Misunderstood

Semua organisasi, tempat, kasus dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi.

°°°

'Plak!'

Tanpa diduga oleh siapapun Jaehyun malah mendaratkan tamparan di pipi Nara. Semua terkejut, sudah pasti. Terlebih Si kembar Doyoung and Dahyun yang refleks berteriak memanggil Jaehyun dengan sapaan akrab mereka pada pria bermarga Jung itu karena seperti yang diketahui Mereka adalah sepupu.

"Hyung! Kenapa Kau menamparnya?"

"Oppa! Kenapa Kau menamparnya?"

Seru Doyoung dan Dahyun serentak.

Bahkan dalam keadaan seperti ini pun naluri ke'kembar'an mereka tak pernah lepas.

Nara yang ditampar hanya mampu memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan Jaehyun seraya melayangkan tatapan tajam ke arah lelaki yang menurutnya sudah tidak waras itu.

"Kau memang sudah gila Tuan. Pertama Kau seenaknya memintaku untuk menikah dan memberimu keturunan dengan alasan yang tidak jelas. Dan sekarang Kau tiba-tiba menamparku tanpa alasan juga! Sebenarnya apa maumu?!"

Nara refleks berteriak marah karena tentu saja tidak terima dipermalukan seperti ini. Untungnya kantin Rumah Sakit dalam keadaan sepi, hanya ada mereka bertiga ditambah Jaehyun di sana.

Si kembar pun otomatis melebarkan mata sempurna setelah mendengar ucapan Nara. Menikah? Keturunan? Apa yang tidak mereka ketahui disini. Mereka bersumpah akan menginterogasi sahabat Mereka itu setelah keadaan sudah membaik nanti.

"Ikut Aku!"

Jaehyun menarik kasar tangan Nara, menyeretnya entah kemana.

"Lepaskan Aku, brengsek!"

Nara sudah tidak peduli lagi dengan 'tata krama'. Sialan! Lelaki ini seenaknya menampar pipi Nara dan jangan harap Nara akan bersikap sopan pada pria itu setelahnya.

Setelah menyeret Nara beberapa lama, ternyata Jaehyun membawanya ke arah atap rumah sakit.

"Lepas!"

Nara menghempas tangan Jaehyun yang sedari tadi menggenggam erat tangannya hingga kemerahan.

"Kau Gila!"

Nara menatap Jaehyun sengit dan menantang, begitupun sebaliknya.

"Kau yang gila! Bagaimana bisa Kau melakukan operasi pengangkatan Rahim pada tunanganku. Tidak tahukah Kau bahwa itu adalah Kiamat untuknya? Jika Dia bangun nanti dan mengetahuinya Dia akan sangat terpukul!"

Jaehyun mengucapkan kalimat itu dengan emosi yang meluap-luap, menyadarkan Nara bahwa pasti orang tua Chaeyeon sudah menjelaskan semuanya pada Jaehyun hingga membuat pria itu marah.

Tapi Hey, Nara tidak merasa bersalah dalam hal ini. Dia mencoba menyelamatkan nyawa Chaeyeon jika Jaehyun tidak bodoh memahaminya. Nara menengadahkan kepalanya ke arah langit seraya memejamkan mata sejenak lalu kembali menatap Jaehyun.

"Lalu Kau pikir Aku Dokter gila sehingga melakukan operasi tanpa indikasi dan persetujuan dari Keluarga? Jika iya maka Aku tidak akan tercatat sebagai Dokter Spesialis Kandungan terbaik di Rumah Sakitmu ini sialan!"

Nara sangat-sangat marah mengetahui penyebab Jaehyun memberikan hadiah berupa tamparan di siang hari ini.

Jaehyun hanya terdiam mendengar penjelasan Nara. Rupanya Jaehyun sadar Dia baru saja meluapkan emosi tak berdasarnya saat itu.

"Bicaralah brengsek! Kau marah padaku karena itu? Kau tidak tahu Jika Aku tidak melakukan operasi itu maka tunanganmu hanya tinggal nama sekarang! Jika itu terjadi Kau bukan hanya akan menamparku tapi mungkin Kau sudah mendorongku hingga jatuh dari atap Rumah Sakit ini Jung Jaehyun-ssi!"

Amarah Lee Nara memang tak dapat dibendung. Dia bukanlah gadis dengan emosi tidak stabil, tapi Dia baru saja ditampar oleh pria sialan yang tidak tahu apa-apa mengenai dunia medis. Seenaknya menyalahkan Nara atas apa yang menimpa tunangan Pria itu. Dasar orang awam memang sulit untuk mengerti.

Jaehyun menatap Nara yang sedang melayangkan tatapan membunuh padanya. Kemudian menyadari Dia sudah keliru karena menyalahkan Nara atas kejadian ini.

Seketika Jaehyun mengusap kasar wajahnya dan kembali menatap Nara.

"Maafkan Aku Lee Nara, Aku terlalu kalut dan hilang kendali. Sekali lagi maafkan Aku."

Jaehyun tahu Ia sudah salah karena salah paham. Sebab dirinya yang tidak mau menerima kenyataan hingga membuatnya marah dengan alasan yang harusnya Ia pahami sebagai jalan terbaik untuk Chaeyeon.

