Alam permai blok A5,
pada malam yang diam, awal bulan september 2014
"kamu mau kan jadi pacarku..??" setengah menahan nafas, akhirnya kata-kata itu meluncur juga, seperti longsoran salju.. begitu saja, alami saja… Jhodi masih menunggu, dibiarkannya seseorang disana menjawab kata-katanya tadi.. ia mau bersabar menunggu detik-detik mencemaskan dalam hidupnya…
"maksud kamu Jho.. !?" wanita memang paling tau bagaimana cara mengulur sesuatu, pertanyaan dijawab pertanyaan kembali, terkesan disengaja agar seseorang yang diujung sana menjadi galau gundah gulana, sesekali ia melirik pada wajah boneka sapi yang dipeluknya, ada senyum lucu membayangkan dia.. laki-laki yang disana mengajaknya bicara lewat telepon mukanya memutih pucat pasi..
" aku tanya.. kamu mua gak jadi pacarku Rin !!?" si lelaki kembali mengulang pertanyaannya…..
"Emhh….." ada senyum tertahan dalam keraguan, ragu dalam memberikan jawaban apa yang pas pada situasi semacam ini, si perempuan tadi hanya bisa memeluk erat boneka sapi kesayangannya..
" sayang.. kita pacaran aja yuk… " suara si lelaki kini terdengar menghiba pelan, namun lebih berani.
" tapi kamu juga tau kan…??" si perempuan tadi berusaha menimpali, memotong pembicaraan pada waktu yang tepat..
"Aku tau sayang…!! Sebentar lagi kamu mau maried, aku juga ngerti sayang !! aku paham ko.., aku cuma mau rasa sayang ini ada endingnya, aku gak mau statusku ngambang aja.." si lelaki berusaha mencoba tegar, menguatkan perasaannya…
"gimana ya.. Jho !! aku bingung.." skak… Hening seketika.. si perempuan kembali mengapungkan pembicaraan menuju arah yang tak jelas..
"Sayang !! aku mau kamu jadi pacarku sampai hari pernikahan kamu tiba, aku mau status ku jelas, gak apa-apa kok... memang bakalan sedih sih, tapi itu lebih baik daripada keadaan yang gak jelas kaya gini.." masih menunggu, lelaki itu diam sesaat
"asal itu bisa bikin kamu bahagia aja.." si perempuan mencoba mencairkan suasana pada saat yang tepat, ia sepertinya tau bagaimana menyingkirkan awan mendung yang menggelayut di hati laki-laki tadi
"Tapi pacaran kita yang serius ya sayang…!" seolah tanpa ada penghalang dengan mudahnya si lelaki tadi memanggil seseorang yang disana dengan kata sayang…
"Ya.. aku mau ko jadi pacar kamu," langit sontak menjadi cerah.. dimalam yang dingin, bulan purnama terlihat lebih indah dari biasanya
"makasih… jadi kita pacaran sayang..!?"
" iya bawel… emh.. hapeku lowbet, udah dulu ya, aku juga mau bobo ngantuk banget nih…"
"iya sayang.. !! tidur aja gih…."
"emh.. tapi jangan panggil aku sayang didepan Pa Dimitri atau yang lainnya ya… aku takut aja, ga apa-apa kan ??"
"iya sayang !! tenang aja…"
"ya udah.. bye.."
"muaachh.. met' tidur ya….!!"
Kamar ini mendadak hangat dari biasanya, ada aroma kebahagiaan, warna ceria menyeruak memenuhi sudut-sudut kamar, rasa senang yang berlebih.. ada senyum, ada kebanggan diri, jika saja ia punya sayap, ia ingin terbang ke langit sana.. loncat dari jendela kamarnya, lantas mengepakan kedua sayapnya dan terbanglah ia ke surga, surga para bidadari..
Jhodi namanya, usia 25 tahun, ia seperti menara saja menjulang tinggi 182cm.. membuat siapa saja yang menatapnya akan kagum, body yang atletis dibalut kemeja lengan pendek pakaian sehari-harinya. Jeans belel itu menjadi trademarknya sendiri… ciri bahwa ia lelaki cuek, tapi tetap mengindahkan esensi berpakaian.
"Cinta telah ditemukan Rinar !!!" gumannya dalam hati…
Malam semakin diam saja, kamar yang biasanya penuh gelak tawa dari kakak-kakak dan adik perempuannya, serta sang ibu yang setia menemani kini tinggal sunyi tersisa, mereka memilih tidur secepatnya, yang ada hanya dia seorang diri, termenung, menyepi, mengakrabi sunyi, sesekali ia melongo keluar jendela, lalu melirik ke atas awan, malam ini lamunannya mengembara ke satu rumah yang lurus dengan pandangan matanya, disana.. di rumah itu, di satu kamar kos'an, diatas tempat tidur, seorang perempuan yang cantik tidur dalam kedamaian hati..
