Acara pertunangan Dinda dan Anton

pagi itu, tepatnya hari minggu, seperti biasa Revan selalu menyempatkan dirinya untuk sekedar jogging keliling di sekitar komplek rumahnya, sebelum ia melanjutkan nge gym di rumahnya

setelah ia merasa cukup, ia segera masuk ke rumahnya untuk segera melanjutkan olah raganya di ruangan gym khusus yang ada di rumahnya, dan saat Revan memasuki ruang tengah ia melihat Kiara menuruni anak tangga, Revan pun tersenyum melihat Kiara yang semakin kesulitan berjalan karna perutnya yang semakin membesar, ia merasa istrinya semakin cantik dan lucu saat berjalan nya melambat sambil satu tangan nya memegang pinggang dan satu tangan nya mengelus perut besar nya, dan nampak sesekali ia menghela napas panjang

Revan segera menghampiri istri nya yang sudah duduk di ruang makan

"pagi sayang !!" sapa Revan saat tiba diruang makan dan mencium pucuk kepala istrinya yang sudah duduk di kursi makan

"pagi juga kak, !!!" balas Kiara sambil tersenyum melihat kearah suaminya yang memposisikan duduk nya di sebelah dirinya

"bi, susu untuk Kiara mana ya, bi ?" tanya Revan saat bi Jum mengambilkan air putih untuk dirinya

"bentar tuan muda, saya ambilkan dulu" jawab bi Jum yang langsung pergi ke dapur

Kiara yang mendengar suaminya menyebut susu untuk dirinya, ia terlihat mendengus dan begitu kesal, karna dari awal mula hamil Kiara terpaksa kalo disuruh suaminya minum susu ibu hamil, karna ia tak begitu suka dengan rasanya, ia merasa eneg

"ini tuan susu untuk non Kiara !" bi Jum meletakkan segelas susu di depan Revan

"ayo sayang, minum dulu susu nya !" Revan segera mengambil dan menyodorkan susu tersebut ke arah Kiara, nampak Kiara menerima nya dengan muka kesal nya, Revan selalu tertawa kalo setiap kali melihat ekspresi istrinya saat meminum susu untuk ibu hamil

"kenapa sih, kak Revan selalu meminta aku untuk meminum susu ini ?" tanya Kiara dengan muka kesalnya, walaupun ia terpaksa menghabiskannya, karna kalo ia tak mau meminum nya, bagaimanapun caranya Revan pasti akan memaksanya

"semua ini demi kesehatan kamu sama anak kita ini, sayang !" Revan pun mengelus rambut Kiara dan perut nya, sambil tersenyum melihat muka kesal istrinya yang terlihat makin lucu

lagi lagi Kiara menghela napas nya dengan berat, karna ia merasa kesal dengan suaminya yang begitu over protective kepada dirinya, di sambil mengambil sepotong roti lalu memakannya

"sayang, aku pergi keruangan gym aku dulu ya !" pamit Revan yang berdiri dari tempat duduk nya lalu pergi sambil mencium pucuk kepala istrinya, Kiara hanya mengangguk dan melanjutkan memakan roti yang ada di depan nya

*********

hari hari pun berlalu, proses persalinan Kiara hanya menunggu hitungan hari, sesuai jadwal dari dokter kandungan Kiara

"sayang, gimana kamu jadi menemani Dinda di acara pertunangan nya ?" tanya Revan saat ia dan Kiara sedang duduk diruang tengah

"iya lah kak, aku gak mau melewatkan momen bahagia ini, aku ingin sekali berada disamping Dinda" jawab Kiara sambil menyandarkan kepalanya di bahu Revan

"tapi sayang, keadaan kamu sekarang ini kan...." ucap Revan berhenti, karna tiba tiba Kiara mengangkat kepalanya dan menatap Revan "aku mohon kak !, ijinkan aku ya, datang ke acara pertunangan Dinda dan kak Anton !!" ucapan Dinda penuh harap sambil kedua tangannya di tangkup kan didepan dadanya, dan matanya pun terlihat berkaca kaca

Revan memang sangat menghawatirkan keadaan istrinya dengan perut besar nya, tapi ia tak bisa berbuat apa apa melihat raut muka istrinya yang terlihat sedih jika tak diijinkan datang di acara pertunangan sahabatnya, begitu juga dengan Kiara, ia ingin sekali berada disamping Dinda sahabat satu satunya di kala susah dan senang, disaat momen bahagia ini

akhirnya tibalah hari bahagia Dinda dan Anton, hari itu adalah hari pertunangan mereka berdua yang akan diadakan dirumah Dinda

Kiara pun meminta Revan untuk mengantarkan nya terlebih dahulu ke rumah Dinda, karna ia ingin berada di samping sahabatnya itu, sebenarnya Revan tak ingin meninggalkan Kiara sendirian karna menurut ia, sewaktu waktu istrinya bisa saja mengalami sakit perut dan kontraksi, tapi semua karna paksaan dari istrinya akhir nya Revan pun mengijinkan nya

hari itu Revan sengaja datang ke rumah Dinda bersama dengan Anton dan keluarganya, itu semua karna permintaan Anton untuk mendampingi dirinya

"aduuhh..... yang mau tunangan, cantik banget deh !, dan bentar lagi nikah deh !" goda Kiara saat ia tiba di pintu kamar Dinda

