Pria Ini Begitu Beracun

Mo Chenyan memindahkan meja kecil di depan Ye Banxia, lalu meletakkan kotak itu di depan Ye Banxia. Ye Banxia sedikit terkejut. Ia pun mengangkat wajahnya untuk menatap ke arah Mo Chenyan dan warna merah di wajahnya belum sepenuhnya memudar. Ye Banxia terlihat cantik. Kabarnya, anak kembar keluarga Ye memiliki kecantikan seperti bunga yang merekah. Ye Hanyan sangat mempesona dan Ye Banxia sangat elegan. Mo Chenyan merasa bahwa semakin lama ia semakin menyukai wajah merah Nyonya Mo.

"Untuk apa kau melihatku?" Mo Chenyan melirik Ye Banxia dan matanya berubah sedikit menyipit. Kemudian, matanya beralih ke kotak itu, "Buka dan lihatlah."

Ye Banxia berkedip. Ia merasa kaget dan sedikit tersanjung. Ia pun perlahan-lahan mengulurkan tangannya dan membuka kotak belundu hitam itu. Terdapat sebuah gelang platinum bertatahkan berlian merah muda yang memantulkan cahaya keemasan di bawah sinar matahari. Gelang itu tampak sangat indah. Walaupun Ye Banxia tidak berbicara, matanya tetap bersinar.

Sebuah bayangan muncul di sebelah Ye Banxia, lalu terdengar napas Mo Chenyan, "Aku akan membantumu memakainya."

Ye Banxia mengangkat tangannya dan menatap Mo Chenyan yang tampak berkonsentrasi. Ia sedikit terkejut karena Mo Chenyan setengah membungkuk hingga begitu dekat dengannya. Wajah Mo Chenyan yang tampan dan acuh tak acuh ditutupi oleh bayangan cahaya latar. Kemuraman di mata pria itu tampak tidak nyata dan hanya tampak bintik-bintik samar di matanya yang lembut dan mematikan. Pria ini beracun dan bisa membuat Ye Banxia ketagihan kapan saja.

"Oke, sudah," gumam Mo Chenyan. Suaranya yang rendah dan dalam kembali terdengar dan bayangan sedikit menjauh. Ye Banxia pun segera menarik tatapannya, lalu melihat gelang indah di bawah sinar matahari. Ukuran gelang ini sangat pas di tangannya dengan berlian merah muda yang sangat mengkilap. Cahaya yang dibiasakan gelang itu jatuh di pergelangan tangan putihnya yang halus.

"Sangat indah," seru Ye Banxia tanpa menyembunyikan rasa sukanya, "Ini untukku?" Setelah bertanya, ia tampak takut mendengar rasa menyesal dari Mo Chenyan. Sebelum pria itu menjawab, ia menarik tangannya dan bertanya, "Kenapa tiba-tiba kau terpikir untuk memberiku gelang ini?"

"Aku sudah menemukan seseorang untuk mendesain cincin, tapi Williamson sedang tidak ada di Prancis sekarang sehingga aku tidak bisa memberimu cincin dalam waktu dekat. Aku baru bisa memberikannya padamu sesudah menikah. Ini… kau pakai ini dulu," terang Mo Chenyan. Williamson adalah seorang perancang cincin pernikahan yang terkenal di dunia dan ia biasanya tidak mendesain terlalu banyak karya setiap tahunnya. Hal baik seperti ini hanya dapat ditunggu.

Ye Banxia berkedip. Bukan secara kebetulan, Tuan Mo adalah yang pertama di tahun ini? Tapi, ini sudah bulan Mei. Williamson seharusnya tidak terlalu sibuk... pikirnya. Namun, ia sangat terkejut karena Mo Chenyan bahkan teringat untuk memberinya cincin pernikahan. Ia kira barang seperti itu tidak dibutuhkan di antara mereka.

"Terima kasih, Tuan Mo," Ye Banxia mendongak dan menatap Mo Chenyan dengan samar-samar sambil tersenyum. Tatapannya jelas memancarkan cahaya cemerlang. 

