Mau tak mau akhirnya Kiara pun menyetujui keinginan suaminya untuk mengantarkan dirinya ke tempat dulu ia bekerja, karna ia gak mau berdebat dengan suaminya pagi pagi
"sudahlah....sekarang kamu cepetan bersiap siap, aku akan tunggu kamu dimobil" ucap Revan sambil berdiri dari tempat duduknya
Kiara pun melangkah menuju kekamarnya untuk bersiap siap, ia melangkah dengan wajah yang sedikit cemberut karna merasa sebal dengan sikap suaminya, sedangkan Revan yang melihat sikap istrinya hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya
"Frans...! kita antar istri aku dulu ke tempat kerjanya yang dulu !" perintah Revan saat Kiara sudah berada didalam mobil dan duduk disampingnya
"baik, tuan muda !" jawab Frans dengan disertai anggukan kepalanya
"sayang, kamu masih marah ya sama aku ?" tanya Revan sambil memegang tangan Kiara dan meletakkannya diatas pangkuannya
"hheeemmm.....sedikit !" jawab Kiara dengan muka yang masih cemberut
sementara Revan yang melihatnya hanya tersenyum kecil
"kenapa kak Revan pakai tersenyum gitu ?, emang ada yang lucu ya dengan muka aku ?" tanya Kiara yang merasa aneh melihat suaminya tersenyum
"kamu itu lucu sayang, kalo lagi ngambek kayak gini, ingin rasanya aku menciummu" ucap Revan sambil sedikit mencubit hidung Kiara dengan lembut
"iiisshhh....apaan sih kak Revan ! kalo ngomong lihat lihat dong, kan malu sama pak Frans !" ucap Kiara sambil memukul tangan Revan, karna ia merasa malu dengan omongan suaminya yang pastinya terdengar oleh sopir mereka
sementara Frans hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah dan sikap majikannya, yang dapat ia lihat jelas dari kaca spion diatasnya, ia merasa lega karna sekarang tuan mudanya sudah banyak berubah semenjak kenal dan menikah dengan Kiara
tak terasa akhirnya mobil yang membawa Kiara dan Revan sampai didepan halaman kantor tempat Kiara dulu bekerja
"apa perlu aku antar kedalam ?" tanya Revan
"gak perlu kak, aku bisa sendiri kok, kak Revan langsung berangkat aja kekantornya, ntar telat lho !" ucap Kiara sambil menatap ke arah suaminya
"emang masalah kalo aku telat, aku kan bosnya sayang" ucap Revan sambil membelai rambut Kiara
"eehhh...iya, ya ! aku lupa kalo kak Revan bosnya, tapi gak baik juga lho kalo bosnya suka telat, itu sama aja mencontohkan hal yang tidak baik untuk karyawan kakak" ucap Kiara dengan polosnya
"iya sayang !, oh ya nanti kalo kamu sudah selesai kamu langsung hubungi Frans, biar ia bisa menjemputmu" ucap Revan sambil mencium kening Kiara
"iya kak !, nanti aku langsung hubungi pak Frans kalo aku sudah selesai, kakak juga hati hati ya ke kantornya....daaaahhhh !!!" ucap Kiara sambi turun dari mobil dan melambaikan tangannya ke arah suaminya
setelah kepergian mobil suaminya, Kiara pun melangkahkan kakinya menuju kearah kantornya, tapi setelah Kiara turun dari mobil mewah tadi banyak pasang mata yang melihatnya dengan pandangan heran dan tak sedikit orang yang mencibirnya, tapi Kiara tak memperdulikannya, ia tetap melangkah ke tempat yang dituju
"haaiii....Kiara !" sapa seseorang di lobby kantor
Kiara menoleh kearah suara yang sepertinya ia kenal
"eehhh....Dinda !" ucap Kiara saat melihat seseorang yang menyapanya tadi
"kenapa kamu disini ?, apa kamu mau kerja disini lagi ?" tanya Dinda sambil mencium pipi kanan dan kiri sahabatnya itu
"aku mau memberikan surat pengunduran diri aku ini, pada mbak Ratna" jawab Kiara sambil menunjukkan map yang ia bawa pada Dinda
"oohh...kirain kamu mau kerja lagi disini !" ucap Dinda sambil menunjukkan muka sedih dan kecewa
"udah jangan sedih gitu dong.....ayok kita keruangan mbak Ratna !" ucap Kiara sambil menarik tangan Dinda, dan mereka pun berjalan masuk lift untuk menuju keruangan mbak Ratna
tak lama kemudian...
"masuk !" terdengar perintah dari dalam ruang kerja mbak Ratna, saat Kiara dan Dinda mengetuk pintu
"permisi mbak !" sapa mereka berdua
"ehhh...kalian, Kiara ama Dinda, ayok silahkan duduk !" ucap mbak Ratna saat mereka berdua sudah didalam ruangan mbak Ratna
"makasih mbak !"