Dinda tersenyum ketika melihat kedatangan Kiara, dan langsung menghampiri Kiara yang berjalan memasuki kamar Dinda sambil memegangi pinggang dan perut nya, dan langsung memeluk nya

"calon ibu muda ini ya, gak usah banyak komen deh, jalan aja sudah susah dan lambat gini, kayak siput !" goda Dinda sambil menggandeng sahabatnya itu untuk duduk di sofa kamarnya, Kiara pun berubah manyun dengar Dinda menggodanya

"udah deh, gak usah manyun gitu jelek lho !" goda Dinda lagi sambil tertawa kecil, karna melihat Kiara yang menurut nya semakin lucu dengan tubuh mungil dan perut yang membesar

"oh ya, kak Revan mana ?, gak ikut ?" tanya Dinda sambil pandangannya menuju ke arah pintu kamarnya

"tadi kak Revan cuma mengantar aku aja, langsung balik ke rumah kak Anton, dan rencananya kesini barengan keluarga kak Anton" jawab Kiara sambil mengelus elus perutnya, karna ia merasakan ada rasa yang sedikit aneh di perut nya

"oohh...." Dinda pun manggut manggut tanda ia mengerti maksud ucapan sahabatnya itu

"Kiara sayang, itu suami kamu sudah datang dan langsung mencarimu" tiba tiba ibunda Dinda datang ke kamar anak nya, dan menghampiri Kiara lalu mengusap lembut kepala nya

"berarti keluarga laki laki sudah datang dong bu ?" celetuk Dinda

"iya.....kalo memang sudah selesai, ayok kita segera keluar !" jawab ibundanya Dinda, Kiara dan Dinda pun mengangguk mengiyakan ucapan ibundanya Dinda

"sudahlah, kamu tenang aja gak usah gugup gitu, aku juga dulu gitu, tapi kamu kan terus menggoda ku, sekarang kamu rasakan sendiri, kamu akhirnya juga mengalami nya kan !" ucap Kiara dengan menggandeng tangan Dinda sambil berjalan keluar kamar

Dinda yang mendengar ocehan sahabat nya itu hanya bisa mendengus karna ia membenarkan semua perkataan Kiara, sementara ibunda Dinda yang berjalan dibelakangnya, hanya menggeleng gelengkan kepalanya, melihat ulah kedua nya

Revan yang melihat istrinya berjalan bersama Dinda langsung datang menghampirinya, ada perasaan senang saat ia melihat istrinya, karna sedari tadi ia terus mencemaskan keadaan Kiara, ia takut terjadi apa apa dengan istrinya, karna ia tau kalo sewaktu waktu istrinya itu bisa saja melahirkan

"kamu gak apa apa kan, sayang ?, kamu baik baik aja kan ?" pertanyaan Revan penuh kecemasan sambil memeluk pinggang istrinya dari samping dan membantunya berjalan menuju deretan kursi dan membantunya untuk duduk

"iya kak, aku baik baik aja !" jawab Kiara sambil tersenyum ke arah Revan sambil terus mengelus perutnya

semua orang yang hadir, termasuk ada beberapa gadis merasa iri melihat sikap Revan seorang pengusaha muda yang terkenal dingin itu, begitu perhatian terhadap Kiara

tak lama kemudian seorang pembawa acara dari keluarga Dinda mulai berpidato tanda cara pertunangan Dinda dan Anton akan segera dimulai

Kiara hanya tersenyum melihat wajah sahabatnya yang begitu gugup, ia teringat apa yang sudah dialaminya saat acara pertunanannya denga Revan sambil senyum senyum sendiri, Revan pun merasa heran melihat sikap istrinya itu

"kamu kenapa sayang ?, apa ada yang aneh ?" tanya Revan bingung

"gak ada apa apa, kak !, aku hanya teringat saat kak Revan dulu meminang ku dirumah ini, mungkin sedikit banyak persis kayak yang dialami Dinda sekarang" jawab Kiara sambil terus memperhatikan sahabatnya dari depan, karna saat itu memang Kiara duduk di barisan keluarga Anton atas permintaan suaminya

"beda sayang, dulu kamu malah lebih gugup dari Dinda sekarang, aku bisa lihat jelas itu !" ucap Revan sambil tersenyum menggoda istrinya

"apaan sih kak Revan !" balas Kiara sambil sedikit mencubit pinggang suaminya, dan Revan hanya tersenyum geli sambil sedikit menggeliat

kedua orang tua Revan hanya tersenyum sambil menggeleng geleng kan kepalanya melihat ulah anak dan menantunya

tak berapa lama kemudian, tiba saat nya pembawa acara memanggil Anton dan Dinda maju ke depan untuk segera memasangkan cincin pertunangan mereka, nampak semua yang hadir di tempat itu ikut berdiri dan ada beberapa yang ingin mengabadikan momen bahagia itu

tapi saat akan dilangsungkan pemasangan cincin pertunangan Dinda dan Anton, tiba tiba terdengar suara Kiara menjerit kesakitan sambil memegangi perutnya, ia merasakan sakit yang amat sangat, sontak beberapa orang yang hadir berubah melihat ke arah Kiara yang berteriak kesakitan