Ye Banxia duduk diam di sofa ruang VIP untuk waktu yang lama. Matanya terlihat meredup dan tidak ada ekspresi di wajahnya. Sekilas, ia tampak tidak sadar. Ia sudah duduk sangat lama dan Mo Chenyan juga berdiri di sampingnya untuk waktu yang lama. Bayangan tebal mereka menekan suasana tenang di ruangan.
Ye Banxia tiba-tiba mengeluarkan suara, "Mo Chenyan, ayo kita pulang."
Mo Chenyan melirik ke arah Ye Banxia dan bertanya, "Apakah tidak perlu menunggu sebentar lagi?"
"Baiklah, ayo pergi," gumam Ye Banxia.
Ye Banxia tiba-tiba mengulurkan tangannya, seperti yang biasa ia lakukan saat masih kecil untuk meminta kakeknya memeluknya. Setelah bertindak seperti ini, Ye Banxia tertegun sendiri. Namun, karena ia telah mengulurkan tangannya, akan lebih aneh lagi jika ia menarik tangannya kembali. Ia pun terus mengangkat tangan dengan kaku dan tersenyum dengan santai kepada Mo Chenyan.
Mo Chenyan memicingkan matanya saat melihat ekspresi centil Ye Banxia dan mengangkat alisnya. Apa yang membuat perasaan Nyonya Mo berubah begitu cepat? pikirnya. Ia tidak mau membuat Ye Banxia menunggu terlalu lama sehingga ia segera membungkuk dan menggendongnya. Ketika Ye Banxia mengulurkan tangan untuk memutar gagang pintu, Mo Chenyan tiba-tiba membuka mulutnya dan berkata dengan suara rendah, "Karena mereka tidak melakukan apapun terhadap Hanyan, itu tidak membahayakannya. Tapi, aku akan menyelidiki masalah ini sesegera mungkin. Kau jangan berpikir berlebihan."
Ye Banxia mengangguk karena sebenarnya ia juga mengetahui hal itu, jadi ia belum mulai merasa khawatir. Jika mereka ingin melakukan sesuatu terhadap Hanyan, seharusnya hari ini sudah cukup bagi mereka untuk melancarkan niat licik mereka. Mereka tidak akan membiarkan Ye Banxia dan Mo Chenyan bereaksi atau bersiap untuk memasang pertahanan. Namun, yang tidak Ye Banxia mengerti adalah apa tujuan mereka sebenarnya. Ada spekulasi yang muncul di benak Ye Banxia, tapi ia segera menghilangkan pemikiran itu. Tidak, tidak mungkin dia…
———
Mo Chenyan menggendong Ye Banxia ke lift yang mereka naiki saat mereka datang. Sebelum Ye Banxia memencet tombol di depan lift, ia memanggil namanya, "Mo Chenyan."
"Hng," Mo Chenyan menanggapi dengan ringan.
"Terima kasih."
Ye Banxia tidak mengucapkannya dengan sengaja tanpa makna, tapi ia benar-benar berterima kasih dengan tulus dari dalam hatinya. Tanpa menunggu pria itu menjawabnya, ia sudah mengulurkan tangan untuk memencet tombol lift. Ia menekan tombol berkali-kali, tapi pintu lift tidak terbuka juga.
Ye Banxia mengerutkan kening setelah memastikan bahwa lift berhenti di lantai tempat mereka berada. Ia mengulurkan tangan lagi untuk memencet tombol. Kira-kira setengah menit kemudian, ia melihat ke arah Mo Chenyan dan bertanya, "Apakah menurutmu… lift ini sepertinya rusak?"
Mo Chenyan tidak berbicara dan hanya menatap Ye Banxia sambil tersenyum. Wajah Ye Banxia memerah dan ia berkata tanpa sadar, "Terima kasih atas keterlambatanku. Kalau tidak, kita akan terjebak di dalam lift!"
Mo Chenyan mengangkat alisnya dan bertanya, "Apa yang kau katakan tentangku?" Mo Chenyan menipiskan bibirnya dan tidak mengucapkan apapun, tapi sorot matanya selalu tidak bisa dijelaskan.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Ye Banxia sambil menatap lift dengan sedih. Matanya yang indah berkedip dua kali.
"Apa lagi yang bisa kita lakukan?" tanya Mo Chenyan dengan santai. Lalu, ia berbalik dan berjalan menuju tangga.
"Hei!" Ye Banxia menyadari apa yang ingin Mo Chenyan lakukan. Ia cepat-cepat meraih lengannya dan memandangnya dengan heran. "Ini lantai enam. Kau tidak mungkin sedang bersiap untuk menggendongku turun, kan?"
"Kalau tidak?"
Ye Banxia menggigit bibirnya. "Kalau begitu, kita kembali saja ke ruangan dan menunggu. Tidak masalah jika kita mencari orang dulu untuk memperbaiki lift, baru kita kembali lagi?"
Mo Chenyan berjalan menggendongku berkeliling seperti ini. Apa dia tidak akan merasa seperti seorang atlet angkat besi yang membawa barbel berlari ke mana-mana? Pasti tangannya kesakitan… pikir Ye Banxia khawatir.
Mo Chenyan memandang Ye Banxia dengan santai. Alisnya yang tampan semakin terlihat dingin. "Jika hari ini tidak selesai diperbaiki, kau berencana untuk menginap?"
