Saat Anton sedang asyik ngobrol dengan Revan, tiba tiba pandangannya tak sengaja tertuju pada seorang gadis cantik yang sedang berdiri dan ngobrol dengan orang tua Revan
"Karin.....!!??" gumam Anton lirih
Revan yang sedikit mendengar sahabatnya itu bergumama lirih, hanya memandang sambil mengernyitkan keningnya dan penuh tanda tanya
lagi lagi Anton menyebutkan nama Karin sambil pandangannya tak lepas dari gadis tersebut, sementara Revan yang kali ini mendengar jelas apa yang terucap dari mulut Anton, segera merubah pandangannya searah dengan apa yang dilihat oleh sahabatnya itu
saat pandangan Revan sudah tertuju kearah gadis yang sedang berdiri dengan kedua orang tuanya, tiba tiba dadanya terasa sesak penuh amarah, karna gadis tersebut pernah ada di masa lalu Revan, gadis yang ia kenal dan juga begitu ia benci
"loe sabar bro....loe tahan emosi loe" ucap Anton sambil menepuk bahu Revan yang penuh dengan emosi
Revan hanya terdiam dan pikirannya pun melayang mengingat semua yang pernah terjadi antara dirinya dengan Karin lima tahun silam, peristiwa yang membuat dirinya menutup rapat dan dingin terhadap semua wanita
Karin adalah gadis yang pernah dicintai oleh Revan, mereka berdua pernah menjalin kasih selama tiga tahun pada masa kuliah, keduanya waktu itu kuliah disatu kampus tapi beda jurusan
selama tiga tahun keduanya saling mencintai, sampai pada akhirnya Karin yang ketahuan selingkuh dengan lelaki lain dibelakang Revan, Revan mengetahui dengan mata kepalanya sendiri kekasihnya tersebut jalan dengan lelaki lain dan ia pun membuntutinya sampai disebuah hotel, dan ia pun melihat Karin yang memesan sebuah kamar hotel dan memasukinya dengan lelaki yang bersamanya
segera Revan pun meminta nomor dan kunci serep kamar yang dipesan oleh Karin kesalah satu receptionis hotel tersebut, receptionis yang mengetahui siapa Revan, karna Revan adalah putra dari pemilik hotel tempatnya bekerja, segera memberitahukan nomor dan kunci serep kamar yang dipesan oleh Karin dan tak menunggu lama, Revan segera pergi ke sebuah kamar yang sebelumnya telah dipesan oleh Karin
sesampainya Revan didepan kamar yang dituju, ia segera membuka pintu kamar tersebut dan masuk kedalam kamar tanpa sepengetahuan Karin
bak disambar petir disiang hari, ia melihat pemandangan kekasih yang sangat dicintainya bercumbu mesra dengan lelaki lain yang sama sekali tidak pernah ia sangka
melihat kedatangan Revan, wajah Karin nampak pucat pasih karna ketakutan, dan ia pun menghampiri Revan yang berdiri tepat disebelah sofa kamar hotel tersebut
"Re...Revan.....kenapa kamu bisa ada disini ?" dengan nada gugup Karin bertanya dengan raut muka penuh ketakutan
mendengar pertanyaan Karin, Revan hanya tersenyum sinis sambil membuang muka dihadapan Karin
"cuuuiiiihh...untung aku segera mengetahui kelakuan bejat kamu, kalo tidak ! aku pasti akan terus bersama wanita murahan seperti kamu !!" ucap Revan sambil memandang tajam penuh amarah kearah Karin dan lelaki yang duduk diatas tempat tidur
lelaki tersebut hanya membalas tatapan Revan dengan pandangan bingung tak mengerti, sedangkan Karin hanya bisa menelan ludah melihat wajah Revan yang begitu menakutkan penuh amarah
"Re....Revan...., tolong dengarkan penjelasan ku dulu !" ucap Karin sambil memegang lengan Revan
"sudah cukup....!!, aku gak mau dengar apa apa lagi dari kamu, semuanya sudah jelas aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kamu bercumbu mesra dengan lelaki lain, setelah seratus persen kepercayaan ku aku berikan padamu tapi kamu malah tega berkhianat dibelakangku" balas Revan sambil melempar tangan Karin yang menggenggam lengannya dengan penuh emosi sambil menunjuk kearah lelaki tersebut
lelaki itu hanya diam melihat sikap Revan yang penuh dengan emosi
"ta...tapi.....!!" ucap Karin terputus
"sudah cukup !" putus Revan
"aku gak mau lagi mempunyai hubungan dengan seseorang yang sudah tega menghianati cintaku, lebih baik kita akhiri semua hubungan kita ini" ucap Revan tegas sambil berlalu pergi meninggalkan Karin tanpa toleransi sedikitpun
"tapi Revan...aku gak mau berpisah dengan kamu, aku gak mau hubungan kita berakhir sampai disini....!!" teriak Karin sambil berlinang air mata, tapi Revan tak memperdulikannya, ia terus melangkah pergi dengan rasa amarahnya yang begitu berkobar didadanya
"hheeiii....bro !!, loe kenapa ??....sadar loe !!" ucapan Anton sontak membuat Revan tersadar dari lamunanya, setelah ia melihat sosok Karin
