Apakah Tidak Ada Orang Lain yang Melihatnya?

"Apa yang terjadi pada Hanyan?" tanya Ye Banxia. Ia tiba-tiba memegang tangan Mo Chenyan dengan gugup dan seketika lupa bahwa Mo Chenyan sedang menyetir mobil. Ia memegang kemeja putih Mo Chenyan dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Matanya yang indah terbuka lebar dan menatap Mo Chenyan.

Mo Chenyan menarik tangan Ye Banxia dan memegangnya. "Jangan gugup. Ye Hanyan sedang berbaring di ruangan dengan baik-baik saja. Dokter sudah memeriksanya. Secara umum, dia akan baik-baik saja."

Secara umum, Ye Banxia hanya bisa menangkap kata-kata ini. Tiba-tiba alisnya yang lembut perlahan-lahan mengerut, seolah-olah ia baru menyadari sesuatu, "Jika Dokter tidak tahu ada masalah atau tidak, mengapa mereka meneleponmu?"

Kami sudah bekerja keras untuk Presiden. Setidaknya kami harus mengkonfirmasi apa masalahnya, Mo Chenyan teringat laporan yang baru ia dengar. Ia pun akhirnya menjawab, "Seseorang menerobos masuk ke ruangan Hanyan."

Mo Chenyan jelas merasakan tubuh Ye Banxia menegang setelah mendengar jawabannya. Ia sedikit mengerutkan bibirnya sebelum melanjutkan, "Menurut saksi yang ada di sana saat itu, sekelompok pengawal terlatih yang menerobos masuk." Mo Chenyan memicingkan matanya, "Ye Hanyan menyinggung orang seperti apa?"

Setelah berbaring di tempat tidur selama setahun, Ye Hanyan masih bisa menerima salam seperti itu. Memang ia terkenal, tapi itu dulu dan sudah lama sekali. Ye Banxia mengerutkan kening, lalu menjawab, "Menurutku, seharusnya tidak ada."

Meskipun Ye Hanyan sombong dan hidup dengan gegabah, ia tidak pernah berinisiatif untuk membuat masalah. Apalagi, hidupnya terfokus pada Jin Zhanbei untuk waktu yang lama. Bagaimana mungkin Hanyan punya waktu untuk menyinggung siapapun?

Mo Chenyan tidak bertanya lagi dan memutuskan, "Pergi ke rumah sakit untuk melihatnya dahulu, baru kita bicara lagi nanti."

Ye Banxia agak gelisah di sepanjang perjalan. Begitu mobil tiba di pintu rumah sakit, Mo Chenyan langsung memarkir mobilnya dan menggendong Ye Banxia ke lift ke area ruang VIP. Suara sepatu kulit pria yang menginjak tanah terdengar menggema berirama di koridor yang sepi, tapi Ye Banxia sudah lama lupa bahwa awalnya ia merasa malu. Sekarang, seluruh hati dan pikirannya penuh karena mengkhawatirkan Ye Hanyan. Mana mungkin Ye Banxia masih memikirkan seperti apa situasinya sekarang?

Para dokter di dalam ruangan mendengar suara pintu yang dibuka Mo Chenyan. Semua menengok ke arah pintu, kecuali dokter yang sedang memeriksa Hanyan. Ye Banxia bisa melihat bahwa ekspresi mereka semua berubah dari ekspresi yang serius menjadi ekspresi terkejut yang terlihat sangat aneh. Mungkin karena suasana di ruangan itu mendadak menjadi terlalu sunyi, bahkan satu-satunya dokter yang tidak mengangkat kepalanya akhirnya juga ikut menoleh dan melihat mereka. Kemudian, ia ternganga sampai rahangnya tampak jatuh.

Rasa malu yang baru saja diabaikan Ye Banxia tiba-tiba kembali dan kini wajahnya terasa panas terbakar. Ia bisa merasakan beberapa pasang mata yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diungkapkan. Ia menggigit bibirnya, menarik lengan Mo Chenyan, dan berbisik di telinganya, "Mo Chenyan, sudah sampai. Turunkan aku."

Wajah Mo Chenyan masih tampak acuh tak acuh, seolah-olah ia tidak mendengar Ye Banxia. Ia jelas-jelas mengabaikan kata-katanya. Di depan mata semua orang, ia tetap menggendong Ye Banxia dan melangkahkan kaki panjangnya ke dalam ruangan, lalu meletakkan Ye Banxia di sofa dekat dinding dengan lembut. Setelah itu, ia berbalik hingga menampakkan sosok rampingnya yang tampak mahal dan acuh tak acuh. "Bagaimana kondisi Ye Hanyan?" tanyanya.

Para dokter di ruangan itu masih terkejut dan mereka diam-diam bertanya-tanya, Jika mata kami tidak buta atau berkedip, apa benar Tuan Mo baru saja menggendong Nona Ye masuk ke ruangan? Tuan Mo yang dingin yang tidak pernah dekat dengan wanita?

Ye Banxia menunggu mereka menjawab dengan gugup, tapi mereka tetap tertegun dan tidak kunjung berbicara. Saat alis Mo Chenyan mulai bertaut dan menunjukkan ekspresi tidak sabar, barulah Gu Shaoting terbatuk dan menjawab, "Tuan Mo, kami sudah memeriksa seluruh tubuh Nona Ye dan sementara tidak ada masalah yang ditemukan.'

