Mengantar makan siang

Hari pun berlalu berganti minggu, minggu pun berlalu berganti bulan, nampak perut Kiara semakin membuncit, hari hari itupun ia lalui dengan penuh kebahagiaan karna, Revan sang suami semakin memperhatikan dan menyayanginya, begitu juga dengan dirinya

siang itu Kiara berencana untuk datang ke kantor Revan, hanya sekedar mengantarkan makan siang untuk suaminya, di sisi lain ia juga ingin sekali mengetahui di mana tempat suaminya bekerja, maka tanpa sepengetahuan Revan Kiara pun memberanikan diri untuk pergi ke sana

"pak Frans, cepat datang kemari ya !" pinta Kiara lewat sambungan telpon nya, dan tanpa menunggu lama, Frans pun segera meluncur menuju rumah Kiara, karna Frans takut kalo terjadi apa apa dengan istri majikan nya itu

saat tiba dihalaman rumah, Frans melihat Kiara yang sudah duduk menunggu di teras rumah, melihat mobil Revan memasuki halaman rumah nya, Kiara segera berdiri dan menghampiri nya, Frans yang melihat nya sedikit kebingungan karna istri majikannya itu masuk ke dalam mobil sambil menenteng rantang makanan

"maaf, non !, non Kiara mau diantar kemana ya ?" tanya Frans

"pak Frans, tolong antar kan saya ke kantor nya kak Revan, saya mau antar makanan ini buat kak Revan !" jawab Kiara sambil menunjukkan rantang yang ia bawa

"tapi maaf non, apa non Kiara sudah memberitahu pak Revan, kalo non Kiara mau pergi kesana ?" lagi lagi Frans bertanya sambil sesekali menatap Kiara dari kaca spion depan, ada sedikit rasa takut di diri Frans, kalo sampai Revan tau istrinya keluar tanpa sepengetahuan majikan nya

"tenang aja pak Frans, saya memang sengaja tidak memberi tahu kak Revan kalo saya mau datang, karna saya ingin membuat kejutan dan saya juga ingin melihat tempat kerja kak Revan" jawab Kiara sambil tersenyum sambil memperhatikan Frans yang sedang fokus menyetir sambil menganggukkan kepalanya, tanda ia mengerti maksud nona muda nya

tak lama kemudian sampailah mereka dihalaman sebuah bangunan bertingkat yang begitu besar dan mewah

"mari non saya antar keruangan pak Revan !" saat Frans membukakan pintu mobil untuk Kiara, ia berniat untuk mengantar Kiara menemui suaminya, karna ia tak mau disalahkan kalo terjadi apa apa pada Kiara yang dalam keadaaan hamil besar

"tidak usah pak, saya bisa sendiri" tolak Kiara dengan senyuman

"tapi non.....!"

"gak apa apa pak Frans !, nanti di dalam kan saya bisa tanya orang disana, di mana ruangan kak Revan" lagi lagi Kiara menolaknya dan ia pun langsung melangkahkan meninggalkan Frans yang masih berdiri disamping mobil Revan

Frans yang melihat sikap nona mudanya hanya menghempaskan napas dan menggeleng kan kepala nya, sambil menatap Kiara yang terus berjalan sampai menghilang di balik pintu kantor

saat ia sudah memasuki kantor suaminya, ia benar benar kagum melihat begitu besar dan mewah, dan pandangan matanya pun tertuju pada tulisan besar yang berlambangkan singkatan dari nama suaminya "RA" Revan Adijaya

"permisi mbak !, selamat siang...!" sapa Kiara saat tiba di depan meja receptionis

"siang mba !, apa ada yang bisa saya bantu ?" balas receptionis tersebut dengan memperhatikan Kiara mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki

wajah Kiara memang tak familiar untuk semua karyawan kantor Revan, karna semua karyawan Revan tak pernah ada yang tau siapa itu Kiara, dan selama menjadi istti Revan Kiara sama sekali belum pernah mengunjungi kantor suaminya, bukan nya Revan tak mau mengajak nya, tapi Kiara sendiri yang selalu menolaknya dengan alasan tak mau mengganggu pekerjaan suaminya, tapi entah kenapa siang itu ia ingin sekali mengunjungi suaminya

"iya mbak !, saya kesini mau ketemu pak Revan !" jawab Kiara dengan polosnya

receptionis tersebut sempat heran dan bingung mendengar jawaban Kiara, karna ia gak menyangka tiba tiba ada seorang wanita yang sedang hamil besar datang mencari atasan nya

"apakah mbak nya sudah buat janji dengan pak Revan ?" tanya receptionis itu dengan ramah, karna ia tak mengetahui kalo Kiara adalah istri seorang Revan Adijaya, meskipun ia tau kalo Revan sudah menikah dan pernah memperkenalkan istrinya

mendengar ucapan receptionis tersebut, sempat membuat Kiara wajah Kiara kebingungan, ia sempat berfikir haruskah ia membuat janji dulu untuk bertemu dengan suaminya sendiri, karna tak terlintas dalam pikiran Kiara, kalo wajahnya belum begitu familiar di mata karyawan Revan

"apakah saya harus membuat janji terlebih dahulu ?" tanya Kiara dengan penuh kebingungan

"iya mbak !, mbak nya harus buat janji dulu, karna tidak sembarang orang bisa ketemu dengan pak Revan !" jawab receptionis tersebut

