Kamu saya pecat

"kamu kenapa sayang ?" tanya Revan yang berhasil menggapai tangan Kiara, saat Revan berdiri lalu mengejarnya

"aku gak kenapa napa kak" jawab Kiara sambil berhenti dan mengelap air mata yang mengalir dipipinya

"gak kenapa napa gimana ?, kamu tiba tiba pergi sambil menangis, apa ada yang membuat kamu gak nyaman disini ?" tanya Revan lagi yang semakin khawatir

"aku bilang, aku gak apa apa kak !, aku hanya ingin pulang aja sekarang" jawab Kiara sambil terus mengelap air matanya yang masih menetes dipipinya karna ia masih terus mengingat perkataan pelayan yang mengatainya tadi

"kalo kamu mau pulang, kan kamu bisa bilang ke aku, gak main pergi gitu aja sambil menangis, pasti ada yang kamu sembunyikan....yo katakan !!" ucap Revan dengan nada sedikit keras sambil memgang pergelangan tangan Kiara dan menatap tajam ke arah istrinya

Revan tak memperdulikan semua orang yang melihatnya termasuk beberapa pelayan yang ada disitu, yang ada dipikiran Revan hanyalah keadaan istrinya, ia benar benar mengkhawatirkannya

"sudahlak kak !, kita pulang aja sekarang !" pinta Kiara, karna ia tidak mau melihat suaminya yang pastinya akan marah marah, dengan melihat raut wajah suaminya yang semakin tajam menatapnya

dan tiba tiba....

"DONA....!!!, cepat sini !!" teriak Revan ke salah satu pelayan yang sekaligus manajer tempat itu, dan seorang kepercayaan Revan

Kiara yang melihatnya semakin tak mengerti, kenapa tiba tiba suaminya memanggil pelatan yang menyambut kedatangannya tadi, ia tak mengerti apa yang akan dilakukan oleh suaminya

"i...iya pak !" ucap Dona saat menghampiri Revan dengan wajah tertunduk karena merasa takut

"apa yang terjadi....cepat katakan !" tanya Revan dengan nada makin meninggi dengan tangannya masih menggenggam tangan istrinya

"ma...maaf pak Revan !, saya tidak tau !, tadi saya hanya melihat mbak nya ini bicara dengan para pelayan dan saat saya datang menghampirinya tiba tiba mbak nya pergi dengan sudah menangis" jawab Dona dengan nada gemetar karna rasa takutnya

"panggil semua pelayan kesini, cepat !!" perintah Revan dengan wajah yang dingin dan penuh dengan emosi, sementara Kiara masih belum mengerti apa yang akan dilakukan suaminya, ia menatap Revan dengan muka bingung bercampur takut

"baik pak !" ucap Dona lalu pergi meninggalkan Revan dengan rasa takutnya

tak lama kemudian Dona datang dengan beberapa pelayan yang langsung berdiri dihadapan Revan dan Kiara

"sekarang, jelaskan pada ku apa yang sudah terjadi....?" tanya Revan pada beberapa pelayan yang sudah berdiri didepannya dengan pandangan penuh emosi

"cepat jawaaabbbb...!!!" ucap Revan lagi dengan nada yang makin meninggi, karna belum ada jawaban apapun dari pelayan tersebut, mereka hanya menundukkan kepalanya karna ketakutannya

"maaf pak Revan !, kami tidak berbuat apa apa pada mbak ini" tiba tiba salah seorang pelayan memberanikan diri menjawab pertanyaan Revan

"tapi tadi saya melihat Sisca bicara sama mbak nya ini, dan sepintas saya mendengar kalo Sisca mengatai mbak ini seorang perempuan matre dan perempuan...." ucapan pelayan tersebut sempat terpotong

"sudahlah kak, mereka gak bersalah, lebih baik sekarang kita pulang saja" pinta Kiara namun tak digubris sama sekali oleh Revan

"cepat lanjutkan....!" perintah Revan sambil menunjuk kearah pelayan tadi

"Sisca bilang mbaknya ini hanyalah seorang perempuan matre dan perempuan murahan yang gak tau diri, dan hanya menyerahkan tubuhnya demi harta" ucap pelayan tersebut sambil menundukkan kepalanya karna merasa takut

pelayan tersebut memberanikan diri mengatakan hal tersebut, karna memang ia tak pernah suka dengan sikap Sisca yang sombong dan sok dibandingkan dengan Dona manager mereka

Revan yang mendengar ucapan pelayan tersebut mulai naik darah, tangannya mulai mengepal sambil menahan emosinya, mukanya pun mulai memerah karna kemarahannya

sedangkan Sisca, pelayan yang telah membuat Kiara menangis, tak menyangka bakalan seperti ini kejadiannya, pikirannya pun mulai gak karuan, ia merasa begitu ketakutan melihat kemarahan Revan, dalam hatinya pun bergumam mengapa dirinya tak bisa menahan diri

