Larut malam

Sementara dikantor Revan yang masih sibuk dengan pekerjaannya yang belum selesai ia kerjakan, sedangkan Anton sahabatnya sudah berpamitan sedari tadi karna ada keperluan lagi yang harus dikerjakannya

karna saking asyiknya Revan dengan pekerjaannya sampai sampai ia tak menyadari kalo ternyata waktu sudah larut malam, ia berusaha meregangkan tubuhnya dan mengusap mukanya yang sangat kelelahan sambil ia melihat kearah luar pintu yang ia lihat ternyata sekertarisnya pun belum pulang, karna Revan mengetahuinya kalo dirinya belum pulang pasti sekertarisnya juga belum pulang takut ada sesuatu yang ia perlukan

sementara saat Revan melihat jam ditangan kananya ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, maka ia pun berdiri dari tempat duduknya dan mengambil jas nya yang ada disandaran kursi kerjanya, tapi tak ia kenakan, ia pun langsung beranjak keluar ruangan untuk segera pulang ke rumahnya karna ia pun merasa pasti Kiara sudah menunggunya dirumah

"kamu belum pulang Sinta ?" tanya Revan saat ia berada didepan meja sekertarisnya

"belum pak ! saya belum pulang, sebelum bapak pulang, saya takut kalo bapak memerlukan sesuatu" jawab Sinta dengan sopan sambil sedikit menundukkan kepalanya

"kalo begitu sekarang kamu boleh pulang ! oh ya siapa yang mengantar kamu pulang ?" ucap Revan sambil bertanya pada Sinta

Sinta sempat memandang kearah Revan, karna ia merasa kagum dengan bos nya, walaupun dalam keadaan lelah namun wajah Revan masih terlihat tampan dimata sekertarisnya

"eh itu pak....saya bawa mobil sendiri" jawab Sinta yang buru buru tersadar dari lamunannya, tapi lagi lagi ia dibuat heran, kok tumben tumbenan bosnya menanyakan siapa yang mengantar dirinya pulang, padahal selama ini bosnya gak pernah sekalipun bertanya, meskipun Sinta selalu lembur kalo bosnya juga lembur, "kira kira pak Revan salah minum obat kali ya !" gerutu Sinta dalan hatinya

"ya udah, kalo begitu saya balik duluan !" pamit Revan dan ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Sinta

Revan pun segera masuk kedalam mobilnya saat ia sudah berada dihalaman kantornya, kali ini ia pulang dengan diantar sopir, dan saking lelahnya ia pun langsung menyandarkan kepalanya di jok mobil belakang, dan dalam pikirannya hanya ada Kiara, ia sempat kasihan karna istrinya yang ia tinggal bekerja sampai larut malam

setelah mobinya sampai dihalaman rumahnya, Revan langsung turun dari mobilnya dan ia bergegas masuk kedalam rumahnya saat pintu rumah sudah dibukakan oleh bi Jum, saat ini yang ada dalam pikirannya hanya ingin segera bertemu denga istrinya yang sudah ia tinggalkan bekerja seharian

"oh ya bi....apa Kiara tadi sudah makan malam ?" tanya Revan pada bi Jum

"sudah tuan muda, tadi non Kiara makan malam sama temannya yang datang kesini" jawab bi Jum dengan sopannya

"teman ? memangnya tadi ada temannya Kiara yang kesini bi ?" tanya Revan lagi sambil mengernyitkan dahinya

"iya tuan muda"

"siapa temannya Kiara ?"

"itu tuan muda....temannya non Kiara yang perempuan" jawab bi Jum

"ohh...ya sudah, kalo gitu saya kekamar dulu bi !" ucap Revan yang sepertinya ia tau kalo yang datang adalah Dinda

"baik tuan muda, kalo begitu saya akan menyiapkan makan malam dulu buat tuan muda" ucap bi Jum

"gak usah bi, tadi saya sudah makan dikantor, dan sekarang saya mau langsung istirahat aja" ucap Revan dan langsung melangkah menuju kamarnya di lantai atas

saat Revan sampai didalam kamarnya, ia sudah mendapati istrinya sudah terlelap dalam tidurnya, karna memang waktunya sudsh larut malam, dan Revan pun langsung duduk ditepi ranjang sambil menatap dalam kewajah Kiara yang nampak begitu tenang dan damai dalam tidurnya

lalu perlahan lahan ia menyingkapkan rambut yang menutupi kening Kiara dan ia pun mencium kening istrinya dengan pelan dan lembut takut kalo ia sampai membangunkan tidur istrinya

kemudian Revan pun melangkah menuju lamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang gerah karna sudah seharian ia bekerja, setelah selesai mandi Revan pun langsung menuju tempat tidurnya dan memposisikan tubuhnya diasamping istrinya, lalu ia pun berusaha memejamkan matanya sambil tangan kanannya memeluk pinggang istrinya yang tak menyadari kehadirannya