Lebih Baik Papa Pergi dan Menanyakannya Kepada Kakak Kedua

Tangan Ye Banxia yang sedang memegang mangkuk sedikit terhenti, lalu pipinya langsung merona dengan tidak wajar karena malu. Ia sudah berfirasat bahwa Zhu Meiying jelas tidak akan berhenti menyebutkan masalah ini. Ia memasukan sesendok nasi ke mulutnya, lalu menyipitkan matanya dengan sedih dan tiba-tiba teringat sesuatu. Kemudian, ia melirik ke arah Mo Jinghan sambil membatin, Jika kakak tertua bisa membawa pulang seorang kakak ipar, bukankah Nenek tidak akan memperhatikanku setiap saat?

Begitu Ye Banxia dan Mo Jinghan saling menatap, Mo Jinghan mengangkat alisnya dan berkata, "Nenek ingin menimang cucu. Kebetulan aku juga ingin memiliki keponakan kecil."

Mo Chenyan melirik Mo Jinghan tanpa ekspresi dan berkata dengan samar, "Nenek, tidak perlu terburu-buru soal masalah ini. Setidaknya tunggu hingga pesta pernikahan. Nenek juga tidak ingin menantunya sendiri menjadi pengantin dengan perut besar, kan?"

Zhu Meiying memikirkan perkataan Mo Chenyan dan memang cucu keduanya benar. Wanita tua itu menghela napas dengan menyesal, "Jadi, Nenek harus menunggu begitu lama."

Ye Banxia merasa sedikit lega karena Mo Chenyan berhasil mengalihkan perhatian neneknya. Setidaknya Nenek tidak akan menyebutkan masalah ini lagi sebelum pesta pernikahan, pikirnya. Sementara itu, Mo Chenyan merenung sejenak dan satu sudut bibirnya sedikit terangkat. "Sebenarnya, ada cara lain," kata Mo Chenyan. Mata Zhu Meiying langsung berbinar-binar dan ia mendengarkan Mo Chenyan melanjutkan perkataannya, "Minta kakak ipar tertua memberimu satu cucu."

Mo Jinghan hampir melemparkan makanan ke wajah Mo Chenyan. Alisnya sedikit terangkat dan ia berseru, "Anak Kedua Mo!"

Ekspresi Mo Chenyan tidak berubah sedikitpun. "Kakak, jika kau suka anak kecil, kau sendiri saja yang membuat anak. Kau tidak mungkin lebih menyukai keponakan dibandingkan dengan anakmu sendiri, kan?"

Mo Jinghan melotot hingga wajahnya membiru. Namun, Zhu Meiying merasa bahwa Mo Chenyan mengatakan sesuatu yang sangat masuk akal sehingga ia menambahkan, "Mo Jinghan, apa yang kau lihat? Aku sudah mengatakan kepadamu sebelumnya. Kau sekarang sudah berusia 31 tahun, bukan 13 tahun lagi. Jangan benar-benar menunggu sampai keponakanmu dari anak kedua keburu besar. Kau belum membawa pulang perempuan untuk menjadi menantuku!"

Kepala Keluarga Mo yang sedari tadi tidak berbicara tiba-tiba mengangguk, lalu menyahut tanpa ekspresi, "Pergilah kencan buta dalam dua hari."

Kali ini Ye Banxia benar-benar tersedak. Mo Chenyan sampai meletakkan sumpit, lalu menepuk-nepuk punggung Ye Banxia dua kali dan memberinya minum. "Kau juga menginginkan kakak ipar bukan?"

Mulut Ye Banxia berkedut dan terlihat jelas bahwa beberapa orang di meja makan meliriknya. Sekarang situasinya adalah tiga lawan satu sehingga ia tidak bisa memilih tim yang salah. Ia pun melemparkan senyum dengan penuh rasa bersalah pada Mo Jinghan, lalu mengangguk dengan sungguh-sungguh dan mengakui, "Tentu saja aku sangat mengharapkannya."

Dengan begitu, Mo Jinghan akan pergi untuk kencan buta setelah dua hari.

———

Begitu Ye Youran sampai di rumahnya di Jinyuan, ia ingin langsung membicarakan masalah Ye Banxia. Namun, setelah ia mempertimbangkannya, ia memutuskan untuk menahan diri terlebih dahulu. Setelah makan malam, ia berdiam diri di ruang tamu sambil memegang secangkir air panas yang dituangkan oleh Fang Shuyuan di tangannya. Ia duduk di sofa sambil menatap televisi dengan linglung. Mudah bagi orang lain untuk menebak bahwa saat ini Ye Youran sedang dalam kondisi tidak baik.

Fang Shuyuan memotong beberapa buah di dapur dan menaruhnya di mangkuk buah. Kemudian, ia perlahan berjalan keluar dan menaruhnya di atas meja kopi di depan ayah dan anak itu, sepertinya seorang istri dan ibu yang baik. Fang Shuyuan memandang Ye Youran dan bertanya dengan cemas, "Youran, ada apa denganmu? Sejak pulang sampai sekarang kau tampaknya sedang tidak baik-bak saja. Apakah terjadi sesuatu di luar? Apakah ada sesuatu yang ingin kau katakan kepada papamu?"

Mata Ye Youran sedikit berkedip, lalu ia segera menggelengkan kepalanya dengan panik. "Tidak... tidak ada."

Ye Hanyuan mengalihkan menarik pandangannya dari tayangan berita di televisi dan Ye Youran dengan ringan. "Jika ada sesuatu yang ingin kau katakan, tidak biasanya kamu akan memendamnya. Itu bukan sifatmu."

"Papa…" Ye Youran menggigit bibirnya dan berhenti bicara sejenak. Jari-jarinya menggenggam erat cangkir di tangannya, seolah-olah ia sedang berdebat sengit dengan dirinya sendiri.

