Tentang cinta

Januari 2016,

Jhodi melamun, membayangkan apa yang terjadi di sore tadi, satu pertemuan rahasia, ia bahkan mesti berbohong pada sang ibu tentang siapa sebenarnya perempuan tadi, baginya lebih baik menyimpan rasa aman sedini mungkin daripada harus mengumbar benih kegalauan, teman adalah pilihan kata yang tepat pada status perempuan itu, satu hal yang jamak bagi sang ibu selama ini, begitupun bagi keluarganya, mereka tau Jhodi anak baik-baik, banyak yang berusaha mendekat kehatinya.. tapi Jhodi selalu berkelit mengatakan pada mereka, keluarga besarnya maklum bahwa semuanya hanyalah sebatas teman saja, seakan jamak.

Dan mereka pun percaya.

" tak pernah terpikirkan sedikitpun denganmu aku hanya bisa berteman saja, seandainya bisa aku ingin berteriak pada semua orang, tak sudi aku hanya menjadikanmu sebatas teman saja, aku mau lebih dari itu, teman hanyalah buah perkenalan tanpa rasa, seakan hambar saja rasanya, seperti rasa tawar pada gigitan sepotong roti ketika sarapan pagi, tak ada sensasi dilidah, tak ada rasa keju, atau selai buah sama sekali, padahal denganmu aku ingin merasakan sesuatu yang indah bagi hidupku, sebuah kehangatan, rasa tulus yang terdalam, aku ingin dicintai sepenuh hati, sepenuh jiwa selamanya… seperti apa yang Arya rasakan darimu selama ini.."

Sepasang ikan Memphis, juga beberapa ekor lemon fish berenang dalam dinginnya Aquarium, mereka diam menikmati heningnya malam, seakan lelah setelah seharian ini menyelam menikmati hidup.

Berebut makan ketika sang empunya Aquarium melempari remah-remah pakan makanan, lantas dengan agresifnya mencumbu sang kekasih yang selama ini setia mendampingi.. tapi ikan sepertinya tak pernah bisa tidur, mereka sekan diciptakan sebagai makhluk penjaga, sebagai saksi bisu melihat tingkah laku tuannya di sore tadi.

"katamu, jalanilah semuanya seperti air yang mengalir saja, dan inilah aliran air itu, ia mengalir sealami mungkin, tenang.. dan tak bisa kubendung barang sedetikpun, maka jangan kau tanyakan kenapa aku sangat menyayangimu, karena semuanya tak ada jawabannya sama sekali…"

Jhodi diam, matanya kosong.. kantuk belum juga menyerangnya, meski malam kian larut, ia tak bisa memejamkan matanya, masih dengan bahagianya ia pandangi foto seorang perempuan cantik di Blackberrynya sesekali ia tersenyum menikmati perasaan yang berkecamuk dalam hatinya, sepotong kabahagiaan kiranya, satu hal yang tak pernah ia duga –duga datangnya.

Diluar hujan gerimis menemani malam dalam kesyahduan, ada alunan orchestra.. ada suara piano berdenting, biola yang mengalun pelan, suara harpa yang dipetik berirama..lantunan Saxshophon beriringan menjaga ritme… dawai gitar.. merdu seruling mengalun, tabuhan perkusi…

"hujan ini malah membuat kita merasakan hangat, tapi bukan pada apa-apa yang telah diberikannya.. tapi pada segala sesuatu yang bukan menjadi miliknya..dan kita lantas menempelkan sesuatu yang akhirnya menjadi kenangan sepanjang waktu… menggenapi sunyi, kamu lantas akhirnya berlabuh di hatiku juga.. padahal sedari dulu telah ku tutup dermaga ini untuk semua perahu yang merapat.."

Kamar itu dingin, hanya warna violet yang menemaninya sedari dulu, padahal dari kemarin-kemarin ia ingin segera mengganti cat kamar dengan yang lebih fresh, mungkin warna orange, atau lemon, tidak musti mempertahankan warna violet yang mulai pudar.. seekor nyamuk menggigit daging betisnya, namun Jhodi terkesan acuh tak acuh, tak lama kemudian datang seekor lagi dan kali ini ia mengincar pipinya, plak !! satu tamparan meleset, dan kedua nyamuk itupun tebang saking kagetnya.

Jhodi kembali sibuk menggerakan jari dipermukaan layar blackberrynya, mengganti-ganti foto, namun tetap perempuan itu saja yang dilihatnya, cantik, manis, teduh.. semua seakan sempurna didapatinya..