Kiara pun sedikit mengerti ternyata tak semudah itu untuk ketemu dengan suaminya

"tapi mbak, saya hanya mau mengantar ini...!" ucap Kiara sambil menunjukkan rantang yang ia bawa ke pada receptionis tersebut, tapi tiba tiba ucapan nya terputus saat ia mendengar ada suara seseorang yang tak asing ditelinga nya, sedang memanggil namanya

"Kiara, sayang !!" suara itu terdengar tak jauh dari dirinya

"kak Revan !!!" balas Kiara saat ia menoleh dan melihat sosok suaminya yang sudah berdiri tak jauh dari nya, dan ia melihat sekeliling nya nampak beberapa karyawan memberi hormat sambil menundukkan kepalanya kepada suaminya

"sayang, kenapa kamu tidak mengabari aku kalo kamu mau kemari" Revan pun langsung membelai rambut istri nya di lanjut dengan membelai perut Kiara yang nampak membesar, beberapa karyawan yang melihat nya, termasuk receptionis tersebut nampak bingung, ada apa dengan atasan mereka uang tiba tiba begitu lembutnya terhadap seorang perempuan, padahal selama ini ia dikenal sebagai sosok yang sangat dingin

"aku hanya ingin mengantarkan ini untuk kak Revan, dan aku sengaja tidak kasih tau kak Revan, karna aku ingin buat kejutan untuk kakak" ucap Kiara sambil mengangkat rantang yang ia bawa di depan suaminya, dan melihat itu Revan membalas nya dengan senyuman sambil membelai rambut istri nya

receptionis yang mendengar percakapan mereka berdua nampak semakin kebingungan, kenapa atasan nya memanggil perempuan yang didepan nya dengan sebutan sayang, sedang kan perempuan tersebut memanggil nya kak, apakah itu adik nya pak Revan ???, itulah yang sekarang sedang ada di benak receptionis tersebut,dan disaat receptionis itu menatap dengan pandangan bingung, tiba tiba Revan berubah menatap nya dengan tatapan tajam nya, dan seketika itu pula receptionis tersebut menelan ludah sambil secepatnya menundukkan pandangannya

"kenapa kamu tidak segera menyuruh istri ku masuk, hah !" bentak Revan

"mampus aku, ternyata itu istrinya pak Revan !, gawat bisa bisa aku dipecat nya !" itulah yang ada dipikiran receptionis tersebut

"ma...maaf pak !, saya tidak tahu kalo mbak nya ini istrinya pak Revan" ucap receptionis tersebut dengan penuh ketakutan sambil terus menundukkan kepalanya, ia tak menyangka kalo perempuan yang berdiri didepannya itu adalah istri atasannya yang terkenal begitu dingin dan arogan, begitu juga dengan para karyawan yang lainnya yang ada di ruangan tersebut

"sudahlah kak !, mbak nya ini tidak bersalah, ini semua salah aku, karna aku tidak mengatakan dari awal kalo aku istri kak Revan" ucap Kiara sambil memegang tangan suaminya, disaat ia melihat tatapan tajam suaminya kepada receptionis yang ada didepan nya, karna Kiara takut kalo sampai suaminya mengambil tindakan nekat kepada receptionis tersebut

"baiklah saya, kalo begitu segera aku akan mengadakan konferensi pers, agar semua orang tau dan mengenali wajah istriku yang cantik ini" ucap Revan sambil memegang dagu istrinya

"tak perlu lha kak !, aku gak suka ko harus berhadapan dengan begitu banyak orang dan kamera" nampak Kiara mendengus dan merasa kesal saat ia mengetahui tindakan yang akan diambil suaminya

sambil menarik napas panjang "baiklah sayang, kalo itu memang mau kamu" kembali Revan mengelus rambut istrinya dengan penuh rasa sayang

"kalo begitu sekarang kita keruangan aku !" ajak Revan sambil memeluk pinggang Kiara dan mengambil rantang yang dibawa istrinya, sambil melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut

receptionis tersebut akhirnya bisa bernapas dengan lega sambil mengelus dadanya "huufftt, lega !!, untung pak Revan tak jadi memecat aku !"

Revan pun segera menaiki lift untuk membawa istrinya menuju keruangan nya di lantai tiga, dan setelah mereka sampai di lantai tiga, nampak para karyawan memberi hormat kepada Revan, dan memperhatikan mereka dengan tanpa ada kata kata sedikitpun, begitu juga dengan sekertaris Revan yang segera memberi hormat kepada atasan nya saat Revan sampai di depan pintu ruangan nya

"kamu batalkan semua meeting aku, yang sudah diagendakan setelah makan siang !" perintah Revan dengan tegas kepada sekertaris nya

"baik pak !" balas sekertaris tersebut sambil menganggukkan kepalanya

sementara Kiara sedikit heran dan bingung, kenapa suaminya sampai segitunya harus membatalkan semua meeting nya, tapi semua itu hanya sebatas yang ada dalam benaknya tanpa ia ucapkan kepada suaminya, dan setelah memberi perintah kepada sekertaris nya, Revan kembali mengajak Kiara untuk masuk kedalam ruangan kerjanya

"apa mungkin itu istri pak Revan ?, kalo memang benar itu istrinya, pantesan pak Rrvany begitu menyayanginya, karna memang istri nya yang sangat cantik" gumam sekertaris nya dalam hati, saat Revan sudah memasuki ruangan nya, karna ia sendiri tak begitu mengenal wajah istri atasan nya tersebut