Perempuan itu bernama Rinar, seperti cahaya, binar mata yang membulat sempurna, bibir yang selalu basah, selalu menyimpan daya tarik luar biasa setiap kali ia tersenyum atau bicara dengan kemanja-manjaan, kerlingan matanya mampu menaklukan setiap lelaki, cara bahasa tubuhnya berdialog dengan suasana, mampu membuat siapapun terpana.
Ia adalah perempuan tanpa beban hidup sepertinya, lahir dari kesederhanaan, bersama keluarga kecil bahagianya yang menikmati hidup selalu dengan perasaan optimis, anak semata wayang ayah ibunya, terdidik dengan kasih sayang yang berlimpah, ia anak yang patuh dan sederhana , sama sekali bukan termasuk tipe anak perempuan yang mudah mengobral dandanan, hampir tak ada sesuatu yang terkesan seronok atau glamour.. dandanannya natural… seakan alami, seperti meminum teh hijau saja, menikmatinya memberi kita kesegaran, meski tak ada rasa lebih yang didapat, namun justru karena itulah kita menyukainya bukan ??
Tinggi tubuh langsingnya begitu mempesona, jenjang seolah-olah para seniman patung selalu mendapat inspirasi dikala memandangnya, kulit tubuh yang bercahaya, memutih alami, dengan jalinan urat-urat berwarna hijau yang samar tampak seperti benang-benang halus, membuat takjub semua mata yang memandang.. dan adalah bola mata yang membulat sempurna yang dimilikinyalah muara semua keajaiban, seolah dari pancaran kedua bola matanya.. surganya Tuhan bisa kita lihat dari sana.
Rahang yang tegas, bibir tipis. Dan lesung pipi yang tak sempurna, yang selalu memberi keindahan kala dia tersenyum. Senyumnya indah, tawanya indah, tatapan matanya indah… segalanya terlihat indah..
Setiap laki-laki pastinya akan terpikat.. ia seperti merpati putih.. seperti kijang betina, seperti bening embun… seperti putik pada mahkota bunga-bunga…
Hampir jam 2 dini hari…
Matanya terjaga dari rasa kantuk, ingin secepatnya ia membereskan pakaian-pakaiannya yang ia packing kedalam tas.. besok ia akan pergi. Meninggalkan kota ini, Tangerang.. hampir 3 tahun ia berada disini, mencari sesuatu yang mampu mendewasakan dirinya.. dan Tuhan telah memberi segalanya, pengalaman hidup terbaik.. tempat kerja yang mengasyikan, teman-teman yang begitu perhatian, kenangan terindah dalam hidupnya, Jhodi.. dan calon suami yang sangat sempurna.. Arya…
Bos sekaligus abang angkatnya.. Dimitri, pribadi yang sederhana lagi santun.. laki-laki yang malang, tapi selalu berusaha tetap terlihat ceria.. kehidupannya muram, tapi ia selalu terlihat tegar.. dimata semua orang, tamu-tamu resto chese cake nya... karyawannya.. pun termasuk dirinya.. mengenalnya adalah sebuah kesempatan untuk menjadi murid terbaik dari seorang guru yang sangat pengalaman akan perjuangan hidup, mengenalnya adalah waktu terbaik bagi seseorang seperti dirinya dalam mengilhami jalan hidup.
Adakah Sesuatu yang dicarinya selama ini? Bukankah segalanya kini terlihat nyata... kebahagiaan ini terlalu sempurna untuk di tolak... adakah apa yang diinginkannya Tuhan tak memberikannya ?? Ia berada pada ruang bahagia Yang terlalu manis, namun kenapa rasa-rasanya gundah itu selalu ada tercipta
Kecemasan akan masa depan, ketakutan bahwa suatu saat bahagia itu semua hilang, manusiawi kiranya jika manusia berada dalam ketakutan, tapi alasan untuk takut tak ia dapatkan... Rinar hanya bisa menangis dalam diam, airmata yang sama, untuk perasaan yang sama.. ia akan melepaskan seseorang dan berharap keputusannya tepat, ia yakin dalam kegamangannya sendiri.. ia bahagia dalam kekalutannya sendiri...