"maukah kamu mencintaiku Rinar !? mencintaiku dengan setia, seperti kopi yang selalu mengabdi sepenuh hati menjaga mataku agar terjaga dari kantuk, biar kurasakan binar indah kasih sayangmu, seumpama mata biarkan ia selalu terjaga sepanjang malam, dalam cintamu, aku ingin merasakan ketagihan yang teramat sangat, seperi Kafein yang dilidahku terasa pahit namun itulah yang mampu menghidupkanku, kadangkala aku tak suka kopi yang dicampur gula atau creamer, aku ingin mencicipi kepolosan rasanya, sesuatu yang alami apa adanya, begitu pula denganmu, aku tak pernah suka sesuatu yang dilebih-lebihkan, aku tak pernah suka sesuatu yang bukan dirimu.. maka jadilah Rinar seperti ini untukku selamanya. yang cantik, yang sederhana.."

Kasmaran, cinta meletup-letup seperti semburan larva panas dikawah gunung berapi, bergejolak… bergemuruh sepanjang waktu.. suaranya tak pernah melemah, ia membisingkan seisi alam raya, memekakan telinga bagi siapa saja yang mendengar.. jatuh cinta itu memabukan.. tapi indah.. yang karena keindahannya, ia akan dikenang selamanya sepanjang masa.

Malam yang indah sayang !! selamat datang disungai hatiku, selamat datang diatas cahaya bulan kehidupan, mari.. berjalanlah pelan kearahku, dan kita akan menikmati sepi malam ini berdua saja, duduk diatas dermaga kayu, sementara kedua kaki kita, kita biarkan terendam arus aliran sungai dan mata kita tengadah keatas menatap bulan yang melengkung membentuk sabit yang indah, juga pada bintang-bintang yang bersinar jauh dari gugusannya.

Aku mencintaimu !

Lamunan jhodi mengawang-ngawang, memutar-mutar.. beriringan, saling menggenggam, hanya rasa.

Lantas dari rasa itu ia tau ia punya sesuatu yang berbeda dari sebelumnya, dari yang lainnya.. bukankah ini yang namanya gelisah ? bukankah ini yang namanya harap-harap cemas ?? dipeluk kehangatan ia tau ia punya cinta untuknya, untuk perempuan itu, tak pernah ragu.. tak pernah berbohong.

Disiang tadi sewaktu jeda istirahat kerja, roti-roti itu lantas menjadi semakin manis dari biasanya, ia yang sedari dulu terbiasa melahap bekal makan siang Rinar, mau roti isi selai kacang, Roti mentega.. roti isi sayuran, isi daging.. semuanya sama saja, tak ada rasa berbeda sampai tiba waktunya Tuhan mengirim rasa disiang tadi.. genggaman tangannya, senyumanya.. tinju manja kearah bahunya, menjadi berbeda sama sekali, berbeda dari rasa yang dulu-dulu, lantas mengundang tanda tanya selanjutnya, adakah Rinar juga merasakannya… ??? pertanyaan itu tenggelam, seiring tertelannya Roti-roti itu masuk ke kerongkongannya..

Menohok ulu hati, sesaknya kini menghantam dada, serasa pukulan gada.. terjangannya membuat ia limbung lantas tersungkur ambruk, Arya telah memilikinya, memiliki dia seutuhnya. Dia, perempuan itu.. mata hatinya !

"Aku tetap memilih jalan ini, biar berliku tajam dan penuh kerikil luka, aku tetap bahagia.. sebab disini ada cinta, cinta yang terus aku buru sampai mati esok hari.. kau tau ?? inilah gelisah, rasa yang memaksaku tenggelam kedalam satu ruang penuh tanda tanya, biar berlalu dan pergi dengan sendirinya, hingga disuatu waktu aku yakin bahwa ini adalah cinta, ia mengalir serupa air, dan tak mungkin bisa untuk kau pahami.. tak pernah bisa !"

Ujung kelu, cinta adalah misteri sepanjang masa… membicarakan cinta, membicarakan sesuatu yang tak nampak, bahkan lebih ghaib dari segala misteri yang pernah ada menjadi riwayat sebuah cerita, ratusan ribu orang membicarakan cinta, menerjemahkannya kedalam kata-kata.. ditulis diantara jutaan puisi, ia menjadi inspirasi lirik utuk lagu-lagu yang ditulis para musisi, cinta juga memberi rasa.. cinta juga memberi hati.

Di barat bumi ini, ada seorang perempuan yang begitu rela menjalani hari-harinya bersama suami yang tak pernah ia cintai, hanya karena permintaan orang tua, dan bukti pengabdiannya ia mau menjadi istri bagi suami yang 10 tahun lebih tua darinya, suami yang tak pernah memberi ia bahagia, kecuali sepasang anak yang kini mulai tumbuh dewasa.

