Hari yang dinanti pun akhirnya tiba, besok adalah hari pernikahan Revan dan Kiara, semua persiapan mulai dari konsumsi, fitting baju hingga pelaminan semuanya sudah 90% sudah siap semua, sementara Kiara dan Revan tak bertemu sama sekali mereka hanya saling komunikasi lewat ponsel masing masing
dan keesokan harinya, akhirnya Revan pun siap untuk melaksanakan ijab qobul di rumah Dinda, ia duduk didepan penghulu dengan mengenakan stelan jas berwarna putih, sementara Kiara masih bersiap siap didalam kamar Dinda
"aduuuhh ! Kiara !.....kamu cantik banget !, aku gak nyangka ya kamu secantik ini, dan aku merasa senang kamu akhirnya menemukan orang yang benar benar tulus mencintai dan menyayangi kamu" ucap Dinda didalam kamarnya sambil memegang tangan Kiara yang duduk didepannya, sambil mata Dinda mulai berkaca kaca
"makasih ya Din ! aku juga berdoa agar kamu juga menemukan seseorang yang akan mencintaimu setulus hatinya dan aku minta kamu juga sering sering menemui aku meskipun aku sudah menikah" ucap Kiara dengan raut muka yang juga mulai bersedih dan merekapun akhirnya saling berpelukan
saat mereka sedang asyik saling berpelukan melepas kesedihannya tiba tiba "lho....lho....lho....!! kalian berdua ini ditingguin dibawah, malah enak enakan berpeluk pelukan disini, apalagi pakai acara nangis nangisan segala, harusnya kalian kan senang, Kiara mau menikah" ucap ibundana Dinda yang tiba tiba muncul didepan pintu kamar Dinda
"mama....bikin orang kaget aja ! ini itu air mata kebahagiaan ma !" jawab Dinda yang terkejut dan berusaha menyembunyikan perasaannya
"sudah ! sudah !, sekarang bawa Kiara turun, Revan dan keluarganya sudah menunggu dan sepertinya Revan sudah tidak sabar untuk menjadikan Kiara sebagai istrinya" goda ibundanya Dinda yang membuat muka Kiara memerah karna malu
mereka pun segera keluar dari kamar Dinda dan segera menuju ketempat dimana akan dilangsungkan ijab qobul, nampak beberapa tamu yang ada diruangan tersebut begitu kagum melihat kecantikan Kiara yang berjalan didampingi Dinda dan ibundanya, dengan mengenakan kebaya warna putih, begitu juga dengan Revan yang tak henti hentinya memandangi gadis yang duduk disampingnya dan segera menjadi istrinya
tak lama kemudian acara ijab qobul pun segera dilaksanakan, dan terdengar kata "saaahhhh" dari beberapa orang yang ada ditempat itu, maka sejak saat itu Kiara akhirnya sudah sah menjadi istri Revan
Kiara segera mencium tangan Revan suaminya dengan sedikit rasa gugup dan Revan pun membalasnya dengan mencium kening Kiara, nampak raut muka Kiara memerah karna malu, dan setelah itu Kiara pun menyalami dan mencium tangan kedua orang tua Revan yang sekarang sudah menjadi mertuanya, nampak diwajah ibundanya Revan senyum kebahagiaan menerima Kiara sebagai menantunya
kemudian Kiara pun menyalami dan mencium tangan kedua orang tua Dinda yang sudah ia anggap seperti orang tua nya sendiri
"selamat ya sayang ! kamu sekarang sudah sah menjadi seorang istri" kata kata itu terdengar ditelinga Kiara saat ia memeluk ibundanya Dinda, air mata Kiara pun tak bisa terbendung lagi, nampak ia menitikkan air mata kebahagiaan, begitu juga saat ia memeluk Dinda dan kan Satria yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri
dalam hati Kiara seaakan tak percaya, kalo sekarang ia sudah benar benar sah menjadi istri lelaki yang begitu terkenal dikota tersebut, lagi lagi ia menitikkan air mata mengingat seandainya kedua orang tuanya masih ada, tentu mereka juga akan bahagia melihat anaknya menikah, tapi buru buru Kiara mengusap air matanya, ia tak mau membuat Revan dan semua tau kalo ia sedang menangis
- - - - - - - -
kemudian malam harinya dilanjutkan dengan resepsi pernikahan dirumah Revan, resepsi tersebut terbilang sederhana karna hanya dihadiri oleh beberapa keluarga dan teman dekat keluarga Revan, semua itu atas permin taan Kiara
nampak Kiara dan Revan menyalami beberapa tamu yang datang, yang dibilang masih keluarga dan teman dekat keluarga Revan
melihat Kiara yang duduk disebuah kursi dekat dengan pot bunga besar di sudut ruangan sambil sedikit melamun, Revan pun menghampirinya "kamu kenapa sayang ?" tanya Revan pada Kiara yang kini sudah sah menjadi istrinya