Mo Chenyan menatap wajah Ye Banxia yang bersih dan tatapannya semakin dalam. Mata gelapnya menyiratkan senyum yang samar. Lalu, ia mengerutkan bibirnya dan bergumam, "Ayo pergi ke ruang kerja."

Tanpa menunggu jawaban Ye Banxia, Mo Chenyan langsung menggendongnya. Saat Mo Chenyan membungkuk, bibir tipisnya sedikit mengecup dahi Ye Banxia dengan hangat. Ye Banxia tertegun saat merasakan sentuhan ringan yang sekilas. Namun, saat ia mendongak, ia melihat wajah lelaki Mo Chenyan yang masih datar-datar saja sehingga ia berpikir bahwa itu hanya khayalan…

Mo Chenyan keluar sebentar saat orang-orang dari toko furnitur datang. Karena kaki Ye Banxia masih tidak nyaman, ia tidak ikut keluar untuk melihat-lihat. Namun, ia tetap menantikan pergantian furnitur baru dan ingin segera melihat rumah yang hampa berubah menjadi rumah yang cerah dan hangat. Ia tersenyum. Ketika Mo Chenyan kembali, Ye Banxia segera mendongak dan tatapannya begitu cerah. "Bagaimana? Apakah cocok?"

Mo Chenyan tersenyum ringan. "Pilihan Nyonya Mo tidak mungkin salah," ujarnya. Lalu, ia mengulurkan telapak tangannya yang besar ke arah Ye Banxia, "Mari kita lihat."

Mata Ye Banxia bersinar terang, tapi ia ragu-ragu dan berkata, "Kau tidak lelah menggendongku ke sana kemari?"

Mo Chenyan melirik Ye Banxia dengan santai, lalu bertanya, "Kau pikir kau berat?"

Ye Banxia menggigit bibirnya. Tak peduli seberapa ringan dirinya, tetap saja ia adalah orang dewasa. Namun, sebelum ia menjawab, Mo Chenyan telah menggendong wanita itu masuk ke dalam pelukannya. "Nyonya Mo, aku juga bisa menggendong dua kali beratmu," ujar Mo Chenyan. Ia terdiam sejenak dan menambahkan, "Jika gemuk sedikit, akan lebih nyaman digendong."

"Ketika aku benar-benar gemuk, kau tidak akan mengatakan itu," ujar Ye Banxia sambil cemberut. Pria memang hewan yang beda di mulut dan beda di hati, pikirnya. Ketika ia menjadi wanita tua dengan wajah tembam dan tidak cantik lagi, Mo Chenyan pasti jijik dan tidak menginginkannya lagi. Nanti Mo Chenyan pasti akan meliriknya dengan tatapan yang aneh.

Mo Chenyan menunduk dan menatap Ye Banxia. "Kau akan tahu jika kau mencobanya?"

Ye Banxia menggigit bibirnya dan menggelengkan kepalanya dengan kuat. Ia menolak dengan tegas. Mo Chenyan mengerutkan kening, lalu berkata, "Anak baik, kau biasanya makan terlalu sedikit. Jika terlalu kurus terlihat seperti tidak sehat."

"Tapi, aku selalu makan ini."

"Setelah menjadi Nyonya Mo, kau harus mengubah kebiasaan burukmu sebelumnya."

...Kebiasaan buruk? ulang Ye Banxia dalam hati.

Mo Chenyang menggendong Ye Banxia dan berjalan ke tangga, sementara Ye Banxia melihat perabotan baru di lantai bawah. Mo Chenyan jelas bisa merasakan bahwa Ye Banxia sedikit bersemangat. Bibir tipis Mo Chenyan sedikit bergerak, "Apakah ada lagi yang kau inginkan di rumah?"

"Sementara ini saja. Tunggu sampai aku menginginkannya, baru kita beli."