"sudahlah kak !, dia tak bermaksud..." ucapan Kiara pun berhenti

// plaaaakkkkk.....///

sebuah tamparan Revan berhasil mendarat dipipi Sisca, yang membuat Kiara menganga sambil membungkam mulutnya dengan kedua telapak tangannya, ia benar benar tak percaya dengan apa yang sudah dilakukan suaminya, begitu juga dengan para pelayan yang ada disitu, mereka semua membelalakkan mata melihat kejadian tersebut

sementara Sisca hanya tertunduk dan mengelus pipinya yang telah ditampar oleh Revan dan terlihat ia meneteskan air matanya karna menahan rasa sakit dipipinya

"hei kamu.....apa kamu tau siapa wanita yang sudah kamu rendahkan ini hah ?, dan berani beraninya kamu berbuat seenaknya di rumah makan milik ku ini !" bentak Revan sambil tangannya menunjuk kearah muka Sisca yang masih menundukkan kepalanya

Kiara yang mendengarnya, baru mengerti kenapa Revan bertindak seperti itu, dan para pelayanpun terlihat sangat takut terhadap Revan, karna ternyata rumah makan ini milik suaminya gumamnya dalam hati

"sekarang juga kamu saya pecat !!" ucap Revan tegas

"maafkan saya pak ! saya tidak bermaksud.....!"

"apa kamu tidak dengar, sekarang juga kamu saya pecat !" kembali ucapan Revan keluar dari mulutnya dengan penuh kemarahan

semua yang ada disitu tak berani berucap apa apa, mereka semua terlihat sangat ketakutan termasuk Kiara yang melihat suaminya begitu marah dan penuh emosi

"saya tidak bisa terima, kalo ada orang yang berani berani menghina dan merendahkan istri saya !" ucap Revan yang begitu tegas tapi penuh emosi dan penekanan

sontak ucapa Revan tersebut membuat para karyawannya heran dan tak percaya, karna selama ini yang mereka tau, atasannya tersebut terkenal begitu dingin terhadap wanita, tapi tiba tiba mereka mendengar sendiri dari mulut Revan kalo wanita yang bersamanya itu adalah istrinya

"kak...!, kak Revan jangan memecatnya, maafkan dia kak !" ucap Kiara sambil mengelus lengan Revan dengan masih ada sedikit rasa takut didirinya

"tidak sayang....! itu semua sudah menjadi keputusan aku, dan aku tidak bisa terima kalo ada orang yang sudah berani merendahkanmu" balas Revan sambil menatap lembut kearah istrinya, dan emosinya pun sudah sedikit mereda

"kalian semua boleh bubar !" perintah Revan

"dan kamu, kamu cepat pergi sekarang dari hadapanku !!" bentak Revan sambil menunjuk ke arah Sisca

Sisca pun pergi dengan perasaan malu campur marah karna sudah dipermalukan didepan umum, sebelum pergi ia sempat tersenyum sinis ke arah Kiara sambil bergumam dalam hati kalo ia tidak terima dengan semua ini, ia berniat akan membuat perhitungan dengan Kiara dan ia pun pergi dengan perasaan penuh dendam

setelah masalah sudah dianggap selesai, Revan dan Kiara pun segera keluar dari rumah makan tersebut dan berjalan menuju mobil mereka, didalam mobil selam perjalanan pulang, Kiara hanya diam dan menundukkan kepalanya

"kamu kenapa sayang ? dari tadi aku lihat kamu diam aja" tanya Revan

"aku takut kak !" jawab Kiara pelan

mendengar jawaban istrinya, Revan pun lalu memberhentikan mobilnya dipinggir jalan

"kamu taku kenapa sayang ?" tanya Revan lagi sambil menatap keara Kiara sambil mengernyitkan dahinya karna merasa bingung

"aku takut melihat kak Revan marah, seperti tadi" jawab Kiara polos, mendengar jawaban istrinya Revan hanya tersenyum sambil mengacak rambut istrinya

"maafkan aku sayang ! aku gak bermaksud membuatmu takut, aku hanya gak suka karna ada orang yang sudah menghina seseorang yang sangat aku cintai" ucap Revan lembut sambil menggenggam tangan Kiara dan menciumnya

"makasih ya kak ! kak Revan sudah begitu menyayangi aku" ucap Kiara sambil meneteskan air matanya karna merasa terharu melihat suaminya begitu sangat menyayanginya selain keluarga Dinda

"iya sayang !" ucap Revan sambil mengusap air mata di pipi Kiara sambil tersenyum, lalu melanjutkan kembali melajukan mobilnye menuju rumah mereka