"a...anu...a...aku tidak apa apa, aku hanya sedikit capek, karna harus berdiri dengan mengenakan sandal yang haknya terlalu tinggi" jawab Kiara yang sedikit gugup karna tiba tiba Revan sudah ada didekatnya dan sudah menggenggam tangannya, ia ingin melepaskannya karna ia merasa malu dengan orang orang disekitar mereka, tapi batin Kiara berkata lain, ia tak mungkin melakukannya karna sekarang Revan sudah sah menjadi suaminya dan sebenarnya Kiara pun begitu menikmatinya
"tapi aku lihat dari tadi kamu melamun, seperti ada sesuatu yang sedang kamu fikirkan, ada apa ? kamu gak suka dengan semua ini ?" tanya Revan lagi, dengan makin erat menggenggam tangan Kiara
"kenapa Revan bisa tau kalo aku sedang memikirkan sesuatu" gumam Kiara dalam hatinya, Kiara sempat berpikir apa yang akan ia lakukan, mengingat malam ini adalah malam pertamanya dan tak mungkin ia menolak kalo Revan megngajaknya melakukan hubungan layaknya sepasang suami istri karna itu sudah menjadi kewajiban Kiara meladeninya karna sekarang Revan sudah menjadi suaminya dan ia berhak atas dirinya
"Kiara sayang ? lihat aku, kamu bilang kalo kamu ada sesuatu yang mengganjal dipikiran kamu, aku sekarang sudah menjadi suami kamu, aku akan selalu menyayangi kamu dan mencintai kamu selamanya" ucap Revan sambil kedua tangannya menggenggam pipi Kiara dan mengarahkan wajah Kiara untuk menatap ke arah dirinya
"a...aku gak ada apa apa kak ! aku kan sudah bilang kalo aku cuma capek aja" jawab Kiara dengan wajah yang sedikit memerah
"ya sudah ! kalo kamu memang capek, kamu duduk aja dulu disini jangan kemana mana, atau kamu istirahat aja dulu dikamar" ucap Revan
"gak usah kak ! lagian acaranya juga mau selesai, aku disini aja" jawab Kiara sambil tersenyum ke arah Revan
"cie.....cie....ciee....!! si pengantin baru kayaknya sudah gak sabar ya, pengen cepet cepet masuk kamar" goda Dinda yang tiba tiba muncul dan langsung duduk disebelah Kiara
"apaan sih kamu Din ! ngagetin orang aja" seru Kiara
"oh ya Din ! untung kamu datang, tolong kamu temani Kiara bentar ya ! aku mau menemui orang tua ku, ada yang mau aku bicarakan bentar" ucap Revan kemudian meninggalkan Kiara dan Dinda
"Ki....kayaknya pak Revan, bener bener sayang banget ya ama kamu ! dia begitu perhatian ama kamu, aku gak nyangka orang yang terkenal begitu dingin dan sombong, bisa berubah 360 derajat didepan kamu" ucap Dinda sambil memandang ke arah Revan berjalan, sementara Kiara tak menjawab apa apa ia hanya menatap jauh kedepan
"kamu kenapa Ki ? kayaknya pikiran kamu gak disini deh ?" tanya Dinda yang melihat ke arah Kiara dan ia tau kalo Kiara sedang memikirkan sesuatu
"gak ada apa apa kok Din ! mungkin karna aku terlalu capek aja" jawab Kiara, dan ia tidak menyangka kalo sahabatnya tau ia sedang memikirkan sesuatu, sebenarnya ia ingin menceritakan apa yang sedang ia pikirkan, tapi ia malu mengatakannya
"apa perlu aku antar kamu kekamar, untuk istirahat ?" tanya Dinda lagi
"gak usah Din ! lagian acaranya juga sudah hampir selesai" jawab Dinda
"ya udah, tapi bener kamu gak apa apa ?" tanya Dinda penuh kekhawatiran, dan hanya dijawab anggukan oleh Kiara
sementara malam semakin larut, para tamu keluarga Revan sudah banyak yang berpamitan dan meninggalkan rumah Revan, begitu juga dengan keluarga Dinda mereka juga segera berpamitan kepada kedua orang tua Revan
"Kiara sayang ! ibu dan Dinda pulang dulu ya nak ! kamu jaga diri baik baik, kamu sekarang sudah menjadi seorang istri kamu harus taat sama suami kamu" ucap ibundanya Dinda saat berpamitan sambil memeluk Kiara
"iya bu....." jawab Kiara singkat
"nak Revan, ibu titip Kiara ya !, sayangi dia, jangan pernah menyakiti hati dan perasaannya !" ucap ibundanya Dinda yang juga berpamitan pada Revan sambil memegang lengan Revan
"baik bu ! saya akan selalu menyayangi Kiara dan tak akan pernah menyakitinya" jawab Revan sambil lengannya memeluk bahu Kiara
nampak kedua orang tua Dinda tersenyum melihat perkataan Revan, dan kemudian mereka pun meninggalkan kediaman Revan untuk pulang kerumah mereka