Setelah melepas rasa rindu,mereka duduk dan mengobrol.
"Kenapa muka Clarisa memar?"tanya Mamanya Clarisa.
"Gara gara Fahri Ma!Dia ini kan incaran semua cewek di sekolah,jadi waktu itu Fahri kasih Air minum ke Clarisa,Clarisa di keroyok sama Fans nya Fahri!"Clarisa menjelaskan semuanya sambil menatap Fahri dengan kesal
"Oohh,wajar Fahri banyak yang suka,dia kan tampan,dari kecil juga udah kelihatan tampannya",Mama Clarisa menatap Fahri dan tersenyum.
"Makasih tante,Fahri kan emang udah tampan dari lahir",Fahri bergaya memamerkan ketampanannya pada Clarisa.
"Mama kok belain Fahri?Emangnya Mama pernah liat Fahri waktu kecil, bukannya Tante Ayu udah pindah saat Fahri lahir?"Clarisa sedikit kesal Mamanya membela Fahri.
"Ayu dan keluarganya pindah saat kalian umur 4 tahun,emangnya kalian gak ingat,dulu,Clarisa nangis sekeras kerasnya jika dipisahkan sama Fahri",kata Mamanya Clarisa.
"Serius tante?Dasar cengeng!"Fahri tertawa mendengar itu.
"Fahri juga,kalau dipisahkan sama Clarisa,Fahri langsung nangis sambil melempar semua barang didekatnya",Mamanya Fahri tertawa kecil saat mengingat tingkah Fahri saat kecil.
"Kak Fahri jangan ketawain Kak Clarisa,kalian berdua tuh sama aja, sama sama tidak suka bila dipisahkan dan bahkan saat kalian berdua sudah berpisah,kalian masih mempunyai ikatan yang bisa membuat kalian bertemu lagi...",Bela mulai asal lagi.
Semua orang menatap Bela dengan mengernyitkan alis,"Anak mama ini ya,asal banget sih ngomongnya", Tante Ayu mengelus kepala Bela.
"Tapi yang dibilang Bela itu ada benarnya juga.Kamu ingat gak?Dulu kita pernah berniat menjodohkan mereka,kalau jodoh itu kan punya ikatan yang kuat,nah sekarang mereka bertemu kembali karena ikatan yang ada",Tante Dewi setuju dengan perkataan Bela yang ada benarnya.
"Hah?Clarisa mau dijodohkan sama Fahri?Gak mau!"Clarisa menolak.
"Siapa juga yang mau dijodohkan sama kamu?!"Fahri juga menolak.
"Kalian ini...Benci bisa jadi cinta lho",Tante Ayu menggoda mereka berdua.
"Kak Fahri gak usah nolak,Bela tau kok,Kak Fahri suka kan sama Kak Clarisa?"Bela membantu Mamanya untuk menggoda Fahri."Anak kecil gak usah ikut campur, kamu punya bukti apa kalau Kakak suka sama Clarisa?"
"Buktinya Kak Fahri khawatir kalau Kak Clarisa kenapa napa",mendengar hal itu,Fahri berpikir keras untuk mengelak dari perkataan Bela.
"Kakak itu bukannya khawatir,kita sesama manusia itu kan harus saling tolong menolong,apalagi Clarisa itu seorang wanita,wanita itu adalah mutiara yang harus dijaga...",kata Fahri dengan Bijak.
"Halah...Gak usah sok bijak,kemarin saja melihat ibu ibu jatuh dari motor bukannya ditolong malah diketawain",Clarisa menyanggah pernyataan Fahri yang tidak sesuai dengan perbuatannya.
"Iya benar kata Kak Clarisa,kemarin diperjalanan pulang dari toserba ada ibu ibu jatuh,dan Kak Fahri ketawanya kencang banget...", sambung Bela.
Mereka bertiga tertawa bersama, sementara itu orangtua mereka punya obrolan sendiri.
"Clarisa nggak merepotkan kan?", tanya Dewi.
"Nggak kok,justru Bela jadi periang karena ada Clarisa,selama ini Bela biasanya murung dikamar dan tidak mau keluar kecuali makan dan saat berangkat sekolah..",kata Ayu panjang lebar.
"Loh?Memangnya ada masalah apa sampai Bela bersikap seperti itu?", tanya Dewi lagi.