Perempuan semuda dia, berada pada satu keadaan yang menuntutnya untuk berpikir dewasa, terlalu takut, lantas terlalu hati-hati... semuanya telah memberatkan pikirannya, kehidupan ternyata tak semudah yang ia pikir.. bahkan ketika ia berada diujung detik paling penting dalam waktunya... ia harus memutuskan sesuatu, dan sesuatu itu jangan sampai salah, karena jika itu sampai terjadi ia adalah kesalahan yang akan disesali seumur hidupnya..
Memilih Arya, lantas melepaskan Jhodi.. menerima seseorang yang akan menjadi suaminya, tempat ia meniti kehidupan yang baru, memulai semuanya dari awal.. memulai segalanya sebagai sesuatu yang baru, kehidupan yang semakin mendewasakannya, bersama arya ia akan menjadi sempurna.. sebagai seorang istri penuh pengabdian.. sebagai seorang ibu yang akan mengajarkan banyak pelajaran hidup untuk anak-anaknya kelak, sebagai seseorang yang akan disayangi seutuhnya.. sebagai arti dari kata bahagia…
Semua laki-laki didunia ini sama saja, menjengkelkan.. selalu penuh misteri dan serba gelap, kiranya aku tak pantas untuk diperebutkan, hanya sekuntum bunga sepatu yang terlihat indah jika ia tenang dalam satu pot sendirian, tapi jika saja aku ada dalam kumpulan bunga-bunga disebuah flowers shop, maka aku bukan pilihan kiranya, masih banyak yang lebih segalanya dariku, lebih hebat… lebih cantik, lebih menarik.. aku bukan perempuan sempurna, tapi seseorang yang beruntung memiliki nasib yang diimpikan oleh banyak perempuan lainnya, aku bukan bidadari, hanya seorang peri kecil yang kebagian tugas menjaga taman surga.
Cintamu dan cintanya selalu membingungkan aku, menyeretku pada dilema tentang pilihan mana yang harus aku ambil, kamu mencintaiku, tapi dia juga lebih dulu mencintaiku.. kamu selalu ingin merasa dibutuhkan pun begitu juga dia yang selalu ingin tampak lebih bermanfaat bagiku.. Cinta ini kesusahan semata, dan kalian adalah dua laki-laki tolol memperebutkan satu tubuh yang tak mungkin bisa kubagi pada kalian berdua, kamu selalu ingin jadikan aku kekasihmu, tapi dia selalu lebih maju satu langkah darimu, entahlah.. ketika kamu baru mulai sayangi aku, dia sudah mencintaiku sedari dulu, ketika kamu tergagap-gagap mengecup keningku, dia sudah terbiasa mencium bibirku, ketika aku sedih, kamu hanya berani sebatas membelai rambutku, sementara dia sudah sangat fasih meredakan tangisku dengan hangat pelukannya, kamu pernah punya niat untuk menikahiku, dia sudah mendatangi kedua orang tuaku dengan janjinya.. sekarang semuanya telah terlambat…ketika waktu itu kamu menghadiahiku sebuah cincin perak, maka beberapa bulan sebelumnya ia telah mengikatku dengan cincin emas pada suatu acara sakral yang kami sebut "Pertunangan".
Satu sesalku adalah kamu tak pernah benar-benar berani untuk mendapatkanku Jho !!, kalah telak oleh dirinya yang lebih dulu mencintaiku, dan karena keterlambatanmu, aku harus menangis sepanjang perjalanan hidup ini membawaku kembali pulang kerumah, bersama dia yang kini menjadi calon suamiku.. pernah terbesit dalam pikiran untuk berlari dan kembali menemuimu, lantas tak jadi meneruskan rencana pernikahan ini dengannya, tapi sayang.. aku pun tak seberani itu, aku tidak ingin jadi perempuan paling jahat dimuka bumi ini karena mengkhianatinya, maka ikhlaskan aku dan ijinkan aku untuk mencintainya.. selamanya…
Tau kah kamu sayang !! tentang cintamu, aku telah menyimpannya didalam hati, didalam hati paling dalam jho..!! telah kusembunyikan semuanya dalam diam, aku ini perempuan dan kamu adalah lelaki, dan tetaplah jadi lelaki yang hebat tanpa harus aku yang pertama kali memintanya padamu.
