Tidak terasa seminggu sudah Venus bekerja di perusahaan itu. Venus sangat senang bekerja disini, karena Gerry sangat baik padanya. Kadang Gerry memberinya makanan untuk makan siang. Venus jarang sekali meninggalkan mejanya, karena Gerry tidak mengijinkan dia kemana-mana meskipun dia pergi keluar.
Hingga pada suatu pagi, Venus datang ke kantor seperti biasa. Dia mempersiapkan berkas yang akan diletakkan di meja Gerry ketika dia mendengar ada suara benda jatuh di dalam ruangan Gerry. Venus menghentikan kegiatannya dan berjalan ke arah pintu, dia menempelkan telinganya ke pintu ruangan Gerry. Terdengar suara laci kabinet tertutup. Venus kaget, dia berfikir kalo pasti ada pencuri di dalam ruangan Gerry, karena tidak ada seorangpun yang memiliki kunci ruang selain Gerry dan dirinya. Venus mengambil sapu yang ada di pojok ruangan dan membuka pintu secara perlahan. Dilihatnya seorang pria berkaos putih, dengan celana panjang dan memakai sandal berdiri didepan kabinet yang terbuka sedang membaca berkas. Dengan cepat Venus mengayunkan sapunya kearah pria tersebut. Tapi tanpa disangka-sangka pria itu berbalik dan dengan cepat menangkap kedua tangan Venus dan mendorong tubuh Venus ke kabinet. Venus terkejut dan akan berteriak, tapi dengan cepat pria itu membekap mulut Venus dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang kedua tangan Venus keatas. Kedua kaki Venus dihimpit oleh pria itu dengan erat. Venus berusaha menggerakkan tubuhnya, tapi kekuatannya tidak berarti apa-apa. Akhirnya dia menyerah dan menatap pria itu. Ya, Tuhan! Pria ini sangat tampan, hidungnya mancung dan bibirnya merah sekali. Wangi parfumnya membuat Venus merasa nyaman dan serasa tersihir oleh dirinya.
" Berani memukul saya, hah?" ucap pria itu dengan aroma mint yang keluar dari mulutnya. Sekali lagi Venus terbuai dengan aroma itu.
" Emmm...emmmm...emmmm..." ucap Venus. Pria itu menyadari kalo dia membekap mulut gadis itu sehingga dia tidak dapat berbicara dengan jelas.
" Jangan teriak! Awas!" perintah pria itu. Huh! Sombong sekali!
" Bapak siapa? Kenapa ada diruangan Pak Gerry?" tanya Venus dengan pelan. Dadanya bergemuruh tidak karuan karena ditatap oleh pria itu. Dia sudah tidak perduli seandainya pria itu mendengar gemuruh di dadanya, karena jarak mereka yang begitu dekat. Tiba-tiba pintu ruangan Gerry terbuka.
" Apa aku harus keluar dulu?" tanya Gerry saat melihat adegan di dalam ruangannya.
" Pak Gerry dia...."
" Diam!" ucap pria itu dingin saat mendengar Venus akan berbicara. Venus seketika terdiam dan menutup matanya.
" Ayolah, Bos! Kamu menakuti gadis itu!" ucap Gerry. Bos? Apa? Bos...kata Pak Gerry! batin Venus. Perlahan Venus merasakan tangannya terlepas dari tangan pria itu, lalu dia berani membuka matanya. Kemudian pria itu masuk ke pintu yang ada disamping kabinet. Jadi itu ruangan Bos, aku kira pintu kamar kecil, batin Venus.
" Apa kamu akan berdiri saja disitu?" tanya Gerry. Venus tersenyum dan berjalan kearah pintu.