Dendam Yang Membara

Ya Tuhan, perasaan apa ini? Kenapa dada gue terasa sesak, perut gue... seperti dipenuhi oleh ribuan kupu yang berterbangan. Matanya yang bulat seakan menelan gue bulet-bulet. Kulitnya yang halus membius gue dan bibir itu, kenapa begitu menggoda dan ingin gue nikmati. Ahhhhh! Sialan! Gue nggak boleh seperti ini. Gue harus tetap pada rencana Viola. Gue nggak kenal dia, dia bukan siapa-siapa selain gadis penggoda. Gerry aja sampe jatuh hati padanya. Dasar gadis brengsek, pura-pura lugu dan baik, padahal livik dan berhati srigala. Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu. Tok! Tok! Tok!

" Masuk!"

" Bisa lo ceritain apa yang baru aja terjadi?" ternyata Gerry yang mengetuk pintu. Pria itu hanya diam sambil membenarkan dasinya.

" Bapak Calleb Atmaja yang terhormat! Saya berhak mendapatkan penjelasan!" tutur Gerry agak sedikit marah. Tapi yang diajak bicara hanya diam saja tanpa mengatakan apapun. Sialan, nih, orang! Bikin gue penasaran aja! Jangan-jangan dia udah main sosor aja si Venus, batin Gerry.

Seharian ini Gerry uring-uringan terus, sehingga membuat Venus heran dan bertanya-tanya ada apa dengan atasannya yang satu ini. Venus jadi merasa tidak nyaman dan merasa bersalah. Saat makan siang Venus pergi ke kantin yang ada di lantai dasar kantor. Pegawai-pegawai pria yang ada di kantin semua terpesona dengan kecantikan Venus.

" Hei! Tu bibir ditutup! Gak liat apa sudah seember iler lo!" ucap seorang wanita pada teman prianya yang melongo saat melihat Venus masuk. Dengan cepat pria itu menutup mulutnya.

" Venus! Sini!" panggil wanita itu sambil melambaikan tangan ke Venus. Venus yang merasa dipanggil melihat ke arah wanita itu, lalu dia tersenyum sambil berjalan menuju meja wanita itu.

" Mbak Tasya!" ucap Venus.

" Tumben turun? Biasanya kalo nggak pulang nggak bakal turun," tutur Tasya.

" Lagi pengen makan disini mbak, bosen diatas terus," ucap Venus.

" O, ya, kenalin Ven! Ini atasan gue Bayu!" kata Tasya. Venus melihat kearah Bayu yang duduk di depan Tasya.

" Hai! Gue Bayu Dirgantara! Panggil aja Bayu ato Bay," ucap Bayu sambil mengulurkan tangan. Venus menyambut uluran tangan Bayu dan tersenyum.

" Saya...,"

" Venus kan!? Gue udah tau, siapa yang nggak tau lo. Semua cowok jomblo disini pada memohon jadi pacar lo. Lo liat tu!" tutur Bayu. Venus langsung melihat kearah yang Bayu tunjuk dan memang benar, semua pria yang ada di kantin ini menatap dirinya tanpa kedip. Malah ada yang melambaikan tangan padanya. Venus hanya terdiam dan menikmati makan siangnya.

Sementara itu tanpa disadari Venus, sepasang mata sedang mengamati gerak-geriknya lewat layar laptop. Tanpa sadar tangan orang itu menggenggam erat sehingga kulit tangannya terlihat merah. Dasar wanita gatal, ternyata kamu memang suka menjadi pusat perhatian ya. Dasar prnggoda, batin pria itu. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.

" Halo! Ya?...Iya, kasih saya waktu, saya sedang mempelajari gerak-geriknya...secepatnya saya akan membuat dia hancur...Ok! Bye!" pria itu menutup ponselnya dan kembali melihat laptopnya.Terlihat Venus sedang tertawa dengan Bayu. Hal ini semakin membuat pria itu marah, lalu menggebrak meja.

" Nikmati aja hari-hari bahagia lo, karena sebentar lagi lo akan menangis darah," ucap pria itu.