Semua organisasi, tempat, kasus dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi.
°°°
Suasana di Rumah Sakit JH Hospital nampak lengang. Pasalnya ini masih pagi sehingga belum terlalu ramai orang yang berlalu lalang. Bahkan hanya terlihat para Cleaning Service yang sedang menyelesaikan tugas Mereka masing-masing. Namun, berbeda dengan pria yang sudah siap dengan setelan Kantor bernama Jung Jaehyun, Dia sengaja berangkat pagi-pagi sekali agar bisa mampir sebentar di Rumah Sakit tempat tunangannya dirawat.
Jaehyun perlahan duduk di kursi sebelah tempat tidur gadis yang tengah terlelap itu, memandangnya dengan tatapan sedih. Keadaan gadis itu masih sama seperti kemarin-kemarin. Terbaring koma dengan selang-selang elektroda yang terhubung langsung ke layar monitor pendeteksi tanda-tanda vital, selang infus dua line di kedua tangannya yang juga terhubung dengan infus pump dan syringe pump serta alat bantu pernapasan berupa CPAP yang setia menemaninya dua bulan terakhir.
Jaehyun hanya mampu memanjatkan Doa agar gadis itu kembali pulih seperti dulu. Tak tega melihat keadaan gadisnya yang tak berdaya seperti ini. Bolehkah Dia mengharapkan keajaiban Tuhan?
Tak terasa Jaehyun menitikkan airmata kala memikirkan betapa kejamnya takdir hingga membuat gadisnya seperti ini. Kemudian Dia tersadar bahwa tidak ada yang bisa disalahkan. Ini semua adalah takdir Tuhan. Pasti ada rencana yang disediakan Tuhan dibalik semua ini.
Tepat setelah Jaehyun menghapus air mata dengan telapak tangannya, terdengar suara pintu yang dibuka dari luar. Kegiatan itu mengusik netra Jaehyun untuk menoleh ke arah sumber suara. Selang berapa detik Jaehyun memalingkan wajahnya dan mendapati dua orang Dokter tengah berdiri mematung dihadapannya.
Jaehyun mengenal salah satu diantaranya, membuatnya heran perihal apa yang membuat gadis ber name tag dr. Lee Nara itu berada di kamar rawat tunangannya. Dan juga Dia datang bersama Dokter Choi Minho yang selama ini menangani perkembangan Chaeyeon.
"Selamat pagi Tn. Jung, Kami kemari untuk mengevaluasi perkembangan Nona Chaeyeon." Dr. Choi memberi salam sambil membungkuk hormat diiringi oleh Nara yang berada di sampingnya.
Lee Nara pun sedikit terkejut melihat 'Calon suami'nya berada di sini. Pikirnya Jadi ini tunangan yang dicintai oleh Jaehyun itu. Meskipun terkejut Nara tetap menjaga ekspresinya setenang mungkin.
"Selamat pagi dr. Choi, tapi kenapa Anda datang bersama dokter spesialis kandungan?"
Jaehyun tentu heran kenapa Nara ikut serta mengevaluasi perkembangan Chaeyeon. Apa Dia hanya iseng mengikuti dr. Choi begitu?
"Mohon maaf Tn. Jung dr. Lee Nara adalah dokter yang selama dua bulan ini melakukan Kolaborasi dengan Saya dalam merawat Nona Chaeyeon. Saya sudah menjelaskan pada Orang tua Nona Chaeyeon setelah Dia dipindahkan ke ruang ICU dua bulan lalu."
Jaehyun terkejut dengan fakta bahwa orang tua Chaeyeon tidak mengatakan apa-apa padanya. Apa yang tidak Dia ketahui disini. Apakah ada masalah pada organ reproduksi Chaeyeon sehingga harus dirawat bersama dengan dr. Spesialis Kandungan?
"Saya hanya Akan memastikan Luka operasinya sudah kering total dan estimasi jumlah perdarahan yang dialaminya, Tuan." Ucap Nara menjelaskan kepada Jaehyun.
"Jelaskan apa yang terjadi."
Jaehyun ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada tunangannya, juga operasi jenis apa yang Mereka lakukan tanpa sepengetahuannya. Jaehyun memang tidak ditempat ketika Chaeyeon melewati masa kritisnya, saat itu Jaehyun sedang berada di New York dengan tujuan mengatasi masalah pada cabang perusahaannya yang terletak di sana. Jaehyun langsung mengambil penerbangan cepat sesaat setelah mendapat kabar tak menyenangkan itu. Namun, sesampainya di Korea Jaehyun mendapati Chaeyeon yang sudah dipindahkan ke ruang ICU.