Di bagian timur apalagi, ngerinya berbicara cinta, seorang perempuan memutuskan untuk tak menikah lagi setelah kematian suaminya yang sangat dicintainya, berpuluh-puluh lelaki datang melamar.. namun perempuan muda itu tetap bergeming mengikuti kata hatinya.. pagi-pagi buta ia bergegas ke makam suaminya.. mencabuti rumput yang tumbuh, pulang disiang hari dan sore harinya ia bergegas kembali kembali ke pemakaman membacakan do'a dan ayat-ayat Tuhan untuk dia, suami yang sangat dicintainya.. berhari hari.. sepanjang tahun.. tidak perduli hujan atau angin mengirimkan dingin yang menggigil..

Di selatan cerita cinta sedikit lebih manis, sepasang muda mudi memilih pergi dari rumahnya, memilih hidup terasing di kota asing untuknya, hanya untuk membuktikan cinta dan setia itu ada, setelah menikah, bertahun-tahun membina kehidupan cinta mereka, membawa seorang anak kecil mereka pulang ke rumah, menghadap orang tuanya.. orang tua bisa apa ?? melihat mereka berdua bahagia, hati yang mengeras akhirnya luluh juga..

Ada cerita Romeo Juliet.. ada cerita cinta putri cinderela.. ada cerita tentang ken arok dan ken dedes.. ada cerita sangkuriang yang mencintai ibu kandungnya..

Banyak kisah cinta, dan semuanya mengajarkan keikhlasan.. cinta seorang ayah yang rela banting tulang demi anak dan istrinya, si istri yang terkena penyakit kangker hanya mampu melihat perjuangan si suami dalam ketabahan, bukannya ia tak mau membantu.. baginya hanya sekedar berusaha untuk sembuh juga butuh perjuangan yang besar.

Ada juga cinta seorang kakak buat adik-adiknya, meskipun masih kecil ia terus berusaha mencari uang, mencari sesuap nasi untuk kehidupan adik-adiknya.. ia kini menjadi kepala keluarga setelah kedua orang tuanya meninggal… ada cinta dari seorang anak perempuan kecil yang mau berjualan kue demi membantu neneknya, agar ia dan adik laki-lakinya tidak kelaparan karena tak mampu membeli beras buat makan.. sepasang suami istri di masa kehidupannya yang hampir menjelang tutup usia, dengan kepedihan berusaha tegar dan tabah berjuang membesarkan seorang cucu laki-lakinya yang lumpuh karena cacat, mati-matian berusaha memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk sang cucu tercinta, bagi mereka hanya senyum dan tawa renyah sang cucu yang bisa membahagiakan mereka setelah kedua orang tuanya bercerai dan meningalkan sang anak yang masih kecil begitu saja untuk mereka rawat…

Kehidupan cinta adalah kehidupan rumit luar biasa, kehidupan cinta adalah pelajaran hidup yang tak diajarkan di bangku sekolah manapun, cinta menemukan bentuknya sendiri, dari sana tiap-tiap manusia mengembangkan nasib bagi masa depannya sendiri, cinta itu berkorban, cinta itu memberi, cinta itu menerima.. cinta itu sebuah cerita…

Lantas dicerita sebelah mana Jhodi akan meletakan ceritanya ? bukankah cintanya akan menjadi cerita yang menjadi sejarah.. sehingga kelak anak-anaknya tau tentang cerita masa lalunya ? Jhodi diam, memilih diam ketika segalanya terasa menjadi salah, Arya adalah teman bekerjanya, seorang partner yang sangat menyenangkan, Rinar apalagi.. ia perempuan yang bisa mendekat kehatinya, sangat susah untuk menolak kehadiran Rinar bagi hari-harinya, tapi emosi diri membantahnya bahwa ia bukan perusak hubungan orang, meski ia tau Arya dan Rinar akan menikah sebentar lagi, mengakui bahwa ia jatuh hati pada wanita itu.. menyingkirkan kemunafikan diri.. ia bersumpah sebelum janur kuning melengkung didepan rumahnya, sebelum undangan pernikahan disebar, ia akan mengejar cintanya, mengatakan pada Rinar betapa ia sangat mencintainya.

Di sore tadi setelah habis jam kerja, hujan gerimis menghalangi kepulangannya… tersentak ia menyadari seseorang telah sedari tadi berada disampingnya, Rinar…. Tersenyum ia kepadanya..

"pulang Jho.. ??"

"ya.."

"tapi hujan Jho !!"

"iya nih…"

"mau pulang bareng aku Jho ??"

"boleh, tapi nunggu gerimis ini reda dulu…"

"kelamaan Jho..!!"

"lalu ?"

"kita india-indiaan…. Mau ??"

"tawaran yang mengasikan.."

"susul aku Jho !! siapa cepat sampai halte depan dia juaranya…."

"ayo…."

"kejar aku shahruk khan…!!!"

"Tunggu aku khajol... !!"

Tersenyum, lantas tertawa terbahak-bahak.. Jhodi hanya melihat cincin dijari manis Rinar, berkilauan, berkilat-kilatan…