Fang Shuyuan tidak tahan lagi sehingga ia meraih tangan Ye Youran dan berbicara dengan serius, "Youran, katakan saja jika kau mengalami masalah. Aku dan papamu bukan orang lain. Apa yang perlu disembunyikan?"

"Mama, bukan aku yang menderita... Kakak Kedua. Kakak Kedua, dia…"

"Ada apa dengan Ye Banxia?" Ye Hanyuan segera menatap Ye Youran. Rasa kekhawatiran melintas dengan cepat dari matanya hingga alisnya langsung bertaut dengan serius. Ye Hanyuan masih mengkhawatirkan anak perempuan ini yang sudah lama tidak melihatnya dan bahkan tidak menghubunginya sama sekali. Jika bukan karena hal itu… Ye Hanyuan hanya bisa membatin dan menghembuskan napas berat.

Fang Shuyuan menggigit bibirnya dengan keras. Padahal, diam-diam ia menyeringai dalam hati. Fang Shuyuan dan Ye Youran mengikuti Fang Chuyuan seperti ini selama bertahun-tahun. Setelah keluarga Ye bangkrut, mereka bahkan tidak menunjukkan ketidaksukaan mereka sedikitpun. Tapi dia masih tetap mengingat anak perempuan yang jalang itu? Cibir Fang Shuyuan dalam hati. Ia mengambil napas dalam-dalam, lalu menyunggingkan senyuman kaku yang tampak terpaksa. "Youran, jangan membuat papamu khawatir. Cepat katakan, sebenarnya ada apa dengan Ye Banxia?"

"Ma, kakak kedua bukan membuat masalah, tapi… Tapi…" Gelagat gelisah Ye Youran benar-benar menenggelamkan hati Ye Hanyuan sepenuhnya, tapi ia tidak melanjutkan perkataannya dan malah mengganti topik, "Papa, apakah kau tahu bahwa operasi Kakak Tertua berhasil?"

Ye Hanyuan menatap Ye Youran tanpa ekspresi, tapi gadis itu bisa merasakan sedikit kejutan di hati ayahnya. Ye Hanyuan telah berulang kali membolak-balik berbagai pikiran tentang hal-hal serupa dalam benaknya hari ini. Namun, setiap kali ia berpikir sampai setengah jalan, ia tidak berani memikirkannya lebih dalam lagi. Banxia tidak memiliki uang untuk menyelamatkan Hanyan, tapi dia pasti akan menemukan cara untuk menyelamatkan Hanyan...

Ye Youran tidak mendengar jawaban dari Ye Hanyuan. Ia mengangkat matanya dan diam-diam melihat alis ayahnya yang bertaut rapat. Mata indah Ye Youran sedikit bergerak, lalu ia melanjutkan pertanyaannya dengan ragu, "Menurut Papa, dari mana Kakak Kedua mendapatkan begitu banyak uang? Li Hanchuan bilang dia akan memberikan uang untuk Kakak Kedua, tapi Kakak Kedua menolaknya… Terlebih lagi, hari ini aku ke mal dan bertemu dengan Kakak Kedua. Aku melihat Kakak Kedua membeli semua model baru di area pakaian pria di Toko GX. Menurut Papa, mungkin tidak Kakak—"

"Youran!" Fang Shuyuan tiba-tiba memotong kata-kata Ye Youran nya yang masih belum selesai dengan wajah muram, "Jangan bicara sembarangan. Ye Banxia anak baik, jadi dia tidak mungkin melakukan hal yang mengecewakan papamu!"

"Mama…" gumam Ye Youran dengan lirih.

Suasana di ruang tamu begitu beku untuk sesaat dan tidak ada yang berbicara lagi. Tanpa sadar, Ye Youran dan Fang Shuyuan mengarahkan pandangan mereka ke arah Ye Hanyuan. Mereka melihat Ye Hanyan cemberut dan tidak tahu apa yang ia pikirkan, namun mata Li Hanyan tertuju pada majalah di meja kopi. Seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin dengan kemarahan yang jelas.

Ye Youran sedikit menyeringai tanpa terlihat, tapi ia cepat-cepat memejamkan mata dan menyembunyikan ekspresi itu dengan senyum Lalu, ia berkata pada Fang Shuyuan, "Ma, aku tidak bicara sembarangan. Aku juga percaya pada karakter Kakak Kedua, jadi aku tidak tahan untuk begitu lama menyimpannya tanpa memberitahu Mama dan Papa. Aku rasa aku harus memberitahukan masalah ini kepada Papa dan Mama karena mungkin itu hanya kesalahpahaman. Akan lebih jelas jika Papa bertanya kepada Kakak Kedua? Lagi pula, Papa juga tahu jika aku yang pergi bertanya ke Kakak Kedua, dia... Dia tidak akan memperdulikanku..."

Fang Shuyuan tertegun, lalu bertanya dengan sedih, "Apakah Ye Banxia masih belum bisa memaafkanmu?"

Ye Youran menghela napas dengan sedih, lalu berkata, "Hm... Tapi, sudah seharusnya aku menerima semua ini. Awalnya memang aku yang harusnya meminta maaf kepada Kakak..."

Cahaya di depan menggelap karena tiba-tiba muncul bayangan tebal yang membuat Ye Youran dan Fang Shuyuan sedikit terkejut. Ketika mereka mendongak, mereka melihat Ye Hanyuan yang sudah berdiri dan berjalan ke arah kamar tidur tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Brak!!!

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang dibanting keras hingga tertutup hingga mebuat gendang telinga berdengung. Sepasang ibu dan anak itu menoleh ke belakang, lalu saling tersenyum.