Panggilan Kerja

Sudah berhari-hari Venus melamar pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain, tapi masih belum ada jawaban. Mungkin karena mereka semua membutuhkan tenaga yang sudah berpengalaman. Sedangkan Venus baru saja lulus kuliah dan belum memiliki pengalaman kerja. Padahal Nina mengajaknya bekerja di perusahaan papanya, tapi Venus tidak mau karena dia ingin mendapatkan pekerjaan dengan kemampuannya sendiri. Tapi dia tidak berputus asa, dia terus memasukkan lamaran ke perusahaan-perusahaan kecil dan besar. Sampai suatu ketika dia mendapat telpon dari salah satu perusahaan besar untuk wawancara. Venus sangat gembira dan seakan tidak percaya dengan semua ini, karena perusahaan itu adalah perusahaan yang sangat besar dan terkenal di Indonesia.

Pada hari yang telah ditentukan, Venus datang ke perusahaan itu untuk melakukan wawancara. Setelah menunggu kira-kira 15 menit, Venus disuruh masuk ke sebuah ruang yang terdapat tulisan " Gerry Wicaksono ".

" Selamat Pagi, Pak!" ucap Venus. Dia melihat seorang pria sedang duduk didepannya sambil serius melihat kertas-kertas yang ada dimeja.

" Pagi!" jawab pria itu sambil melihat kearah Venus. Cantik juga dia, batin pria itu tanpa melepaskan pandangannya dari Venus.

" Maaf, Pak...Gerry! Saya Axelian Vrnus Wijaya," ucap Venus.

" Ya...ya...saya tahu. Saya Gerry Wicaksono, yang akan mewawancarai kamu. Ok, kita mulai!" jawab Gerry. Lalu mereka terlibat percakapan serius. Cukup lama juga mereka berbincang-bincang, sampai Hp Gerry berbunyi.

" Halo, Bos! ... Iya, Bos! Ini sebentar lagi selesai. Ok, Bos, siap!" jawab Gerry pada si penelpon.

" Mulai besok anda sudah bisa mulai bekerja, jangan sampai terlambat, Ok!" ucap Gerry sambil berdiri dan mengulurkan tangannya ke Venus.

" Apa, Pak? Sa...saya beneran diterima?" tanya Venus sambil ikutan berdiri, dia masih tidak percaya akan apa yang didengarnya. Gerry mengangguk. Lalu Venus membalas uluran tangan Gerry dan mereka bersalaman.

" Terima kasih, Pak! Sekali lagi trrima kasih! Saya jamin bapak tidak akan menyesal dengan menerima saya disini. Saya akan bekerja keras demi kemajuan perusahaan," tutur Venus sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Gerry tersenyum, aku sudah merasa menyesal dengan menerimamu disini gadis cantik, kamu tidak tahu rencana apa yang akan kamu hadapi disini. Maafkan aku gadis cantik, ucap Gerry dalam hati. Gerry merasa bersalah terhadap Venus, karena menurut dia Venus adalah seorang gadis yang baik, cerdas dan pekerja keras. Setelah Venus pergi, Gerry membuka pintu yang ada di dalam kantornya.

" Tidak bisakah lo bicara pada Viola? Dia seorang gadis yang baik menurut gue," ucap Gerry sambil duduk di sofa yang ada di dalam ruangan itu. Seorang pria yang sangat tampan dengan pakaian yang melekat sangat pas ditubuhnya menatap Gerry tajam.

" Pasti dia sangat cantik!" ucapnya.

" Ini bukan masalah wajah, Bos! Tapi dia begitu...baik, sampe gue pikir dia nggak mungkin bisa menyakiti lalat," tutur Gerry.