Seseorang yang selalu mewarnai hari-harinya, ialah alasan untuk satu perasaan yang selalu ia perjuangkan…
Menafakuri diam, ia susuri semua kenangan antara dia dan perempuan cantik itu, yang foto nya selalu menghias wallpaper di Blackberrynya , yang senyumnya selalu menyita sudut perasaannya, yang karenanya ia yakin ia telah berjalan pada kebaikan, jalan cinta jalan hidupnya…
Yang karenanya, mengalirlah imajinasi pada setiap puisi yang ditulisnya pada malam-malam hening seperti ini..
" Tuhan ! I
nilah jalan sunyi itu, tanpa suara aku seperti bisu dalam do'aku sendiri
Tuhan !
aku mencintai keajaiban cahaya, tanpa mata aku seperti buta dalam buai kasih sayang-Mu
Tuhan !
ijinkan aku melukis cinta dihatinya, sebab tanpanya aku tak tau nikmat hidup itu seperti apa.."
Menutup malam, laki-laki itu lantas mencoba sekuat tenaga memejamkan mata, tapi kantuk malah menjauh pergi, hanya gelisah menyeretnya pada suatu xenophobia yang menakutkan.. Plak..!! satu tamparan keras, seekor nyamuk terjungkal mati, setelah ia puas menghisap darah di pipi laki-laki itu sedari tadi..
DVD player lupa dimatikan.. pelan-pelan terdengar lagu yang distel dengan Volume terkecil. Lagu cinta favoritnya.. lagu kebangsaannya..
"Cerita ini tak lagi sama.. meski hatimu slalu disini, luluhkan kerasnya dinding hati, lihat aku dari sisi yang lain.."
.........................
Sementara itu, di satu sudut ruang yang lain, beberapa kilo meter tapi masih di kota yang sama dari tempat laki-laki tadi, seorang perempuan cantik, tertidur pulas, mata yang terpejam tenang, deru nafas pelan yang terdengar lamat-lamat, teratur seperti deru ombak di teluk yang dalam.. masih memeluk boneka kesayangannya, boneka seekor sapi lucu, yang entah karena alasan apa si pembuat boneka menciptakannya sedikit kurus dari kebanyakan boneka sapi lainnya, dengan mulut membesar seperti bengkak disengat lebah.. tapi karena itulah si perempuan tadi begitu menyanyangi'nya.. ia peluk boneka itu erat-erat seperti memeluk perasaan yang samar ia bisa bedakan dari perasaan-perasaan sebelumnya… boneka pemberian seorang laki-laki yang diam-diam sangat ia sayangi, boneka hadiah ulang tahunnya, pada satu malam perayaan yang begitu mengesankan…
Namanya, Arinnar Riyani Githa, nama cantik pemberian kedua orang tuanya, yang artinya cahaya kedamaian, mungkin seperti itulah kiranya, setenang paras cantiknya, selembut senyum di bibirnya, dan Tuhan menghadiahinya sepasang mata kecil yang membulat sempurna, mata yang indah, yang mengundang semua laki-laki untuk terpikat kepadanya..
Karena mata itu, seorang laki-laki bernama Jhodi, laki-laki pengecut yang baru berani mengungkapkan cinta ketika rasa sayang terhadapnya telah begitu kuat menjerat, dan ia hanya bisa menggigit jari ketika tersadar bahwa semuanya telah terlambat….
Dan karena mata itu pula, seseorang yang beruntung telah mempersiapkan sesuatu yang spesial untuknya, tanda ikatan hati, pembuktian bahwasanya laki-laki itu begitu menyayanginya.. laki-laki yang telah dipilih para orang tua, laki-laki yang dijodohkan Tuhan baginya, untuk bisa bersanding sampai ke pelaminan kelak….
Tadi, setelah jhodi selesai menelponnya, sebelum tidur, sebelum hapenya benar-benar Lowbet, seseorang mengirimnya sesuatu lewat Bbm messenger..
"Met'malem cantik.. udah tidur ya ?? aku kangen nih..!"
"belum ko.. beibh !! kenapa ??"
"Cincin penikahan kita udah aku pesan, aku yakin kamu pasti suka sama cincinnya, jadi udah gak sabar nih… !!"