Nara hanya memandang Jaehyun dengan tatapan kecewa lalu berbalik tanpa sepatah kata pun, berjalan ke arah pintu atap rumah sakit dengan langkah yang dihentak-hentak saking kesalnya pada Jaehyun.

Ada perasaan tidak rela dalam hati Jaehyun melihat tatapan kecewa dari Nara. Sadarkan Jaehyun bahwa wanita yang telah berjalan meninggalkannya itu adalah calon istri dan calon Ibu dari anaknya kelak. Mereka sudah membuat kesepakatan, apakah Dia lupa?

Tidak seharusnya Dia memukul wanita, astaga! Jaehyun tak menyangka Dia sudah memukul wanita yang akan melahirkan keturunannya nanti.

Dengan pikiran berkecamuk Jaehyun meninggalkan Rumah Sakit dan menuju Kantor Perusahaan JH Group. Dia akan menyelesaikan kesalahpahaman ini nanti.

***

"Hiks.. Hiks."

Nara sedang menangis di hadapan si kembar Doyoung dan Dahyun sesaat setelah Dia kembali ke kantin dimana mereka menikmati makan siang mereka sebelumnya.

"Nara-ya. Apa yang dikatakan Jaehyun oppa hingga membuatmu sakit hati dan menangis seperti ini, eoh?"

Dahyun tentu saja khawatir dengan keadaan sahabatnya itu, apalagi sekarang Nara malah menangis setelah kembali entah dari mana.

"Bukan itu hiks hiks...."

"Lalu apa Dia mengumpatmu?"

Pertanyaan dilanjutkan oleh Kim Doyoung.

"Bukan juga.. Hiks hiks"

"Lalu apa?"

Si kembar bertanya secara bersamaan, frustasi karena sedari tadi belum mengetahui penyebab keluarnya air mata Nara.

"Pipiku sakit sekali, rasanya panas seperti disembur api naga Drogon milik Daenerys Targaryen kalian tahu? Huhuhu..."

Astaga! Si kembar lupa jikalau tadi Hyung/Oppa mereka telah menampar kuat pipi Nara. Jadi karena itu Nara menangis konyol seperti ini.

"Ya ampun ku kira gara-gara apa. Hanya karena itu?"

Apa kata Doyoung? Hanya? Wah Nara mengerti Dia ingin membela sepupu gilanya itu tapi bukankah Nara adalah korban disini?

"Hanya? Kau tidak tahu saja rasanya ditampar hingga dengan gampangnya Kau berkata seperti itu huh. Aish sepupu kalian itu benar-benar sulit ditebak, entah apa sebenarnya yang dia inginkan Jinjja!"

"Jika saja Aku memiliki kekuatan Three Eyed-Raven nya Brandon Stark, Aku pasti bisa menebaknya Nara-ya."

Ucap Dahyun dengan tampang kasihannya.

"Yak! Apa Game Of Thrones begitu mempengaruhi kehidupan kalian berdua sehingga apa-apa yang terjadi selalu dikaitkan dengan serial mesum itu? Ah benar-benar..."

Doyoung tak habis pikir kenapa Nara dan Dahyun begitu tergila-gila dengan serial rasa film yang menurutnya extreme dan mesum itu, you know lah kan serial Game Of Thrones yang sedang Mereka bahas.

"By -to- the way, Kau berhutang penjelasan pada Kami kalau Kau lupa Nn. Lee yang sebentar lagi akan jadi Ny. Jung."

Dahyun segera saja membombardir Nara dengan kata-kata bijaknya. Nara pun tersadar tadi Dia mengucapkan kalimat mengenai 'menikah dan keturunan'.

Kemudian Nara menceritakan semuanya tanpa terkecuali pada si kembar Doyoung dan Dahyun. Si kembar benar-benar tak percaya bercampur bahagia mengetahui fakta ini, dari dulu Mereka sangat ingin mencomblangkan Jaehyun dan Nara tapi karena Jaehyun memiliki Kekasih keinginan itu hanya tinggal mimpi. Namun apa sekarang, Mereka akan melihat Nara menikah dengan sepupu mereka tanpa harus berusaha keras.

"Kau akan menjadi sepupu ipar kami, yeay!"

Sorak si kembar secara bersamaan, lagi. Nara yang melihat reaksi mereka hanya merotasikan kedua bola matanya. Si kembar terlihat sangat antusias, memangnya apa yang bagus dengan itu sih?

"Baiklah, Aku mau kembali ke departemenku dulu. Aku keluyuran cukup lama hari ini, Bye!"

Doyoung memutuskan untuk kembali ke Departemennya, Dia memang beda jurusan dengan Nara dan Dahyun. Jika Nara dan Dahyun berada di bagian Kebidanan dan Kandungan, maka Doyoung berada di bagian Bedah Ortopedi. Meski begitu mereka bertiga adalah sahabat dekat sejak Sekolah Menengah Atas hingga sekarang, bahkan mereka kuliah di Universitas Harvard bersama-sama.

Setelah raga Doyoung jauh dari pandangan Mereka, Nara mendengar dering notifikasi pesan dari ponselnya. Nara langsung membuka aplikasi pesan dan melihat ada nomor baru yang mengirimkan pesan singkat padanya.

Lee Nara, Besok Aku akan menjemputmu untuk bertemu Kakek dan orang tuaku. Persiapkan dirimu. - Jaehyun

***