas dengan dingin oleh Fahri.

"Fahri!Kamu nggak keberatan ya Clarisa tinggal dirumah kamu?Dia itu bau banget,jarang mandi,apalagi kalau hari libur,dia pasti gak mandi seharian,udah gitu dia juga pemalas, kalau bangun,kamarnya gak pernah di rapikan..",Stella mencoba menjelekkan Clarisa di depan Fahri.

Tiba tiba Fahri memberhentikan mobilnya di depan sekolah Bela untuk menjemputnya.Bela keluar dari sekolahnya dan langsung menaiki mobil Fahri.

"Ini siapa kak?"tanya Bela sambil menatap sinis pada Stella.

"Temannya Clarisa",kata Fahri dengan sangat datar.

"Jadi kamu adiknya Fahri ya?Cantik banget!Oh iya,kamu nggak keberatan ya Clarisa tinggal dirumah kamu,dia itu kan gak ramah sama anak seusia kamu,dia pasti selalu marahin kamu,makanya gak usah dekat dekat Clarisa ya,kamu dekat sama kakak aja ya,kakak itu orangnya baik,pintar,rajin,cantik dan selalu wangi...",Bela dan Fahri tidak menghiraukan perkataan Stella.

"Kak Fahri,kakak ingat gak,kemarin waktu kita bertiga pergi ke toserba, kakak tau gak untuk apa aku beli barang barang itu?"tanya Bela.

"Emangnya untuk apa?"tanya Fahri.

"Itu untuk minta maaf ke teman aku,yang punya ide itu kak Clarisa,dan idenya berhasil,kemarin juga,waktu kak Clarisa pertama kali datang ke rumah kita,dia bantu aku ngerjain pr Fisika,dan aku dapat nilai seratus,kak Clarisa emang pintar ya kak",Bela berusaha menyaingi Stella.

Bela sedang berpikir bagaimana cara agar Stella tidak jadi kerumahnya, karena bisa berbahaya untuk Clarisa.

Bela tiba tiba membuka tasnya dan mengambil sesuatu,lalu melemparkannya ke Stella.

"Kak Stella!Awas,ada kecoa!!"Bela menunjuk kecoa mainan yang melompat lompat karena Stella bergerak gerak.

Stella berteriak sekencang kencangnya,Bela tidak tahan dengan teriakannya yang mungkin bisa memecahkan kaca mobil,Bela langsung mengambil kecoa mainan itu dan melemparkannya keluar.Bela mengedipkan mata kepada Fahri.

"Di mobil aku itu ya gini,karena jarang dibersihkan,banyak kecoa, lima menit lagi pasti muncul dua atau tiga lagi,kami sih udah terbiasa, kayaknya dia gak suka sama kamu deh,bisa bisa dia panggil semua keluarganya...",Fahri menakuti Stella.

"Gak!!Aku mau turun sekarang!!" Stella kelihatan sangat takut.

"Kamu order dulu taxi,emangnya kamu mau nunggu panas panas di luar,sendirian lagi..",kata Fahri.

Stella memesan taksi online,namun baterai handphonenya habis, sedangkan handphone Fahri sudah tidak ada kuota internet.

"Jadi gimana?Masih mau turun?Tapi harus naik angkot!"Fahri masih saja mengganggu Stella.

"Yaudah deh,naik angkot aja, daripada ketemu kecoa lagi",Stella pun turun.Setelah Stella mendapatkan angkot,Fahri langsung pergi.

"Pintar juga ya kamu,akhirnya dia pergi!"kata Fahri.

"Lagian dia itu siapa sih?Teman Kak Clarisa tapi kok dia menjelekkan Kak Clarisa..",Bela tidak suka kalau ada yang menjelekkan Clarisa.

Mereka sampai dirumah,mereka langsung berlari ke kamar Clarisa untuk melihat keadaan Clarisa.

Ternyata Clarisa sedang tidur, Mamanya Fahri tiba tiba datang.

"Tadi udah mama bawa ke dokter, demamnya sudah turun,Clarisa harus istirahat",kata Mamanya Fahri.

"Tapi Clarisa baik baik aja kan Ma? Cuma demam biasa kan Ma?"tanya Fahri yang sangat khawatir.

"Iya,dia baik baik aja kok",kata Mamanya Fahri.

Tiba tiba Handphonenya Clarisa berdering,seseorang menelfonnya.