Semua organisasi, tempat, kasus dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi.
°°°
Derap langkah manusia ramai terdengar memenuhi salah satu Pusat Kesehatan terbaik di Seoul yaitu JH Hospital karena ini memang sudah masuk jam besuk pasien diwaktu siang, diantara ramainya pengunjung itu terdapat seorang pria yang tak lain dan tak bukan adalah Jung Jaehyun.
Jaehyun sedang sibuk dengan berkas-berkas kantornya ketika orang tua Chaeyeon menelepon dan memintanya ke Rumah Sakit karena ada sesuatu yang akan Mereka sampaikan pada Jaehyun mengenai Chaeyeon.
Setelah tiba di depan ruang rawat Chaeyeon, Jaehyun segera membuka pintu dengan pelan dan mendapati Orang tua Chaeyeon yang sedang duduk di sofa ruang rawat bersama Dokter Choi Minho dan tentu saja Dokter Lee Nara yang sedikit terkejut akan kedatangan Jaehyun.
Ingin segera mengatasi rasa penasarannya, Jaehyun hanya membungkuk singkat kemudian duduk di salah satu sofa yang masih kosong.
"Maaf Nak membuatmu kemari dan meninggalkan pekerjaanmu sejenak."
Ucap Ibu Chaeyeon memulai percakapan.
"Tidak apa-apa Bi, Aku memang berniat berkunjung setelah selesai dengan berkas-berkas kantor tadi."
"Jadi begini, maksud dan tujuan Kami mengumpulkan Nak Jaehyun dan juga kedua dokter yang menangani putri Kami adalah untuk memberitahu bahwa Kami akan meminta pihak rumah sakit untuk mengijinkan Kami memindahkan putri Kami ke Rumah Sakit lain."
Jelas Ayah Chaeyeon yang langsung saja menarik perhatian Jaehyun.
"Kenapa harus pindah paman? Apa fasilitas di rumah sakit ini kurang cukup? Atau pelayanannya kurang memuaskan? Aku bisa mengatasinya jika memang itu yang menjadi masalah."
Orang tua Chaeyeon sudah tahu ini akan terjadi, Jaehyun pasti tidak akan setuju. Tapi keputusan mereka sudah bulat, Mereka akan membawa Chaeyeon ke rumah sakit lain. Niat mereka juga untuk membawa putri mereka jauh-jauh dari Jaehyun, mereka tidak ingin keadaan Chaeyeon selalu menjadi beban untuk Pria itu apalagi Dia akan menikah tak lama lagi.
Jika memang Chaeyeon akan ditakdirkan untuk sadar kembali, maka mereka akan mencoba membuat putri mereka mengerti dan menerima kenyataan yang terjadi.
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya Jika Tuan dan Nyonya tidak merasa puas atas pelayanan Kami selama ini, Kami juga menyadari masih memiliki kekurangan bahkan dalam segi fasilitas. Kami mengerti Jika Kalian ingin memindahkan putri kalian ke rumah sakit yang lebih baik."
Dokter Choi meminta maaf jika saja benar keputusan orang tua Chaeyeon disebabkan oleh kelalaian Paramedis serta fasilitas di JH Hospital.
"Bukan. Bukan begitu Dokter. Pelayanan di Rumah Sakit ini teramat sangat baik. Kami hanya memiliki alasan tertentu melakukan ini. Kami akan membawa Chaeyeon di Rumah Sakit Gleneagles Singapura. Kebetulan Chaeyeon memiliki seorang sepupu yang juga bekerja sebagai Dokter di Rumah Sakit itu, dan Dia yang meminta Kami untuk membawa Chaeyeon kesana. Dalam hal ini, Kami tidak enak hati menolaknya mengingat Dia juga sudah seperti anak Kami sendiri."
Sekarang Jaehyun mengerti alasan orang tua Chaeyeon melakukan ini. Jadi karena permintaan sepupu Chaeyeon ya?
Tapi tetap saja Jaehyun merasa tidak rela, sungguh Dia tidak akan sanggup hidup berjauhan dengan wanita yang Dia cintai. Lalu kemudian Jaehyun sadar Dia tidak bisa mencegah keputusan orang tua Chaeyeon, Dia tidak berhak dalam hal ini karena Dia bahkan baru berstatus tunangan Chaeyeon.
"Jika ini memang keputusan Paman dan Bibi, Aku hanya bisa menerimanya dengan ikhlas meski Aku tidak rela berjauhan dengan Chaeyeon. Namun Aku akan menerima ini sebagai jalan terbaik untuk kesembuhan Chaeyeon."
Meskipun rasanya hancur akan berpisah dengan Chaeyeon, Jaehyun berusaha tegar dan menerima kenyataan. Dia yakin jika memang berjodoh, Tuhan akan mengembalikan Chaeyeon padanya apapun yang terjadi.
"Terima kasih Nak, sudah mau memahami keputusan Kami."
"Kapan Chaeyeon akan dipindahkan?"
"Kami akan membawanya malam ini Nak."
"Baiklah. Tolong biarkan Chaeyeon diantar menggunakan jet pribadi keluargaku, dan juga Dr. Choi dan Dr. Lee tolong antarkan Chaeyeon sampai Ke Singapura. Maaf Aku tidak bisa ikut karena harus mengurus perusahaan yang sedang mengerjakan proyek."
Ucap Jaehyun panjang lebar dan menatap ke arah Nara seperti tatapan memohon.
