Hari pun sudah menjelang malam, namun Kiara belum juga bangun dari tidurnya, hampir tiap jam Dinda melihat keadaan sahabatnya yang tertidur dengan pulas, dalam benak nya sempat berpikir mungkin Kiara kecapekan sehingga matanya begitu berat untuk dibuka
Dinda pun segera berinisiatif untuk menelpon orang tuanya, agar membawa kan makanan ke rumah Kiara, karna memang dirumah Kiara sama sekali tak ada bahan makanan untuk dimasak nya
tak beberapa setelah nya, nampak ibu Dinda datang dengan diantar taxi online, karna mungkin ayah Dinda dan kak Satria belum pulang dari kantor nya, dengan segera Dinda menghampiri ibu nya yang sudah masuk ke ruang tamu rumah Kiara, karna memang rumah tersebut tidak di kunci
"akhirnya ibu datang juga !" sapa Dinda saat menghampiri ibu nya, sambil mengambil tas yang dibawa oleh ibunya
"ibu mau melihat keadaan Kiara, ibu juga merasa gak tenang, dimana Kia sekarang ?" tanya ibu nya sambil berjalan dan meletakkan tas tenteng nya diatas meja makan
"Kia sedang tidur bu !, sejak tadi belum bangun juga, mungkin juga ia kecapekan karna semalam terus terusan menangis" jawab Dinda sambil mengantar ibu nya masuk ke kamar Kiara
setelah ibundanya Dinda melihat Kiara masih tertidur pulas, ia pun segera kembali menutup pintu kamar Kiara dan hendak ke dapur bersama Dinda untuk menyiapkan makan malam, tapi belum juga mereka berdua beranjak, tiba tiba terdengar ada suara mobil berhenti depan rumah Kiara, membuat Dinda dan mamanya saling pandang
"siapa ya Din, kira kira yang datang ?" tanya mama Dinda penasaran
"mana Dinda tau bu !" jawab Dinda sambil mengangkat kedua bahunya, karna Dinda benar benar tak tau siapa yang datang
kemudian Dinda dan ibu nya berjalan menuju ruang tamu untuk membuka pintu rumah Kiara, karna penasaran siapa yang datang
tiba tiba Dinda di buat kaget saat iamembuka pintu, karna nampak dua mobil yang tak asing lagi baginya, ternyata benar juga dugaan nya, dari dalam mobil tersebut nampak keluar kedua orang tua Revan, dan dari mobil yang satunya nampak keluar Anton dan Revan, mereka semua berjalan menuju halaman rumah Kiara, Dinda yang berdiri pintu Rumah Kiara sempat bengong, bingung dibuat nya, ada apa ini ?, itulah yang muncul dalam benak nya
"assalamualaikum !" ucap mama Revan saat tiba di depan pintu rumah Kiara
"waalaikumsalam ! jawab Dinda dan ibunya
"mari silahkan masuk !" Dinda dan ibunya pun mempersilahkan kedua orang tua Revan masuk ke rumah Kiara, tapi tidak dengan Revan dan Anton ia tetap berada di teras Rumah Kiara
"mari pak, bu....silahkan duduk !" ibu Dinda dengan senyum ramah mempersilahkan kedua orang tua Revan untuk duduk, dan di balas juga dengan senyum ramah oleh mama dan papa nya Revan
"oh ya, mana Kiara bu ?" tanya mama Revan dengan sopan kepada ibundanya Dinda
"oh itu, Kiara nya sedang tidur bu !, mungkin ia kecapekan karna kata Dinda semalam Kiara terus menerus menangis dan mengurung dirinya didalam kamar" jawab ibu nya Dinda
"kasihan kamu, Kiara !" nampak raut muka sedih keluar dari wajah mama Revan, sementara papa Revan hanya mengelus punggung istrinya untuk menenangkan perasaan istrinya
"mungkin ibu sudah mengetahui semua yang terjadi dengan Kiara" ucap mama Revan terhadap ibundanya Dinda
"iya bu, saya sudah tau semuanya, Dinda sudah memberitahu saya, sekarang kita ambil hikmah nya saja, apa yang sudah terjadi ya sudahlah" balas ibundanya Dinda dengan bijaksana
"sekarang, apakah kami boleh melihat anak mantu kami, bu ?" tanya mama Revan
"iya bu, silahkan !, mari saya antar ke kamar Kiara !" jawab ibundanya Dinda, lalu mereka bertiga pun berjalan menuju kamar Kiara
sedangkan diluar, Dinda menatap Revan dengan pandangan penuh rasa kesal atas semua yang dilakukan Revan kepada Kiara, sambil kedua tangan nya ber sedekap di depan dada nya, Anton yang melihat tatapan mata Dinda merasa sangat ngeri, sedangkan Revan hanya senyum senyum sambil menggaruk tengkuk nya walaupun tidak gatal, seperti seseorang yang tidak pernah punya salah
"kenapa kamu kemari ?, apa kamu belum puas menyakiti perasaan Kiara ?" nada pertanyaan Dinda terdengar sangat ketus,.mendengar itu Revan hanya menarik napas panjang dan menghempaskan nya dengan berat, dan dengan tatapan mata yang datar
"maafkan aku, karna sudah menyakiti hati Kiara !, dan sekarang aku ingin minta maaf padanya, karna sudah tak mempercayai kata kata nya dan sudah berprasangka jelek kepadanya" ucap Revan lirik dengan penuh penyesalan
Dinda yang memperhatikan raut muka Revan, benar benar tak percaya melihat sikap Revan yang seperti bukan Revan yang ia kenal, karna Revan yang ia kenal adalah sosok yang arogan, dingin, sombong tapi kali ini ia benar benar melihat sosok Revan yang lain tak ada sedikit pun sikap dingin dan arogannya, Dinda pun melihat muka yang tulus dan penuh penyesalan