Ye Banxia seketika membeku. Saat ia masih ragu dan tidak tahu harus berkata apa, Mo Chenyan sudah menggendongnya dan berjalan ke pintu tangga. Ye Banxia melihat Mo Chenyan mengangkat kakinya menuruni tangga, lalu buru-buru menekan tangan Mo Chenyan lagi dan berkata, "Lebih baik kau menggandengku dan kita sama-sama berjalan turun ke bawah? Sekarang kakiku sudah lebih baik dari kemarin. Tidak akan masalah jika berjalan pelan-pelan."
"Jika kau berisik lagi, aku akan melemparkanmu turun ke bawah."
Ye Banxia terkesiap dan membatin, Niat yang sangat jahat! Ia menatap Mo Chenyan dengan kesal dan berpikir bahwa mulut pria itu terkadang benar-benar beracun sampai membuat orang kebingungan untuk mencari cara membantahnya.
Mo Chenyan menggendong Ye Banxia sambil perlahan berjalan turun. Dekapannya selalu stabil sehingga membuat Ye Banxia merasa sangat nyaman. Namun, setelah Mo Yenchan berjalan satu lantai, Ye Banxia tidak tahan lagi dan berkata, "Mo Chenyan, kau menggendongku di belakang saja."
Menggendong di belakang lebih baik daripada menggendong di depan dan tidak akan menghalangi penglihatannya, begitu pikir Ye Banxia. Gerakan Mo Chenyan terhenti. Ketika Ye Banxia kira pria itu akan menolak lagi, ia tiba-tiba menurunkannya. Ia perlahan berjongkok di depannya dan bergumam dengan suara rendah, "Naik."
Mata Ye Banxia menyala. Ia bersandar di punggung Mo Chenyan dan mengalungkan tangannya di leher pria itu. Tanpa disadarinya, sudut bibirnya sedikit terangkat. Punggung Mo Chenyan sama dengan dekapannya, sama-sama stabil. Ye Banxia memejamkan mata dan menghitung jumlah tangga di dalam hatinya. Kemudian, ia tidak ingat lagi sudah menghitung sampai berapa belas. Sinar matahari keemasan tiba-tiba bersinar dari atas kepala mereka, kemudian seluruh tubuh mereka bermandikan sinar matahari yang hangat.
———
"Hanchuan, apa yang kau lihat?" tanya Ye Youran. Ia perlahan mengikuti arah pandangan Li Hanchuan yang memandang ke bawah. Tampak jelas bahwa seorang pria sedang menggendong seorang wanita. Meskipun Ye Youran dan Li Hanchuan tidak dapat melihat wajah mereka, tapi tampak punggung mereka memberikan kesan yang sangat harmonis tanpa alasan. Ye Youran tersenyum, memegang lengan pria itu dengan tenang, dan bertanya, "Apakah kau pikir orang lain itu hangat dan manis?"
Li Hanchuan mengerutkan alisnya dan setelah agak lama, barulah ia mengalihkan pandangannya. Ia tidak tahu mengapa, tapi ia merasa bahwa tampak punggung orang itu sangat mirip dengan Ye Banxia. Ia pun berpikir, Jika itu adalah Ye Banxia, siapa pria yang menggendongnya? Jika bukan Ye Banxia, di mana dia sekarang? Kenapa setelah aku menghabiskan begitu banyak waktu untuk menemukan Ye Banxia, aku tidak juga menemukan sosoknya?
"Hanchuan, aku bertanya sesuatu. Mengapa kau selalu melamun saja?" tanya Ye Youran dengan kesal.
Li Hanchuan melihat ke bawah, kemudian melihat alis dan mata Ye Youran yang saat itu tampak sangat jelas. Li Hanchuan hanya bisa menjelaskan mengapa ia ternyata tidak merasakan kebahagiaan seperti yang ia kira. Ia justru merasa sedikit gelisah dan tidak tenang. "Bukan apa-apa. Aku hanya tiba-tiba teringat masalah di perusahaan," jawab Li Hanchuan dengan santai sambil menarik dasi abu-abu perak di lehernya. Lalu, ia menarik Ye Youran dan berbalik badan untuk lanjut berjalan. "Ayo jalan. Aku temani kau dulu ke atas," ujarnya.
Ye Youran mengangguk dengan patuh. Ia bergelayut di lengan Li Hanchuan sambil berjalan, lalu berkata, "Terima kasih, Hanchuan. Di tengah kesibukanmu, kau masih sempat menemaniku pergi ke dokter. Aku sungguh terharu."
"Sudah seharusnya aku melakukan ini," jawab Li Hanchuan singkat. Alis pria itu tampak selalu rata.
Ye Youran menyipitkan mata sebelum lanjut berkata, "Tunggu aku selesai memeriksa kondisi tubuhku, lalu kita sama-sama pergi menjenguk Paman dan Bibi. Ngomong-ngomong, aku juga sudah agak lama tidak melihat kedua orang tua."
Langkah kaki Li Hanchuan terhenti, kemudian ia berjalan dengan tenang. "Nanti kita bicarakan lagi," ujarnya
Ye Youran jelas memperhatikan perubahan Li Hanchuan dan matanya sejenak berkedip muram, "Hanchuan…"