Pindah kerumah baru

Keesokan harinya saat matahari pagi mulai bersinar dan memancarkan sinarnya menyusupi gorden kamar Revan, Kiara mulai membuka matanya dan terbangun dari tidurnya, seketika ia dibuat kaget karna saat Kiara menoleh kesamping kanannya ia melihat seorang lelaki yang tidur disebelahnya dan ia baru menyadari kalo ternyata sekarang dirinya sudah menjadi seorang istri dan lelaki yang tidur disebelahnya adalah suaminya

Kiara begitu terpesona saat menatap wajah suaminya yang tetap tampan walupun dalan keadaan tertidur, matanya tak mau berkedip, ia terus memandanginya dan tak menyadari kalo wajahnya sudah semakin dekat dengan wajah Revan

"kenapa sayang ? kamu baru sadar ya, kalo suami kamu ini tampan ?" pertanyaan Revan sontak membuat Kiara kaget dan segera menjauhkan wajahnya dari wajah suaminya

"eh kak Revan sudah bangun ya ?" tanya Kiara dengan tersipu malu karna ulahnya, Revan hanya tersenyum melihat tingkah istrinya

"aaawww sakit kak !" tiba tiba Kiara menjerit kecil sambil tangannya menarik sprei yang ada dibawah tubuhnya, saat ia menggerakkan tubuhnya hendak bangun dari tempat tidur, ia merasakan sakit diarea kewanitaannya

Revan yang mendengar rintihan istrinya langsung bangun dan menatap iba ke arah istrinya

"kenapa ? sakit ya ?, aku minta maaf ya, mungkin aku terlalu keras melakukannya" ucap Revan penuh rasa bersalah saat melihat air mata mulai menetes dipipi Kiara

"sakit kak ! aku gak mau melakukannya lagi" ucap Kiara dengan polosnya sambil air matanya terus mengalir dipipinya

Revan yang mendengar kata kata konyol istrinya tak dapat menahan tawanya "mungkin masih pertama jadi sedikit sakit, tapi kalo sudah lama kelamaan gak akan terasa sakit lagi" ucap Revan sambil mengecup kening istrinya dan mengusap air mata di pipi Kiara

"aku bantu ke kamar mandinya ya ?" tanya Revan

"gak usah kak ! aku bisa sendiri" jawab Kiara dan mencoba turun dari tempat tidurnya, tapi lagi lagi Kiara merintih merasakan perih dibagian alat kewanitaannya, dan Revan yang melihat itu, langsung menggendong Kiara ke kamar mandi tanpa menunggu persetujuan Kiara, tapi Kiara tiba tiba menutup matanya saat Revan menurunkan tubuhnya kedalam buth up kamar mandi, ia melihat tubuh suaminya yang tak memakai sehelai pakainpun

"kamu kenapa sayang ? kamu malu ya ? kenapa mesti malu tadi malam kita kan sudah melakukannya dan kamu sudah merasakan kenikmatan tubuh aku" ucap Revan dengan keusilannya menggoda istrinya, mendengar semua itu Kiara hanya tersenyum malu dibalik kedua telapak tangannya yang perlahan ia tarik dari wajahnya, dan tak lama kemudian keduanya sudah melakukan ritual mandi bersama

- - - - - - - - - - -

sedangkan dibawah, tepatnya diruang makan, ayah dan ibu Revan sudah duduk dimeja makan, mereka berdua akan melakukan sarapan bersama, dan tiba tiba dari anak tangga mereka melihat Revan dan Kiara berjalan bergandengan menuju meja makan dan lalu mengambil posisi duduk disebelah kedua orang tua Revan

"duh.....penganten barunya kok sudah bangun jam segini ? kirain mau mengurung didalam kamar terus ?" goda ibundanya Revan sambil mengambilkan beberapa makanan diatas piring suaminya

"mama kayak gak pernah muda aja !" ucap ayahnya Revan, mendengar perkataan mertuanya Kiara hanya bisa tersenyum malu

"mama sama papa jangan menggoda Kiara terus dong ! lihat tuh wajahnya sudah kayak kepiting rebus" ucap Revan dengan sedikit melirik kearah istrinya, sontak kedua orang tuanya pun terkekeh mendengar perkataan Revan

"iya.....sudah sudah ayo cepat dimakan sarapannya, ntar keburu dingin" ucap ibundanya Revan

"ma...pa....ada yang mau Revan omongin sama mama dan papa" ucap Revan disela sela sarapan paginya

"ada apa nak ?"

