Aku cemburu untuk alasan yang tak pernah jelas, kau tak pernah benar-benar selalu menyayangiku, aku tau itu, kau tak pernah benar-benar menginginkanku, ketika perasaanku ini terlalu meluap-luap kepadamu, kau hanya dengan sekali gerakan menjentikan ujung jari, memaksaku untuk meredam semua itu.. cemburu ini melelahkan, sangat melelahkan.. seperti berlari menanjak menaiki punggungan gunung yang tinggi, yang bahkan mataku pun tak pernah bisa melihat dimana titik puncaknya..
Cemburu itu pahit, sepahit batrawali, tumbuhan merayap sejenis pohon sirih, yang batangnya sangat pahit, hingga memberi efek kapok buat balita yang hendak disapih untuk tidak menyusu lagi pada ibunya.
Cemburu itu menyeramkan, kita seakan diantarkan pada satu ruang gelap, dimana mata tertutup kain, dan tangan terikat kebelakang.. ditiap detik seinci demi seinci makhluk-makhluk aneh aneka rupa mengerayangi tubuh kita, menyusup ke pori-pori kulit, merasuk semakin dalam.. semakin kedalam, ke satu bagian terpenting dalam panca indera kita.. melumpuhkan dan mematikan.. lantas kita akan buta dan tak bisa melihat, menjadi bisu tak mampu berbicara, telinga tuli tak mampu mendengar, hidung menjadi bebal mati rasa tak mampu menciumi aroma, lidah tak bisa lagi membedakan mana yang pahit, mana yang sejatinya manis..
Seperti itulah cemburuku.. melesat begitu saja, berbahaya dan sangat mengerikan, inilah resiko jadi orang yang kedua dihatimu, pun aku tau bahwa kau tak pernah menginginkan ini sebenarnya.. tapi caramu menyayangi dia benar-benar membuatku terbakar, pada setiap detik dan kesempatan kau selalu mengeja namanya tanpa beban, seolah aku tak pernah merasa keberatan nama itu kau sebut berulang-ulang, menyusup lembut kegendang telingaku, tapi malah merobek syaraf pendengaranku pada akhirnya.
Kau yang memberi isi, kau yang menuangkan sesendok sambal kedalam mangkuk baksoku, hingga membuat pedas rasa bakso yang kumakan padahal bukan inginku seperti itu, rasa kecap yang manis akhirnya tak berguna sama sekali.
Semua ini ada batasnya sayang, tapi tidak sekarang aku datangi batas itu… biarlah, aku tunggu kapan waktu itu akan datang menghampiri..
Antara aku, kamu dan dia.. kita telah memainkan satu permainan. Ibarat main bola sekarang aku telah kalah telak 7-0, mustahil untuk bisa menang.. tapi setidaknya sebagai lelaki aku harus tetap melanjutkan permainan ini, terus mengejar bola sampai batas waktu permainan berhenti. Maka apa yang telah aku perbuat untukmu hari ini, anggap saja itu sebagai upayaku untuk bisa memenangkan hatimu, memenangkan permainan ini meskipun itu adalah hal yang paling mustahil… tapi setidaknya bisa memperkecil skor ketertinggalanku mungkin.. jadi 7-5, hemmhh.. bisa jadi ???
Ajari aku sabar, seperti sabarnya anak-anak burung menunggu datangnya sang induk memberi makan, menunggu sepanjang hari.. terus menunggu.
Jika aku salah karena perasaan ini, maka bunuh sajalah aku.. biar terbenam dalam kesakitanku sendiri, hanya bila engkau kan menjadi bahagia aku rela mati supaya perasaan ini terbakar sebelum mekar menjadi bunga-bunga cinta, aku tau engkau akan menjadi benci setelah ini, akulah si pengecut itu yang lari terbiri-birit sebelum perang dimulai.. akh.. cintamu laksana cahaya bulan purnama, aku melihatmu disatu malam yang indah, kau datang dengan kecantikanmu, senyum yang manis, bola mata yang manis, aku takjub dibuatnya.
Menyaksikan keajaibanmu, namun tetap saja kaulah cahaya bulan yang sangat sulit aku gapai.
Kita berbeda jarak ribuan tahun cahaya… disini aku hanya bisa mengharap kelak suatu saat nanti kau bisa memahami arti cintaku ini.
.............................................….
Cemburu itu apa ?? yang aku cemburukan adalah aku tidak seberuntung mereka yang setia, bukankah menjadi indah jika seorang perempuan sepertiku hanya mengenal satu cinta dari satu pasangan dalam hidupnya, ia akan menjadi pendampingku kelak menuju masa paling membahagiakan, menikah lantas punya anak.. melihat mereka tumbuh dewasa, menikah dengan pasangan yang mereka cintai.. lalu menggendong cucu, akh.. terlalu konyol untuk orang sepertiku memikirkan itu, tapi taukah kamu.. cintamu melelahkanku.
Titik !!
Aku ingin hidup selayaknya orang hidup menjalani kehidupan normalnya, dan bukan berada pada labirin yang membingungkan aku tentang jalan mana yang mesti aku tempuh, aku ini hawa… makhluk paling lemah.. sementara cintamu dan cintanya hanya membebaniku saja, memberatkan akal pikirku saja.
Yang tak bisa aku larang adalah keinginanmu untuk mencintaiku, mengapa mesti aku jhodi ?? selayaknya kau bisa mendapatkan wanita yang lebih segalanya dariku, apa kelebihanku apa keistimewaanku ?? kau memburu sesuatu yang tak layak untuk kau jadikan buruanmu..
Kau datang ke padang yang tak bisa menjanjikanmu apa-apa… bahkan rumput hijau pun tak ada disini.. hanya kerikil dan pasir saja..