"Mohon maaf Tuan. Kami tidak bisa menjelaskan pada Anda tanpa seizin dari wali pasien, ini adalah kode etik kesehatan serta menyangkut Hak pasien dan Keluarga. Jika Anda ingin mengetahui kebenarannya, Anda bisa bertanya langsung pada keluarga pasien yang mendapat informasi." Ucap Nara tegas. Apa-apaan Jaehyun, Dia ingin Nara terlihat seperti dokter bodoh yang melanggar sumpah apa?
"Baiklah, saya Akan bertanya pada orang tuanya. Mohon maaf jika saya sudah lancang."
Jaehyun menyadari Dia telah salah bicara. Meskipun Dia pemilik Rumah Sakit ini, Dia tidak bisa seenaknya mengubah aturan yang ada apalagi menyangkut Kode Etik Kesehatan dimana pihak Rumah Sakit tidak bisa sembarangan memberi informasi mengenai penyakit pasien tanpa seizin pasien maupun wali pasien.
"Tolong tunggu di luar." Nancy meminta Jaehyun menunggu di luar karena pemeriksaan akan dilakukan dengan membuka bagian privasi pasien, maka prosedurnya pengunjung yang berbeda jenis kelamin dengan pasien dipersilahkan keluar ruangan selama proses pemeriksaan.
***
Jung Chaeyeon's Residence
"Maaf jika Aku berkunjung tanpa memberitahu Bibi" Ucap Jaehyun setelah menginjakkan Kaki di kediaman orang tua Chaeyeon. Setelah dari Rumah Sakit, Jaehyun tidak langsung ke kantor melainkan mampir di tempat tinggal orang tua Chaeyeon untuk menanyakan sesuatu.
"Tidak apa-apa, Nak. Kami senang Kau berkunjung. Sudah lama Kau tidak mampir kesini, semenjak Chaeyeon kecelakaan."
Ibu Chaeyeon nampak sedih ketika menyebutkan kata 'kecelakaan'. Dia jadi teringat putrinya yang hanya Ia kunjungi sekali-kali Karena sibuk menggantikan Chaeyeon mengurus butik. Orang tua Chaeyeon baru akan berangkat ke Rumah Sakit namun berpapasan dengan Jaehyun di pintu masuk. Maka mereka memutuskan untuk mempersilahkan Jaehyun duduk karena mungkin saja Jaehyun memiliki keperluan dengan mereka.
"Bibi, Boleh Aku bertanya sesuatu?"
"Silahkan Nak. Apa yang mau Kau tanyakan?"
"Tadi Aku mengunjungi Chaeyeon pada Jam Vicite Dokter. Tapi Aku heran kenapa ada dua dokter yang menanganinya? Yang satunya dokter spesialis kandungan dan Dia menyebutkan sesuatu mengenai operasi. Tolong jelaskan padaku, Bibi." Pinta Jaehyun kepada ibu Chaeyeon.
Orang tua Chaeyeon saling melempar pandang, mungkin sudah saatnya mereka menjelaskan pada Jaehyun.
"Begini nak. Waktu kecelakaan itu, Chaeyeon bukan hanya mengalami cedera kepala berat hingga membuat Dia Koma. Dia juga mengalami benturan keras pada perut bagian bawahnya sehingga menyebabkan rahimnya lecet dan mengalami perdarahan hebat. Lalu solusinya hanya satu..." Ibu Chaeyeon menjeda sejenak karena merasa tidak kuat untuk mengatakan nasib naas yang menimpa putrinya.
"Apa solusinya Bi?"
Jaehyun makin dibuat penasaran dengan kelanjutan cerita Ibu Chaeyeon. Ayah Chaeyeon hanya mampu terdiam mendengar percakapan mereka.
"Rahimnya harus diangkat. Jika kami menolak operasi pengangkatan rahim itu, mungkin Chaeyeon sudah tidak bisa bernapas lagi hingga sekarang Jaehyun-a." Tangis Ibu Chaeyeon meledak tatkala menyelesaikan kalimat memilukan itu.
Jaehyun tidak menyangka seberat ini cobaan yang diberikan Tuhan untuknya dan keluarga Chaeyeon. Jaehyun pun ikut menangis mengetahui kenyataan pahit itu.
"Lalu siapa Dokter yang melakukan operasi itu Bi?"
"Dokter Lee Nara."
"Lee Nara...."