"begini ma, hari ini juga aku akan bawa Kiara istri aku untuk pindah dan menempati rumah baru aku" ucap Revan sambil menyendok beberapa makanan kemulitnya, sambil sesekali melihat kearah kedua orang tuanya

"kenapa kalian secepat ini pindahnya ?" tanya ibunya Revan seakan tak merelakan anak dan menantunya yang baru menikah meninggalkan rumah mereka

"tapi besok kan aku sudah mulai kerja ma !, jadi aku ingin sekarang juga pindah kerumah baru aku" jawab Revan, mendengar jawaban anaknya ibunya Revan tak bisa berkata apa apa, ia hanya menghela napas panjang

"oh ya kak !...emangnya kita mau pindah kemana ? dan lagian rumah mama kamu ini kan besar mengapa kita mesti pindah dari sini ?" pertanyaan itu muncul dari mulut Kiara yang sedari tadi mengusik pikirannya, karna tiba tiba suaminya mengajaknya pindah kerumah baru

"sayang !..... kita akan pindah kerumah baru kita dan lagian aku kan sekarang sudah menjadi seorang suami, jadi aku mau lebih bertanggung jawab atas kehidupan kita" ucap Revan, sementara kedua orang tuanya hanya tersenyum mendengar perkataan anak tunggalnya itu, dalam hati mereka merasa senang karna semenjak kenal dan betemu dengan Kiara Revan benar benar banyak berubah

- - - - - - - - -

sementara keesokan harinya Revan dan Kiara yang sudah pindah dan menempati rumah barunya nampak sedang duduk duduk santai diruang tengah, mereka tidak terlalu kerepotan saat harus pindah kerumah barunya karna sejak awal Revan sudah mulai menyiapkan semuanya, mulai dari eksterior, interior, sampai semua perabotan sudah tersedia, mereka berdua hanya tinggal pindah dan menempatinya saja

"kak ! aku besok mau masuk kerja lagi, soalnya aku sudah lama libur cutinya, mulai dari persiapan pernikahan kita" ucap Kiara saat bersandar dibahu Revan, sambil kepalanya mendongak menatap kearah wajah suaminya

"kamu gak perlu kerja lagi ! aku masih mampu untuk memenuhi segala kebutuhan kamu" ucap Revan yang tak menginginkan istrinya kembali bekerja, karna ia ingin lebih membahagiakan Kiara yang menurutnya Kiara sudah cukup bersusah payah membiayai hidupnya, dan sekarang giliran Revan yang akan bertanggung jawab untuk kehidupan Kiara selanjutnya

sedangkan Kiara yang mendengar jawaban suaminya langsung mengangkat kepalanya dari pundak Revan dan menggeser duduknya, lalu dengan pandangan tajam sambil mukanya sedikit cemberut ia menatap ke arah suaminya

"kenapa kamu cemberut macam itu ! jelek tau !" goda Revan pada istrinya

"kenapa kakak melarang aku bekerja lagi ?" tanya Kiara dengan mukanya yang masih cemberut karna dilarang kerja lagi oleh suaminya

"kamu mau tau jawabannya ?" ucal Revan sambil menarik tangan Kiara dan membawa tubuh istrinya kedalam pelukannya, lalu dengan secepat kilat Revan mencium bibir istrinya

sedangkan Kiara yang berusaha meronta tapi tak kuasa karna ukuran tububnya yang lebih kecil dari suaminya jadi mau tak mau ia membiarkan suaminya mencium bibirnya sampai Revan melepaskannya karna merasa istrinya sudah kehabisan nafas

"sayang ! aku gak ingin kamu kerja lagi karna aku rasa kamu sudah cukup untuk bersusah payah membiayai kehidupan kamu selama ini, jadi sekarang giliran aku yang akan membahagiakanmu lahir dan batin sebagai istri aku" ucap Revan sambil menatap mesra kearah Kiara

mendengar penjelasan Revan yang penuh dengan ketulusan, hati Kiara merasa terharu, lalu iapun menghambur memeluk suaminya dengan erat, dan dibalas usapan lembut dikepala Kiara oleh suaminya