Rindu ini mendendam dilubuk hatiku, cintamu yang semula manis kini memahit kelu dalam lidahku dan aku yang tak bisa menggenggammu selamanya merasakan dengan nanar bahwa ketiadaanmu disisiku hari ini, telah menohok kesadaranku bahwa tentang cintaku dan cintamu, hanya mimpi-mimpi dalam lagu melankolis semata.. sementara aku hanyalah seorang perempuan tentunya, meninggalkanmu adalah kepedihan hati, aku tak berdaya pada posisi ini, aku melemah.. aku ini seumpama daun yang merapuh jika tersakiti, dan kehilanganmu adalah sebenar-benarnya rasa sakit itu.
Perempuan sepertiku sangat nyaman berada didekatmu, kedewasaan sikapmu, caramu membuat hatiku selalu merasa senang, aku beruntung sayang !!! beruntung pernah mengenalmu, beruntung pernah merasakan indahnya hari-hari bersamamu, didekatmu aku selalu merasa diperhatikan, sangat diperhatikan.
Tangisku pecah mengingatmu bahwa kamu adalah semua kebaikan yang pernah aku inginkan dari seorang laki-laki, dan menguaplah kini semua harap ku itu, aku sakit karena harus meninggalkanmu pada akhirnya, buat aku.. kamu adalah segalanya.. teman ketika aku tertawa bahagia, teman ketika aku berbagi kesedihan.. teman tempat tumbuhnya cita-cita, kau yang selalu memberi semangat, kau yang selalu ada untukku bahkan ketika aku belum sempat memintanya.
Sayang aku tak pernah punya kesempatan untuk membalas semuanya, membalas cinta matimu, membalas semua kasih sayangmu yang berjuntai-juntai mengelayut dipundakku.
Lantas kita akan menepi pada kebaikan, pada rasa yang pernah singah untuk kita renungkan, mungkin inilah jalan dewasa itu, jalan kebaikan yang mesti aku tempuh.. inilah jalan hidupku jalan yang akan mengarahkanku pada kebahagiaan, jalan yang banyak diimpikan oleh yang lain.. cintamu menggagasku pada ujung pemikiran.. aku harus menentukan jalan hidupku sendiri, walaupun itu artinya aku harus menjalaninya tanpamu.
Semua kesedihan tentangmu, semua rasa tentangmu juga, yang terdalam hanyalah apa yang telah kau tinggalkan untukku sebagai kenangan. Akan aku simpan semua yang terindah darimu, dan semoga Tuhan yang akan membalas kebaikan hatimu dengan satu pahala yang akan mengantamu ke surga-Nya nanti.
Aku pasti kangenin kamu… Jho !!! Pasti....
Selamat tinggal harapan... terimakasih telah ada untuk ku selama ini...
........................….
Bertubi-tubi.. sakit karena kehilangan seseorang seperti pisau mengiris daging, berdarah-darah… terluka, tersayat-sayat.. perih, menyakitkan.. adakah rasa sakit pembanding dari sebuah sakit karena kehilangan ?? semua memudar tak ada yang sama.. tak akan ada yang menyamai.. kehilangan mengajarkan apa yang tak mampu menjadi harus adanya...
Kehilangan selalu mengajarkan sebuah ketabahan yang kekal, ia sempurna bagai mahkota bunga-bunga bermekaran disepanjang taman kehidupan..... ia sempurna bagai terang matahari.. kehilangan adalah kata menyakitkan.. kehilangan adalah keputusan teramat berat.. kehilangan adalah medan pertempuran hati bersama Tuhan..