Mo Chenyan mengangguk. Namun, sebelum ia sempat membuka mulutnya, ponsel di sakunya berdering. "Keluarkan," katanya pada Ye Banxia dengan ringan.

Ye Banxia dengan patuh melakukan apa yang Mo Chenyan katakan, tapi postur Mo Chenyan tampak tidak nyaman ketika Ye Banxia bergerak. Ye Banxia sangat lama meraba saku Mo Chenyan dan mengeluarkan ponselnya dengan susah payah hingga membuat Mo Chenyan mengerutkan keningnya. Ia pun memanggil, "Ye Banxia."

"Hah?" Ye Banxia memegang ponsel Mo Chenyan dan menatapnya dengan curiga.

Mo Chenyan menatap wajah putih Ye Banxia selama beberapa detik, lalu matanya yang dalam semakin menggelap sementara mata Ye Banxia yang cerah penuh dengan kepolosan. Mo Chenyan menghela napas, lalu berkata, "Angkat teleponnya."

Ye Banxia mengangguk, lalu menekan tombol panggil dan mengangkat tangannya untuk meletakkan ponsel itu di telinga Mo Chenyan.

"Putra Kedua Mo!" Suara marah segera terdengar dari ujung telepon hingga memekakkan telinga. Tangan Ye Banxia gemetar dan ia memandang Mo Chenyuan dengan aneh. Putra Kedua Mo...

Wajah Mo Chenyan tiba-tiba berubah gelap, "Nenek…"

"Anak nakal! Bukankah kau sudah berjanji akan membawa gadis perempuan datang ke rumah dalam dua hari? Kau berbohong pada orang tua yang sudah pikun?"

Mo Chenyan tampaknya ingin mengusap alisnya, tapi posturnya saat ini tidak nyaman sehingga ia hanya menipiskan bibirnya rapat-rapat, "Aku tidak berbohong pada Nenek. Kaki wanita itu terkilir dalam dua hari terakhir. Setelah kakinya baikan, aku akan—"

"Apakah kau kira aku bodoh? Aku tidak akan percaya dengan trik seperti ini!"

Suara di ujung telepon terdengar semakin tajam dan semakin keras. Jarak Ye Banxia tidak terlalu dekat, tapi ia masih mendengar suara yang memekakan telinga itu. Ye Banxia melirik Mo Chenyan dengan simpatik, lalu Mo Chenyan menggerakkan bibirnya tanpa suara untuk berkata: Jauhkan sedikit ponselnya.

Ye Banxia berkedip, lalu perlahan menurunkan pandangan Mo Chenyan dan mengabaikannya. Ia terus memegang ponsel itu dengan stabil di telinga Mo Chenyan. Wajah Mo Chenyan berubah menjadi gelap. "Jika Nenek tidak percaya padaku, aku akan membawanya sekarang."

——

Di satu kesempatan, Ye Banxia bertanya, "Mo Chenyan, apakah ada hubungan tertentu antara gelang dan cincin yang kau berikan padaku?"

Mo Chenyan melirik Ye Banxia dan tidak mengatakan apa-apa, tapi wajahnya dengan jelas menyatakan, Bodoh?

Ye Banxia berkedip dan merasa kebingungan.

Mo Chenyan berkata dengan anggun, "Tentu saja, untuk menandaimu sehingga tidak ada orang lain yang mendambakanmu lagi."

Ye Banxia menertawakan Mo Chenyan. "Siapa yang bisa tahu kalau aku sudah menikah atau belum menikah dengan gelang ini?"

Mo Chenyan tetap menjaga sikapnya yang elegan dan dingin. "Apa kau selalu mengingat ini sepanjang waktu?" tanyanya. Istrinya sangat cantik sehingga tidak mungkin jika tidak ada orang lain yang mendambakannya. Jelas Mo Chenyan hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk tetap bertahan dengan Ye Banxia. Tentu saja ia membeli gelang ini untuk mengingatkan Ye Banxia setiap harinya bahwa mereka telah menikah.