Dia yang Terlalu Berharap

Di sekolah.

"Apa yang kamu katakan?! Pria itu ternyata adalah paman ketiga mu? Hahahahahaha." Setelah mendengar cerita Chi Yi, Su Yunhua tertawa hingga perutnya sakit. "Chi Yi, kamu sial sekali! Tidak mudah bagimu bisa pergi ke bar, eh… sekalinya ke bar malah bertemu dengan keluarga. Hanya memikirkan saja aku bisa tertawa, sungguh lucu sekali."

"Pergilah!" Dengan kesal Chi Yi mendorong Su Yunhua. "Kalau bukan karena kamu yang memberi ide buruk untuk pergi ke bar, nasibku mungkin tidak akan menyedihkan seperti ini. Tahukah kamu betapa tragisnya nasib ku kemarin? Dia menghukumku berdiri selama 5 jam, tumit kaki ku sampai sakit sekali!"

"Pfftt… rasakan! Chi Yi, paman ketiga mu lebih tua berapa tahun dari kita? Sepertinya usia pamanmu tidak jauh dari kita."

"Dia lebih tua 10 tahun dariku." Jawab Chi Yi sambil mengeluarkan buku dari tasnya dan memasukkannya ke laci meja.

"10 tahun? Wah, tidak jauh juga ya jaraknya." Kata Su Yunhua. Lalu, dengan wajah genit dia tersenyum, lalu mendorong-dorong kecil pundak Chi Yi dan berkata, "Hei! Kamu kan keponakannya, sudah tidak ada kesempatan lagi. Jadi, kamu kenalkan saja aku pada pamanmu, bagaimana?"

"..." Chi Yi memandang Su Yunhua dengan sinis dan berkata, "Tidak mau!"

"Mengapa? Dasar pelit! Jangan-jangan kamu menyukai paman ketiga mu ya?"

"Apakah kamu pikir aku sudah gila?!" Ucap Chi Yi. Dia mendenguskan napas dari hidungnya dengan berat dan berkata, "Aku tidak mau kalian berdua bersama! Kalau kalian bersama, aku harus memanggilmu bibi atau tante. Cih! Kamu ingin memperalatku ya? Tidak mau!"

"Dasar sialan, nilaimu tidak bagus, tapi otakmu cukup cerdik juga ya."

Pada saat itu, ponsel di kantong Chi Yi berbunyi. Sebuah pesan singkat muncul dari nomor yang tidak dia kenal. 'Pulang sekolah nanti aku akan menjemputmu pulang ke rumah keluarga Chi untuk makan.'

Apakah Chi Zuxu yang mengirimkan pesan singkat ini? Jadi, nomor ini adalah nomor ponselnya ya? Batin Chi Yi.

"Siapa yang mengirim pesan singkat itu?" Su Yunhua melihat ke layar ponsel Chi Yi dengan penasaran. "Pamanmu, ya?"

"Bukan." Jawab Chi Yi berbohong. Dia segera menyimpan kembali ponselnya, lalu berkata "Tidak tahu siapa, dari nomor tidak dikenal." 

Kenapa aku harus berbohong sih? Apa karena aku takut Su Yunhua akan meminta nomor ponsel Chi Zuxu? Sepertinya memang karena aku tidak ingin Su Yunhua menjadi bibiku. Benar juga, pasti karena hal ini, ujarnya dalam hati.

Sejak menerima pesan singkat dari Chi Zuxu, Chi Yi menjadi tidak tenang. Dia terus menerus melihat jam tangannya saat pelajaran, dia berharap waktu cepat berlalu. Dalam benaknya dia terus berkata, Mengapa belum juga waktunya pulang sekolah sih!

Kringgg… Kringgg… Kringgg...

Akhirnya, bel pulang sekolah pun berbunyi. Chi Yi langsung berlari dengan cepat ke luar sekolah, bahkan dia pura-pura tidak mendengar teriakan Su Yunhua di belakangnya. Dia hanya melambaikan tangan kepada temannya itu dan berkata, "Sampai jumpa besok!"

Ketika Chi Yi tiba di pintu gerbang sekolah, napasnya tersengal-sengal karena berlari. Dia kemudian menemukan mobil mewah berwarna hitam yang terparkir tidak jauh dari pintu gerbang, lalu berlari dengan bahagia ke arah sana. Sopir mobil tersebut segera keluar dan dengan sopan membukakan pintu untuknya. Ketika membungkukan badan untuk memasuki mobil, dia tidak melihat siapapun di dalamnya, hal itu membuat senyum di wajahnya tiba-tiba menjadi pudar.

"Paman Li, kamu sendirian? Dimana paman ketigaku?" Chi Yi bertanya kepada sang sopir.

"Tuan muda ketiga hanya berpesan padaku untuk menjemputmu. Selain hal itu, aku tidak bertanya."

"…..." Benar juga, Chi Zuxu tidak mengatakan dia akan datang menjemput Chi Yi untuk pulang ke rumah keluarga Chi, dia sendiri yang terlalu berharap akan hal itu. Aneh sekali, perasaan bahagia di hatinya tiba-tiba hilang begitu saja.