Langit terasa bergemuruh ketika Jaehyun mendengar nama itu disebut. Seketika emosi menguasai raganya, jadi Lee Nara yang sudah menghancurkan harapan gadisnya. Bagaimana jika Chaeyeon sadar dan mengetahui fakta bahwa rahimnya telah diangkat. Tahukan hal itu adalah kiamat bagi semua wanita di dunia ini. Wanita mana yang mau menerima keadaan seperti itu.
"Jika Dia sadar dan Kalian menikah nanti, Dia tidak akan mampu memberimu keturunan Jaehyun-a hiks hiks hiks." Ibu Chaeyeon masih dalam keadaan menangis.
"Aku tidak peduli dengan keadaannya Bibi. Tapi Aku ingin mengatakan sesuatu."
Mungkin ini bukan saat yang tepat memberitahu perihal permintaan kakeknya tapi Jaehyun ingin mengatakan yang sejujurnya, Dia tidak mau nanti keluarga Chaeyeon akan terkejut saat hari pernikahannya.
Ibu Chaeyeon mengusap air matanya dan siap menyimak apa yang akan disampaikan Jaehyun.
"Kakek, memintaku untuk menikah dengan gadis lain, Bi."
Meski terkejut Orang tua Chaeyeon mengerti dengan kondisi Jaehyun. Mau tidak mau Jaehyun harus memenuhi tuntutan Kakeknya. Meskipun Jaehyun adalah tunangan putri mereka, namun mereka tidak memiliki kuasa untuk melawan Kakek Jung.
"Turutilah keinginan Kakekmu Jaehyun. Kami juga tidak bisa menjamin kapan Chaeyeon akan bangun kembali. Kami mengerti perasaan Kakekmu yang ingin Kau cepat menikah dan punya anak. Tidak apa-apa, Nak." Ucap Ayah Chaeyeon berusaha tegar.
Jaehyun begitu sedih mendengar nasihat Ayah Chaeyeon. Dia hanya bisa berharap kedepannya semua akan baik-baik saja.
"Aku mohon maaf yang sebesar-besarnya Paman, Bibi." Jaehyun berdiri dan membungkuk hormat sebagai tanda permintaan maafnya.
"Tidak perlu meminta maaf, Kau tidak bersalah dalam hal ini. Semua ini takdir Tuhan."
"Terima kasih Paman, Bibi. Kalau begitu Aku permisi ke kantor."
Jaehyun melangkah keluar rumah Chaeyeon dengan wajah datar dan tatapan tajam. Dia mengurungkan niatnya pergi ke kantor. Kini tujuan utamanya adalah kembali Ke JH Hospital untuk menemui seseorang.
***
JH Hospital
"Yak Kim Doyoung, Jangan minum colaku!"
Keributan ini berasal dari kantin Rumah Sakit JH Hospital. Tengah berkumpul Lee Nara bersama si kembar Kim Doyoung dan Kim Dahyun. Mereka sudah selesai mengevaluasi pasien-pasien dan sedang tidak ada jadwal operasi.
"Aigoo. Kau begitu pelit Lee Nara."
Doyoung tetap saja meminum cola milik Nara meski gadis itu sudah berteriak mencegahnya.
"Young-a berhentilah mengganggunya, Kau bisa minum punyaku." Dahyun memang selalu jadi penengah ketika dua manusia aneh didepannya ini sedang bertengkar tak jelas.
"Gomawo Yun-a Kau memang terbaik." Ucap Doyoung disertai gummy smile andalannya.
"Wah lihatlah si kembar ini. Kalian begitu akur, eoh?"
"Tentu saja. Wae? Apa Kau iri?" Dahyun menjulurkan lidahnya meledek Nara
"Tidak sama sekali." Tegas Nara final.
"Ya ya ya! Lihatlah siapa yang sedang menuju ke arah Kita." Dahyun tiba-tiba heboh dan mengarahkan jari telunjuknya ke arah seseorang.
Doyoung dan Nara yang penasaran kemudian menolehkan Kepala mereka ke belakang.
Ternyata pria itu.
Jung Jaehyun
Yang kini sedang melangkah pasti ke arah mereka dengan tatapan tajam nan dingin. Mereka bertiga tidak tahu pasti pada siapa Jaehyun mengarahkan tatapannya itu.
Mereka bertiga pun serentak berdiri untuk menyambut sang CEO dengan salam sopan. Bagaikan slow motion seketika Jaehyun berhenti di hadapan Lee Nara. Gadis itu penasaran apa yang akan dilakukan oleh pria itu, jika ada perlu kenapa tak menghubunginya via telepon saja.
Kemudian...
'Plak!'
"Hyung!"
"Oppa!"
***