Venus duduk ditepi ranjang sambil memikirkan kejadian kemarin pagi. Dia masih tak habis pikir kenapa Bosnya melakukan itu padanya. Dia meraba bibirnya sambil memejamkan mata, rasa lembut bibir Bosnya masih saja mengganggu pikirannya. Kenapa kau menciumku? batin Venus.
" Hei! Masih ngelamunin dia?" tanya Nina tiba-tiba.
" Siapa?"
" Siapa lagi? Bos kamu!"
" Emang siapa dia? Keluarga bukan...pacar juga bukan," jawab Venus. Nina memandang sahabatnya itu dengan pandangan penuh selidik.
" Kamu...gak jatuh cinta sma dia, kan?" tanya Nina. Venus memandang Nina, lalu mengalihkan pandangannya ke Hpnya. Nina yakin kalo sahabatnya ini sedang jatuh cinta. Dia tidak pernah melihat Venus seperti ini. Venus adalah gadis yang rapi, bangun, mandi, makan tiap hari pada waktu yang sama. Dia tidak pernah sekalipun terlambat atau menunda apa yang dia kerjakan. Tapi sejak peristiwa pertama kali dia bertemu Bosnya, Venus jadi berbeda, dia sering melamun, tidur lambat, makan tidak teratur dan yang parah dia lupa sudah makan apa belum.
" Apa beda Ben sama dia?" tanya Nina. Venus tersentak mendengar pertanyaan Nina.
" Beda, Nin! Bagai Bumi dan Langit!" jawab Venus tanpa melihat Nina.
" Ben adalah pria bertanggung jawab yang sangat baik dan sangat mencintaiku," jelas Venus.
" Dan dia?" tanya Nina lebih lanjut.
" Cal itu pria sombong yang seenaknya sendiri dan tidak perduli dengan perasaan orang," jawab Venus penuh emosi. Nina terkejut mendengar penjelasan Venus, sahabatnya ini benar-benar berubah.
" Sejak kapan kamu manggil dia dengan nama aja? Kamu jatuh cinta sama dia, kan? Aku tau kamu, Ven," tutur Nina. Venus menatap Nina dengan pandangan bingung, dia baru sadar dengan apa yang dikatakannya.
" Sudahlah, Nin! Kita gak usah ngebahas lagi masalah ini, Ok! Aku balik, ya! Makasih kamu mau nemenin aku sehari ini. Nina mengangguk lalu memeluk sahabatnya. Kemudian Nina mengantar Venus pulang ke Kosnya dan langsung balik, karena mau pergi mengantar mamanya. Venus membuka pintu pagar Kos, lalu naik ke lantai dua. Saat akan naik tangga, Venus bertemu dengan sesama penghuni Kos.
" Ven! Gila lo! Nemu cowok gitu dimana? Kenalin gue dong sama temen-temennya, kali aja ada yang mau sama gue!" ucap teman kos Venus. Venus heran mendengar ucapan temannya itu.
" Iya, Ven! Kenalin gue juga, dong!" ucap temannya yang satu lagi. Venus semakin gak paham dengan perkataan mereka. Mereka ngomongin apa, sih? batin Venus.
" Venus!" panggil seseorang. Venus membalikkan tubuhnya.
" Mbak Yana! Ada apa, mbak?" tanya Venus.
" Ada yang mencari kamu!" ucap Mbak Yana. Venus mengkerutkan dahinya.
" Siapa, mbak?" tanya Venus.
" Hai!" sapa orang itu. Venus terkejut setelah melihat siapa yang mencarinya. Tubuhnya membeku dan dadanya berdebar keras.
" A...an...da...?" ucap Venus gugup.
" Mbak tinggal dulu, ya, Ven! Ajak dia masuk ruang tamu! Kasihan, dia disini sejak jam 4 sore tadi," ucap Mbak Yana kemudian pergi meninggalkan Venus.
" Trima kasih, mbak!" ucap Venus sambil tersenyum.
Apa? Dari jam 4 sore? Ini sudah jam 10 malam, apa sebenarnya mau orang ini? Apa dia mau aku mati gara-gara sikapnya padaku? batin Venus.
" Bisa kita...,"
" Kita sebaiknya duduk disini, ...karena ini Kos untuk wanita... jadi ...pria ...dilarang masuk," ucap Venus gugup, sambil duduk di kursi taman yang ada dihalaman Kos. Calleb akan duduk disebelah Venus, tapi melihat Venus yang mengalihkan pandangannya ke tempat lain, akhirnya dia duduk di kursi lainnya. Agak lama mereka saling terdiam.
" Ma'af!" ucap Calleb. Venus masih diam, dia takut menatap Calleb.
" Ma'af!" ucap Calleb lagi, lalu dia berdiri dan pergi meninggalkan Venus yang heran melihat tingkah lakunya.
" Bisa kamu bayangin? Dia dateng dari jam 4 sore, nungguin aku terus cuma buat bilang...ma'af...ma'af! Menurut kamu gila, nggak? Bikin gemes tahu! Eeeehhhh! Dasar pria sombong!" tutur Venus yang sedang menelpon Nina. Nina tertawa mendengar Venus marah-marah, akhirnya sahabatnya ini jatuh cinta juga. Nina merasa senang mendengarnya.