"Kami siap mendampinginya ke Singapura."
Nara menjawab permintaan Jaehyun disertai anggukan mantap.
Kemudian Jaehyun berdiri dan melangkah ke arah tempat tidur Chaeyeon, mencium kening gadis itu penuh perasaan disertai linangan air mata Jaehyun yang jatuh membasahi wajah cantik Chaeyeon.
Setelahnya Jaehyun kembali duduk dan mengatakan beberapa kalimat.
"Aku akan menghubungi sekretarisku untuk menyiapkan Jet yang akan membawa Chaeyeon. Aku akan menunggu hingga keberangkatannya."
Jaehyun berbicara sambil mengetikkan sesuatu pada ponselnya. Sudah pasti tengah mengirim pesan pada sekretarisnya.
Nara yang sedari tadi hanya terdiam seketika merasa iba melihat Jaehyun dan Chaeyeon bergantian. Sungguh takdir begitu kejam mempermainkan mereka. Namun se 'simpati' apapun Nara pada mereka, tidak ada yang bisa Ia lakukan untuk mencegah permainan Takdir bahkan pada dirinya sekalipun.
"Kalau begitu Kami permisi untuk menyiapkan ambulance yang akan membawa Chaeyeon ke bandara beserta peralatan medis yang dibutuhkan nanti."
Dokter Choi berdiri diiringi Lee Nara, mereka membungkuk sekilas lalu melangkah keluar ruangan.
Jaehyun hanya terdiam menatap Nara yang berjalan keluar tanpa sepatah kata pun. Betapa profesionalnya, pikir Jaehyun.
***
Lee Nara sedang bersantai di sofa bed ruangannya yang memang tersedia untuk tempat istirahat Dokter walau hanya sekedar untuk melepas penat sejenak.
Nara hampir saja terlelap ketika Dia dikejutkan oleh suara pintu yang di dorong dari luar yang otomatis membuatnya refleks terbangun. Siapa sih yang buang-buang waktu untuk mengganggunya siang-siang begini?
"Yak! Tidak bisakah Kau mengetuk pintu terlebih dahulu? Dimana sopan santunmu Tuan?"
Nara emosi begitu mengetahui pria bernama Jung Jaehyun lah yang tengah mengganggunya. Kemarin saja pria itu tiba-tiba sudah berada di kamarnya, dan sekarang secara tiba-tiba pula muncul diruangannya. Kenapa Pria itu sangat hobi menerobos.. Ah benar-benar!
"Tidak ada kata sopan santun jika itu denganmu. Temani Aku makan siang di kantin Rumah Sakit, Aku lapar sambil menunggu keberangkatan Chaeyeon."
Jaehyun menampakkan smirk yang benar-benar membuat Nara ingin melayangkan stetoskop beratnya ke wajah Jaehyun sekarang juga. Seenaknya memerintah bahkan Dia meminta Nara untuk mengantar tunangannya Ke Singapura. Huft, Jika saja ini tidak menyangkut kode etik profesi dan prosedur transfer pasien maka sudah pasti Nara menolak mentah-mentah perintah Jaehyun.
Tidak ingin berdebat lebih lama lagi, Nara memutuskan beranjak dan menuruti kemauan pria menyebalkan di depannya ini. Karena sekeras apapun Dia membantah, tidak akan mampu melawan Si Keras Kepala Jaehyun.
"Baiklah. Ayo."
Nara berjalan melewati Jaehyun yang kemudian diikuti oleh Jaehyun.
At Canteen
"Kupaskan udang ini untukku, Aku tidak bisa makan dengan kulitnya."
Wah pria ini benar-benar menguji kesabaran Nara. Memangnya Nara pembantu apa!
"Kenapa sih Kau sangat hobi memerintah? Aish."
"Jangan banyak bicara. Hitung-hitung Kau latihan menjadi istri yang baik dan benar."
"Cih, istri apanya..."
Meski jengkel Nara tetap menuruti kemauan Jaehyun, mengupas semua udang milik Jaehyun hingga pria itu melahap habis santapan siangnya.
"Hmm, makan siang kali ini terasa menyenangkan."
Ucap Jaehyun disertai senyuman yang memperlihatkan kedua lesung pipitnya.
"Maksudmu menyenangkan karena sedari tadi Kau terus memerintahku! Aku kembali ke ruanganku."
Nara meninggalkan Jaehyun dengan tampang jengkel. Jaehyun hanya menampilkan senyum kemenangan.
Menyenangkan baginya membuat gadis itu jengkel. Wajah Nara terlihat lucu jika sedang kesal.
***
"Sampai jumpa, Chae-ya. Kita pasti akan bertemu kembali."
Jaehyun menitikan air mata tepat setelah Chaeyeon dibawa masuk ke dalam Jet pribadi milik Keluarga Jaehyun.
"Kami pamit Nak. Jaga dirimu baik-baik di sini. Dan juga selamat Kau akan menikah."
Orang tua Chaeyeon mengucapkan salam perpisahan pada Jaehyun. Raut sedih tak dapat disembunyikan Jaehyun mendengar penuturan orang tua Chaeyeon.
"Paman dan Bibi juga baik-baik di sana. Tolong jaga Chaeyeon."
Setelah mengangguk mengiyakan permintaan Jaehyun, orang tua Chaeyeon ikut masuk ke dalam Jet Pribadi yang juga terdapat Dr. Choi dan Lee Nara di sana.
'Annyeong, Chaeyeon-a.'
***