"Kapan kita liburan mas? Waktu itu kita tidak jadi ke Korea Selatan. Otak cantik ku ini perlu refreshing," benar, waktu itu kita tidak jadi liburan karena tanggalnya mepet dengan pernikahan sahabatnya, Caca.
"Iya sayang, nanti ya."
"Iya. Aku mandi dulu ya."
"Eits, nanti dulu. Sekali lagi ya?" Aku mendekap tubuhnya erat.
"Nanti malam 'kan bisa, mas."
"Nanti malam 'kan aku kembali ke Jakarta sayang," aku terus menciumi leher istriku, membuatnya sedikit mendesah, mesra sekali.
"Mas, kemarikan ponselmu." Aku memberikan ponselku dan kembali pada kegiatanku.
Tut ... tut ... aku menghentikan kegiatan ku dan melihat siapa yang Meera telpon.
"Kau menelpon Indra?" Aku bingung, untuk apa Meera menelpon Indra? Meera tidak menjawab.
"Halo!" aku ikut menempelkan telingaku agar bisa mendengar.
"Halo mas, ini Meera."
"Iya, ada apa Meera?"
"Aku mau minta tolong, bisa?"
"Minta tolong apa, aku usahain bisa. Kenapa?"