"ada apa Kiara ? apa kamu mau bekerja lagi, disini ?" tanya mbak Ratna, saat Kiara dan Dinda sudah duduk didepan mbak Ratna, karna memang dikantor tersebut yang tau kalo Kiara sudah menikah hanya mbak Ratna sama Dinda sahabatnya
"tidak mbak ! saya hanya mau menyerahkan surat pengunduran diri saya ini" jawab Kiara sambil menyodorkan map yang ia bawa diatas meja kerja mbak Ratna
"ohhh.....baiklah, saya terima surat pengunduran diri kamu ini !" ucap mbak Ratna
"terima kasih mbak !, kalo begitu saya permisi dulu" pamit Kiara sambil berdiri dan menyalami mbak Ratna dan diikuti oleh Dinda, yang dibalas anggukan dan senyuman oleh mbak Ratna
kemudian mereka berdua pun berjalan keluar ruangan, dan menuju lift untuk ke lobby bawah
"kamu sudah mau balik sekarang Ki ?" tanya Dinda saat mereka berdua didepan ruangan mbak Ratna
"iya Din, gak mungkin kan aku disini terus, sekarang kan aku sudah bukan karyawan kantor ini lagi, lagian kamu juga harus bekerja" jawab Kiara
"gak masalah, lagian aku kan masih kangen sama kamu" ucap Dinda sambil memegang tangan Kiara
"iya....nanti kita kan bisa ketemu lagi, kamu kan bisa main main kerumah aku" balas Kiara sambil mengelus tangan sahabatnya itu
"ya udah deh kalo gitu, apa perlu aku antar kamu sampai kehalaman kantor !" ucap Dinda
"gak usah lah ! kayak anak kecil aja pakai diantar segala.....udah ya aku balik sekarang, daaahhhh !!" Kiara berpamitan pada Dinda sambil melambaikan tangannya dan dibalas juga oleh Dinda, kemudian Kiara pun masuk kedalam lift untuk menuju ke lobby bawah
sesampainya ia dilobby bawah, saat ia berniat berjalan menuju halaman kantor, tiba tiba ia tak sengaja menabrak seorang laki laki, karna ia berjalan tak melihat depan karna saking asyiknya memasukkan ponselnya kedalam tasnya
"maaf mbak saya gak sengaja !" ucap lelaki itu sambil membantu mengambil ponsel Kiara yang terjatuh dan menyerahkannya pada Kiara
"tidak apa apa, saya juga yang salah berjalan tidak melihat kedepan" ucap Kiara sambil melihat kearah lelaki tersebut sambil menerima ponselnya yang terjatuh
"apa bapak tidak kenapa napa ?" tanya Kiara
"pak...?" tanya Kiara lagi karna memang lelaki tersebut tidak merespon pertanyaan Kiara, karna lelaki tersebut sempat bengong melihat wajah Kiara saat Kiara menatapnya, ia benar benar dibuat terpesona karna wajah Kiara yang begitu polos namun terpancar kecantikan yang benar benar alami
"a...apa ?, kamu tanya apa ?" tanya balik lelaki tersebut saat ia tersadar dari lamunannya
"apa bapak tidak kenapa napa ?" Kiara mengulang pertanyaannya
"ti...tidak, saya tidak apa apa, kamu sendiri gimana ?" tanya lelaki itu lagi
"saya tidak apa apa, sekali lagi saya minta maaf sudah menabrak bapak, karna saya jalan sambil memasukkan ponsel kedalam tas, jadi saya tak memperhatikan jalannya" jawab Kiara
"tidak masalah, saya juga salah kok" ucap lelaki tersebut sambil tersenyum manis kearah Kiara
"baiklah, pak ! kalo begitu saya permisi dulu !" pamit Kiara dengan sopan
"eehhh tunggu !, apa kamu karyawan kantor ini ?"
"dulu iya, tapi sekarang sudah jadi mantan karyawan" jawab Kiara
"emangnya kenapa ? kamu dipecat ?"
"saya yang mengundurkan diri"
"kenapa kamu mengundurkan diri ?"
"apa saya juga harus menjawabnya ?" tanya balik Kiara yang mulai sebal karna lelaki tersebut terlalu banyak tanya
"hhee...maaf kalo saya banyak tanya" jawab lelaki tersebut sambil cengar cengir dan menggaruk garuk kepalanya meskipun tidak gatal
"tapi saya boleh kenalan kan ?, kalo boleh tau nama kamu siapa ?"
"nama saya Kiara !" jawab Kiara singkat
"perkenalkan nama saya Anton !" ucapnya sambil mengulurkan tangannya pada Kiara, tapi Kiara tak membalasnya
"maaf pak ! saya permisi dulu, itu jemputan saya sudah menunggu" ucap Kiara sambil pergi meninggalkan Anton menuju halaman kantor dimana mobil Revan sudah menunggu
Anton tak sempat berkata apa apa, ia hanya memperhatikan Kiara yang berjalan menjauhinya, wanita yang benar benar membuat dirinya terpesona