Malam Sunyi ku

Malam hari, biasanya kuhabiskan dengan belajar. Karena kegiatan ujian-ujian di sekolah telah selesai. Jadi aku hanya menonton TV, untuk mengisi waktu luang. " mbak aku pinjam remotenya!" kata adikku. "Bentar dek, mbak baru lihat. Masag udah kamu pinjam lagi." emosiku, sambil masih melihat film kesukaanku. Saat aku asik melihat film itu, dengan lihainya adikku mengambil remote dari tanganku. "Siniin dek!" sarkasku. "gak mau... wekk" ucapnya, sambil menjulurkan lidahnya kearah ku. Itulah kebiasaan kita saat bersama, selalu beradu mulut. Walaupun itu hanya hal sepele. Tapi, itulah yang membuatku rindu dengannya, bila aku sedang tidak dirumah.

Tahu suatu ketika, saat aku masih kelas XI, aku ikut ekskul Pramuka. Dan saat itu mengharuskan aku untuk ikut perkemahan Se-karisidenan Kediri atau apalah itu aku lupa namanya selama 4 hari. Dan itu yang membuatku rindu berat kepadanya. Karena kemanapun aku pergi dia selalu ikut walaupun ada yang aku larang. kami terpaut usia yang jauh yaitu 11 tahun, jadi itu membuatku sayang kepadanya. Rasa rindu itu hadir biasanya saat kita berantem atau aku sedang menjahilinya. Ya, walaupun resikonya kita harus mendengarkan amukan ibu, yang setiap hari kita dengar. Tapi karena kita berdualah rumah jadi terasa berisi, tidak sunyi senyap seperti rumah tidak berpenghuni. Dan keluargaku mempunyai sikap yang humoris. Jadi banyak tetangga yang suka kumpul di teras, sekedar untuk berbincang ria ataupun berghibah ria. Biasalah, namanya juga emak-emak kalau sudah selesai mengerjakan tugas rumah pasti ya ngumpul.

Malam ini seperti malam biasanya, yaitu malam yang sunyi. Karena kebiasaan ku kalau malam hari hanya di rumah saja. Merenungkan semua kenangan yang tersimpan indah di memori otakku. Biasanya kalau sudah kesepian seperti ini, aku suka iseng buat puisi. Walaupun masih amburadul, Yah! Sekedar untuk mengembangkan bakat yang terpendam. Mungkin. Dan disinilah aku sekarang diruang tamu sambil membawa buku dan pena. Memikirkan objek yang bisa ku jadikan tema puisiku.

"DIAM"

Diam dan jenuh selalu menyertai ku...

Kemanapun aku pergi dan dimana pun aku berada kau selalu bersamaku...

Hanya kau teman satu-satunya, yang selalu ada untukku...

Karenamu aku jadi sering berimajinasi...

Karenamu aku bisa mendapat inspirasi...

Setelah lelah memikirkan puisi yang amburadul, akupun langsung menuju ke kamar dan istirahat. Karena malam sudah semakin larut.