Ye Banxia merasa sedikit lega. Matanya tertuju pada wajah menawan yang tergeletak di tempat tidur, tapi tidak ada ingatan yang datang seakan otaknya sedang macet. Siapa yang membuat masalah dengan Hanyan…? pikirnya

Ye Banxia hendak membuka mulutnya, tapi Mo Chenyan sudah berbicara terlebih dahulu, "Bagaimana dengan orang yang baru saja masuk?"

Gu Shaoting mengerutkan kening dan menjawab, "Maaf, Tuan Mo. Seseorang melihat beberapa pengawal berjas hitam memaksa masuk ke ruangan, lalu dia yang pergi ke ruangan dokter untuk memberitahu dokter. Tapi, saat kami datang, mereka sudah menghilang. Kemudian, kami mengecek kamera pengawas, tapi kebetulan kamera pengawas saat itu rusak. Kami jadi tidak bisa menemukan apapun."

Kebetulan sekali kamera pengawasnya rusak? pikir Ye Banxia. Matanya memancarkan kegelisahan yang semakin mendalam dan ia masih merasa bahwa ada sesuatu yang tidak benar. Siapa yang menghabiskan banyak waktu untuk membuat masalah dengan orang yang sedang koma? Lalu, orang itu tidak melakukan apa-apa dan langsung pergi setelah melihatnya sebentar...? pikir Ye Banxia dengan begitu bingung.

"Mereka begitu banyak dan pasti menimbulkan banyak suara berisik. Apakah tidak ada orang lain yang akan melihatnya?" tanya Ye Banxia.

Gu Shaoting menggelengkan kepalanya dengan serius, "Nona Ye, mereka semua profesional. Tidak sulit bagi mereka untuk menghindari mata dan telinga publik. Kebetulan saja seseorang memergoki mereka. Kalau tidak, mungkin kita tidak akan tahu bahwa mereka telah datang kemari."

Ye Banxia melirik Mo Chenyan. Ia dan Gu Shaoting sudah saling kenal selama setengah tahun karena penyakit Ye Hanyan. Gu Shaoting yang mulanya memanggilnya Nona Ye telah mengubah panggilannya menjadi Banxia. Namun, karena kemunculan Mo Chenyan, sekarang panggilan itu berubah kembali menjadi Nona Ye. Ye Banxia kemudian mengangguk, "Aku tahu. Terima kasih, Dokter Gu."

Mo Chenyan melihat bayangan samar di kelopak mata Ye Banxia yang terkulai layu. Ia berdiri tegap di tempat, lalu berkata kepada para dokter tanpa ekspresi, "Mulai hari ini, siapkan perawat untuk berjaga di sini. Jika terjadi masalah, perawat itu harus segera melaporkannya." Mo Chenyan mengerutkan kening dan wajahnya menunjukkan ekspresi acuh tak acuh yang tak bisa ditutupi. "Jika sudah tidak terjadi apa-apa, kalian bisa segera pergi."

Beberapa dokter berjalan satu demi persatu dan tidak lupa untuk menutup pintu ruangan itu sebelum mereka pergi.

———

Di koridor yang kosong, suara napas turut terdengar sangat sunyi. Gu Shaoting baru mencapai ujung koridor saat beberapa orang tiba-tiba masuk ke kantor yang sama. Sebagai dokter yang bertanggung jawab atas Ye Hanyan, Gu shaoting langsung terjepit di tengah dan wajahnya tampak sangat malu. Gu Shaoting diperintahkan langsung oleh Mo Chenyan sendiri untuk menjadi dokter yang bertanggung jawab atas masalah Ye Hanyan. Sisanya, beberapa orang dari mereka yang memeriksa penyakit Ye Hanyan juga merupakan dokter terbaik di rumah sakit ini. Walaupun mereka sangat jarang berkontak langsung dengan Mo Chenyan, bukan berarti ia tidak tahu kualitas mereka.

Mereka dulunya mengira bahwa wanita cantik yang dirawat di ruangan itu bekerja atas perintah langsung dari Mo Chenyan. Namun, setelah waktu yang lama, ternyata itu adalah adik perempuannya? Dengan kata lain, mereka semua menggosipkan hal yang salah sebelumnya. Mereka jadi bertanya-tanya, Mo Chenyan sebenarnya hanya peduli pada kakak Nona Ye?

Mata semua orang tertuju pada Gu Shaoting dan salah satu dari mereka bertanya, "Dokter Gu, Anda tidak tahu ini sebelumnya?"

Gu Shaoting balik bertanya dengan tidak berdaya, "Bagaimana bisa saya tahu?"

"Bukankah Anda dokter penanggung jawab Nona Ye? Harusnya Anda memiliki kontak paling banyak dengan Nona Ye Kedua. Harusnya Anda yang paling informatif!"

Gu Shaoting tidak bisa menahan tawanya, tapi rasanya ia juga ingin menangis. "Saya hanya seorang dokter. Bagaimana mungkin orang lain memberitahu saya tentang hal seperti itu?"

"Tapi, Anda sudah lama menyukai kakaknya?" tanya salah satu dari mereka.

Gu Shaoting mendadak terdiam. Namun, seseorang kembali bertanya, "Ya, tidak ada yang ingin kau katakan?"

Semua orang kini kompak mengejek Gu Shaoting. "Dokter Gu, mulutmu benar-benar berat mengatakannya. Dokter-dokter lain merawat pasien mereka walaupun mereka tidak peduli, tapi pasienmu adalah seorang putri tidur!"

"Intinya, Gu shaoting, Anda tidak mungkin melupakan hasil pemeriksaan kita terhadap Ye Hanyan, kan?"