"lihat bro !, sepertinya Karin mau menghampiri loe kemari" ucap Anton sambil matanya tertuju kesosok Arin yang terus berjalan menghampiri dirinya dan Revan, tapi Revan sama sekali tak menanggapinya, ia malah mengambil segelas minuman dimeja dan berniat melangkah pergi
"Revan...! sudah lama ya kita tidak bertemu" ucapan Karin yang membuat langkah Revan berhenti, tapi ia sama sekali tak menanggapinya, ia hanya melihat kearah Karin yang tersenyum padanya dengan tatapan dingin dan lalu segera pergi meninggalkan Karin tanpa terucap sepatah katapun, Karin yang melihat sikap Revan membuat dadanya terasa sesak penuh amarah, karna ia merasa dicuekin dengan seseorang yang sangat ia cintai
kemudian Karin beralih menatap kearah Anton "apakah dia masih marah padaku ?" tanya Arin
"kamu pikir aja sendiri !" jawab Anton datar, yang lalu juga pergi meninggalkan Karin dan membuat Karin makin emosi karna sikap Anton yang juga tak menghiraukannya
"awas ya kalian....!!" gumam Karin dalam hatinya
kemudian dari kejauhan, Karin melihat Revan menghampiri seorang perempuan dan lalu langsung memeluknya dari samping, yang membuat Karin mengepalkan tangannya menahan emosinya
"eehhh....kak Revan !, bikin Kia kaget aja !" ucap Kiara saat mendapati suaminya memeluknya dari samping
"malam kak Revan !" sapa Dinda, dan dibalas senyuman oleh Revan
"hallo Dinda, sayang....!?" sapa Anton yang tiba tiba sudah ada disamping Dinda
wajah Dinda pun berubah menjadi seperti kepiting rebus karna ucapan Anton yang memanggilnya dengan kata "sayang", sedangkan Revan hanya menatap dengan pandangan datar ke arah sahabatnya, dan seketika Kiara pun menggoda Dinda yang membuat Dinda semakin salah tingkah karna tak bisa menyembunyikan kecanggungannya
"oh ya....kalo boleh tau, siapa gadis yang menghampiri kalian berdua tadi ?" tiba tiba Dinda melontarkan pertanyaan yang membuat Revan dan Anton saling berpandangan
"ohhh....dia itu masa lalu aku" jawab Revan sambil memandang lembut kearah Kiara, tanpa ada yang ditutup tutupi, mendengar jawaban Revan yang apa adanya, membuat Dinda dan Anton saling berpandangan dan bergantian memandang ke arah Kiara, pada awalnya Kiara pun kaget mendengar ucapan Revan yang berterus terang tentang masa lalunya, tapi karna suaminya itu memandangnya dengan penuh kasih sayang, membuat Kiara tak begitu mempermasalahkan dengan masa lalu Revan
"kenapa kalian berdua menatapku seperti itu ?...bukannya semua orang punya masa lalu ?" tenya Kiara dengan senyuman hangat ke arah Dinda dan Anton, yang membuat keduanya semakin heran dengan ucapan Kiara, mendengar perkataan istrinya Revan pun semakin mengeratkan pelukannya dan tak lupa ia pun mendaratkan sebuah ciuman manis di puncak kepala istrinya, sedangkan Dinda dan Anton hanya termangu menatap sikap Revan yang dilakukan terhadan Kiara
kemudian dari tengah tengah para tamu yang hadir tiba tiba..."baiklah, untuk semua yang hadir disini, permisi sebentar, saya akan mengumumkan sesuatu kepada para tamu sekalian !"
"perkenalkan menantu saya, istri dari anak saya Revan, namanya adalah Kiara !" ucap papa Revan dengan bangganya memperkenalkan Kiara sebagai menantunya
"ayo sini sayang....!" pinta mama Revan dan dibalas anggukan oleh Kiara, dan kemudian ia berjalan menghampiri mertuanya dengan digandeng mesra oleh Revan, Kiara pun segera menganggukkan kepalanya memberi hormar kepada semua tamu yang hadir
"kami sekeluarga mohon maaf, kalo tidak sempat mengundang kalian semua diacara pernikahan anak saya, karna semua adalah permintaan anak saya ini, yang tidak ingin pesta pernikahannya terlalu dipublikasikan" jelas papa Revan sambil tersenyum dan menepuk bahu anaknya, mendengar perkataaan papa Revan tidak sedikit dari para tamu saling berbisik bisik, entah apa yang mereka diskusikan, tapi yang jelas tak sedikit juga dari para tamu yang tersenyum senang mendengar penjelasan papa Revan
sementara disisi lain, Karin yang mendengar semua perkataan papa Revan, kalo Revan telah menikah, semakin membuat emosinya memuncak dan dadanya terasa sesak, tanpa menunggu laman Karin segera meninggalkan tempat tersebut dengan mata yang mulai berkaca kaca dan perasaan yang penuh emosi dan dendam
"awas aja kalian berdua....tunggu pembalasanku !!" gumam Karin saat berada dihalaman rumah papa Revan sebelum ia masuk kedalam mobilnya sambil terus meneteskan air matanya