Kalau para anak perempuan kecil itu tahu pembicaraan Shen Mochen kepada Taozi, paling banyak adalah 'bantu aku memakan paprika hijau' atau 'bantu aku memakan wortel', mungkin mereka juga tidak terlalu mudah marah. Benar sekali, perempuan-perempuan kecil yang sekelas dengan Shen Mochen semuanya marah. Jadi, tidak peduli berapapun usia seorang perempuan, cemburu adalah hal yang sangat umum.
Karena itu mereka memanfaatkan waktu ketika Shen Mochen pergi ke kamar mandi untuk berkerumun mengelilingi Taozi. Tiap-tiap orang tingginya melebihi kepala Taozi, lalu mereka memandanginya dengan raut marah yang terpancar jelas di wajahnya sambil berkata, "Kamu, jauhi Shen Mochen!"
"Mengapa?" tanya Taozi sambil mengangkat kepalanya, wajahnya tampak bingung ketika melihat perempuan-perempuan ini.
"Kamu mengapa setiap hari terus menempel dengan dia." tanya seseorang dari gerombolan anak perempuan itu.
"Dia itu suamiku…" Jawab Taozi dengan percaya diri dan memperhatikan mereka satu persatu. Beberapa detik selanjutnya dia pun tidak memperhatikan mereka kembali. Dia lalu melanjutkan menggenggam kuas cat air Shen Mochen dan menggambar diatas kertas.
"Kamu mengerti apa yang dipanggil suami?" tanya salah satu anak kecil dengan suara centilnya. Membicarakan hal ini secara bersamaan, seharusnya menjadi pemisah antara masalah orang dewasa.
"Tentu saja aku tahu, hanya saja aku tidak mau memberitahu kalian." kata Taozi, dia seperti mau tidak mau untuk mengatakannya. Dia yang sejak sangat muda, bahkan sudah menunjukkan aura seorang perempuan dewasa.
"Huh, kamu tidak tahu tapi berlagak tahu." kata anak yang lain.
Entah siapa yang pertama kali mendorong Taozi, tapi secara tiba-tiba banyak tangan kecil yang mendorongnya kesana kemari.
Kasihan sekali Taozi yang malang dikerumuni oleh mereka, namun dia yang pada dasarnya tidak mampu melihat sosok seseorang, hanya bisa terhuyung kesana kemari. Kemudian, untuk berdiri pun dia tidak bisa berdiri dengan baik.
"Kalian sedang apa?" tanya seseorang secara tiba-tiba.
Perempuan-perempuan kecil yang berkerumun itu mendengar suara dan langsung menoleh ke sumber suara. Sialnya mereka melihat Shen Mochen berdiri tepat di belakang mereka dengan tatapan dingin ketika memandangi mereka, lalu mereka semua pun langsung terdiam.
"Hu hu…" tampak air mata Taozi berjatuhan. Kemudian, dia melihat wajah Shen Mochen yang dingin dengan keadaan yang menyedihkan. Kunciran rambutnya berantakan, bajunya kusut, wajah mungilnya memucat dengan mata yang tengah berlinang air mata. Benar-benar mirip seperti seorang yang telah menjadi korban.
Shen Mochen terlihat mengerutkan dahinya, lalu dia berjalan ke depan Taozi dan menarik tangan kecilnya. Dengan raut wajah mengerikan, dia berkata kepada segerombolan perempuan-perempuan kecil itu, "Ke depannya siapapun yang mengejek dia, aku tidak akan peduli siapapun itu."
Jujur saja, mengancam diantara anak kecil sangatlah lucu dan menggemaskan. Perempuan-perempuan kecil itu mendengar Shen Mochen seperti dia tidak peduli dengan mereka, kemudian mereka langsung membubarkan diri. Mereka takut kalau jika mereka terus di sana, maka Shen Mochen akan mengingatnya dan benar-benar acuh di masa depan. Tapi mereka juga sangat paham, tidak peduli mereka mengejek Taozi atau tidak, Shen Mochen tetap tidak akan peduli dengan mereka.
Melihat rambut Taozi yang sangat berantakan, Shen Mochen berjalan ke belakang badan Taozi, lalu menuntunnya untuk duduk, "Duduk dulu," katanya.
Taozi duduk di kursi sesuai perintah Shen Mochen, lalu di mendekatkan dirinya, dengan sangat hati-hati dia melepaskan kunciran-kunciran kecil di rambut Taozi. Hari ini ibu Taozi menguncir rambut Taozi layaknya seorang gadis kota Xinjiang, yang paling tidak terdapat 8 kunciran di kepalanya. Taozi tidak berbicara apapun, dia duduk di kursi dan diam-diam tersenyum, menikmati hal yang sangat jarang dari seorang Shen Mochen, yaitu kedekatan.
Keesokan harinya, Taozi berubah menjadi seorang murid kelas kecil yang paling disegani oleh semuanya. Anak-anak kecil ini berpikir sangat mudah, yaitu kalau Shen Mochen berkata siapa yang mengejek Taozi, maka dia tidak akan peduli dengannya. Namun kalau kebalikannya, bukankah dia akan memedulikan siapapun yang berlaku baik kepada Taozi? batin perempuan-perempuan kecil itu...