" Gerry! Gerry!" teriak Calleb dari dalam ruangannya. Venus yang saat itu sedang membereskan berkas mendengar suara Bosnya. Tapi Venus takut untuk menjawab, karena dia takut apabila harus berhadapan dengan Bosnya itu. Dia tidak mau lagi merasakan perasaan yang pernah dialami saat pertama bertemu dengan Bosnya.
" Gerryyyyy!" teriak Calleg. Venus sampai kaget mendengar teriakan Bosnya. Tiba-tiba Calleb membuka pintu dan melihat Venus sedang berdiri didepan kabinet sambil memegang map dan menutup matanya. Calleb tersenyum sinis. Gadis bodoh! Kenapa dia menutup matanya, batin Calleb. Ya, Tuhan! Jangan sampai dia mendekati aku! batin Venus. Tapi...bau parfum ini...astaga...dia mendekat, batin Venus semakin merapatkan matanya. Apa ini, bibirnya kenapa merasa menempel ke sesuatu yang...Venus membuka matanya dan...
" Emmmm..." Venus terkejut melihat bibirnya telah dicium oleh Bosnya. Tanpa sadar map yang dipegangnya terjatuh dan dengan sekuat tenaga dia mendorong dada beton Bosnya lalu menamparnya. Meskipun dia merasa jantungnya berdegup kencang dan beribu kupu-kupu berterbangan diperutnya saat bibir Bosnya menyentuh bibirnya, tapi tidak seperti ini caranya, batin Venus
" Maaf, Bos! Saya bukan wanita yang seperti Bos pikir!" ucap Venus, lalu dia berlari keluar ruangan, sambil menangis. Sementara Calleb merasa seperti dipermalukan karena tamparan itu. Selama ini belum ada wanita selain Viola yang berani melakukan itu. Calleb duduk di sofa yang ada diruangannya. Dia mengambil rokok yang ada di meja dan menyulutnya. Kalo memang Venus wanita penggoda, pasti dia tidak menolak saat dicium Calleb. Tapi kenapa Venus bilang seperti itu dan seakan-akan itu adalah ciuman pertamanya? Hahhhhh! Bikin pusing aja! Dan kenapa perasaan itu datang lagi, perasaan yang sama saat pertama gue ketemu dia. Ponselnya berbunyi, nama Gerry tertera dilayar Hp.
" Halo! Ya?..." tanpa mendengar lebih lanjut, Calleb mematikan Ponselnya, lalu dia menghidupkan layar laptopnya dan menyelakan kamera CCTV. Dia mencari sosok Venus, ternyata dia melihat Venus menangis di depan toilet. Calleb merasa bersalah pada Venus, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Keesokan harinya Venus izin tidak masuk kerja dengan alasan gak enak badan. Gerry bermaksud membawa Venus ke dokter, tapi Venus menolak dengan halus, padahal Gerry sudah memohon-mohon agar Venus mau, tapi tetap saja Venus menolak. Dan kerjadan ini membuat Gerry marah tapi dia tidak berani marah pada Calleb, karena percuma saja gak akan dihiraukan oleh Calleb. Gerry hanya bisa bekerja sambil ngomel-mgomel sendiri.