Sebelas

"Saya sudah menerima email dari sekretaris Bapak, kita akan bicarakan lebih lanjut nanti."

"..........."

"Baik, selamat malam." selesai menelpon dan mengecek brberapa email, aku tidak kembali ke dalam.

Aku duduk diluar gedung sambil mendengarkan musik dari laptopku. Ku lihat sekeliling, ternyata aku tak sendirian, ada gadis dengan kebaya coklat tengah duduk di kursi dekat pintu. Cantik, gumam ku, tanpa sadar aku tersenyum. Aku kembali larut dalam alunan musik yang ku dengar dari laptopku, saat ku membuka mata gadis itu sudah tidak di tempatnya lagi, entah kenapa aku merasa harus menemuinya. Aku kembali ke dalam, ku lihat sekeliling, ku perhatikan satu persatu tak kutemukan wajah cantik nan teduh tadi.

Mba, apa ini temanmu?" Ku tunjukkan foto gadis itu. Ya, aku sempat mengambil fotonya dari kejauhan.

"Ahh iya, baru saja pamit tadi, dia tunangannya Adrian anak pak Ardi, kau jangan mengganggunya."

"Apa aku terlihat seperti pengganggu?" dia hanya tersenyum.

Apa aku harus mencari tau siapa dia? Ahh tidak, dia sudah bertunangan benar kata kakak ku, aku tak boleh mengganggunya.

******

Entah mengapa hari ini aku malas untuk ke kantor, ku putuskan untuk menikmati pagi di taman, ini weekday pasti taman tidak terlalu ramai pikirku. Ku lajukan mobil ku dengan kecepatan sedang, aku memakai jeans selutut dengan kaos lengan pendek. Ya, aku hanya ingin bersantai menikmati pagi, setelah sampai aku memilih duduk di bangku taman, tak lupa ku bawa roti isi yang sudah Mama siapkan tadi. Aku melihat seorang gadis tengah duduk dibawah pohon dia menatap ke arah ku, apa dia mengenalku? Ah tidak mungkin, tak lama kemudian datang seorang pria dengan membawa dua botol air mineral. Mereka asyik bergurau dan lagi mereka berpelukan ditempat umum seperti ini. Cihh menjijikan, apa mereka tidak tau malu? apa mereka pikir hanya ada mereka berdua saja di taman ini? tunggu dulu, kenapa aku harus kesal seperti ini, bukankah itu hak mereka, aiihh aku menarik nafas panjang.

-------------------------------------------------

Di Kantor

Tok tok tok

"Iya masuk."

"Pak, di luar ada pak Sigit dari Pratama Company, beliau bilang sudah membuat janji sebelumnya dengan bapak, jadi saya langsung ajak beliau kemari."

"Oh iya, persilahkan dia masuk, buatkan minum untuknya."

"Baik pak, saya permisi." tak lama setelah Mega keluar, pak Sigit masuk.

"Pak Sigit mari, silahkan duduk."

"Terimakasih pak Raja. Ini hanya beberapa berkas penunjang saja, selebihnya nanti Pak Adrian sendiri yang akan membawa kemari, silahkan bapak lihat-lihat dulu, barangkali ada yang kurang nanti saya sampaikan kepada pak Adrian."

"Permisi, minumnya pak."

"Terimakasih Mega, kau boleh keluar. silahkan diminum pak Sigit."

"Ahh, iya pak Raja."

Aku membaca dengan teliti tiap isi berkas yang Pak Sigit bawa. Tunggu dulu, tadi dia menyebut nama Adrian, apa itu Adrian anak Pak Ardi,? dan ya aku ingat, gadis yang duduk di bawah pohon tempo hari itu gadis yang ku lihat di pesta pernikahan kakak ku, dia terlihat lebih manis tanpa make up, tanpa sadar aku tersenyum.

"Apa ada yang salah dengan isi berkasnya pak?"

"Tidak pak Sigit, oh iya saya dengar pak Adrian sudah memiliki tunangan."

"Sudah pak, mereka akan menikah dalam waktu dekat. Kalau begitu saya permisi pak, saya harus segera kembali ke kantor."

"Mari saya antar."

"Tidak perlu pak Raja."

"Tidak apa, saya hanya mengantar sampai depan, mari." aku mengantar Pak Sigit sampai lobby.

"Terimakasih pak Raja, senang bertemu dengan Anda."

"Sama-sama pak Sigit."

*******************

Di kamar

Mereka akan menikah dalam waktu dekat, kalimat itu terus saja berputar-putar di kepala ku, apa aku gila atau kurang kerjaan sampai harus terus memikirkannya. Karena tak bisa tidur, aku melihat-lihat foto kebersamaan ku dengan kakakku, aku tersenyum. Kita akan jarang bertemu mba, gumamku dalam hati, sampai pada foto yang ku ambil dari kejauhan. Ini foto gadis itu, kenapa aku terus saja memikirkanmu gadis. Waktu sudah hampir dini hari, tanpa sadar aku tertidur dengan ponsel masih dalam genggaman.