"iya Din, Revan benar benar menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan terhadap Kiara, dan sekarang ia benar benar ingin meminta maaf pada Kiara !" ucapan Anton tiba tiba membuat Dinda tersadar dari lamunan nya, dan kembali menunjukkan sikap kesal nya kepada Revan
"sekarang ijin kan Revan bertemu dengan Kiara untuk meminta maaf, lagian kita berdua juga sudah tau siapa dalang di balik semua ini !" ucap Anton yang membuat Dinda membelalakkan kedua bola matanya
"benar kah ?, siapa orang itu ?" tanya Dinda yang begitu penasaran nya
"nanti juga kamu akan tau siapa orang nya, sekarang ijinkan Revan untuk menemui Kiara" ucapan Anton membuat Dinda kecewa karna tidak di beritahu siapa orang tersebut
"Kiara sedang tidur dikamar nya sejak siang tadi, mungkin karna kecapekan semalaman nangis terus karna ulah sahabat kamu itu" Dinda pun begitu sinis nya menatap kearah Revan
Revan pun tak memperdulikan sikap Dinda yang terlihat masih marah kepadanya, ia pun segera masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke kamar Kiara
saat Reva hendak masuk ke dalam kaar yang memang pintu kamarnya terbuka, ia melihat kedua orang tuanya dan ibundanya Dinda hendak keluar kamar
"aku mau bertemu istri, aku !" ucap Revan dengan menatap mereka bertiga penuh harap
kedua orang tuanya dan juga ibundanya Dinda menganggukkan kepalanya, memberikan isyarat kalo Revan boleh menemui Kiara, karna mereka benar benar melihat penyesalan di raut muka Revan
setelah ia mendapat ijin dari para orang tua, ia pun segera menghampiri Kiara yang masih terlihat lelap tertidur, Revan pun lalu duduk ditepi Kiara sambil menatap muka polos istrinya dan terlihat matanya yang masih sembab dan bengkak dengan penuh penyesalan
"maafkan aku, sayang !, karna sudah menyakiti mu dan anak kita !" ucap Revan sambil memegang tangan Kiara lalu membelai rambut dan pipi istrinya, dan tak lupa ia juga mengusap perut Kiara dengan lembut dan penuh kasih sayang, sambil mengingat apa.yang sudah ia lakukan terhadap istrinya itu, sampai sampai tak terasa air mata nya pun jatuh menetes di pipinya
"kenapa aku begitu bo***, sudah meragukan kamu dan anak kita, sekali lagi aku minta maaf, sayang !" ucap Revan sambil mencium kening istrinya, dan tak terasa air matanya pun jatuh menetes di muka Kiara, yang membuat Kiara terasa dan perlahan membuka matanya
saat Kiara mulai membuka matanya, ia melihat sosok lelaki yang begitu ia cintai ada di hadapan nya "apakah aku ber mimpi ?" ucap nya lirih seakan ia tak percaya apa yang ia lihat di depan nya
"tidak sayang kamu tidak bermimpi, ini aku suami kamu" ucap Revan sambil mencium tangan istri nya berulang kali
Kiara yang sadar ternyata itu bukan mimpi, ia pun langsung bangun dan duduk sambil matanya menatap tajam ke arah suami nya
"benarkah ini kak Revan, suami aku ?" ucap nya lagi sambil kedua tangan nya membelai wajah suami nya dan nampak kedua mata Kiara mulai berkaca kaca
"iya sayang, ini aku suami kamu !" balas Revan dan lalu memeluk erat Kiara, begitu juga dengan Kiara tak kalah erat nya membalas pelukan Revan, yang membuat Kiara menangis sesenggukan di dalam pelukan suaminya
"aku sangat menyayangi mencintai mu kak !, aku juga tak mungkin menghianati mu !" ucap Kiara yang masih sesenggukan.dalam pelukan suami nya
"iya sayang, aku percaya itu.....aku percaya akan kesetiaan cinta kamu" balas Reva yang juga masih memeluk istrinya
"sudahlah, sekarang kamu jangan nangis lagi, lupakan semua yang sudah terjadi" Revan pun melepaskan pelukannya dan perlahan mengusap lembut air mata yang menetes di kedua pipi istrinya
"sekali lagi aku minta maaf, karna sudah meragukan cinta dan kesetiaan kamu, aku juga sangat menyayangi dan mencintai mu serta calon anak kita" ucap Revan sambil mengangkat dagu Kiara lalu beberapa kali mencium kening serta pipi istrinya, lagi lagi air mata Kiara menetes karna ia merasa terharu dengan ucapan suaminya
"sudahlah kak !, aku sudah memaafkan kamu kak !, kamu tidak bersalah" balas Kiara sambil tersenyum dan mengusap air mata suaminya, Revan pun membalasnya dengan senyuman, keduanya pun kembali saling berpelukan
dan ternyata tanpa disadari, dari depan pintu kamar Kiara, nampak Anton, Dinda, kedua orang tua Revan serta ibundanya Dinda melihat keduanya dengan pandangan penuh haru, dan mereka semua ikut bahagia karna antara Kiara dan Revan sudah tidak ada lagi kesalahpahaman dan masalah diantara keduanya sudah terselesaikan