Hari pertama kerja

"Nduk, reneo tak kandani!" (nak sini tak kasih tau!). Perintah ibuk ku dengan logat Jawa. "Enggeh Mak" ( iya ibu). Jawabku dengan melangkahkan kakiku menuju ibu yang sedang duduk di teras. " Kemarin Mak sudah bilang ke bos Mak, kalau besok kamu sudah bisa mulai kerja." tuturnya. Jadi kemarin aku sudah berbicara dengan ibu kalau aku mau kerja di bosnya ibu. Karena di sekolah sudah bebas dan hanya masuk hari Senin dan Kamis dan sambil menunggu jadwal wisuda, jadi aku memutuskan untuk kerja saja daripada nganggur di rumah. "Enggeh Mak" jawabku.

Keesokan harinya aku sudah siap untuk berangkat karena waktu sudah menunjukkan pukul 07:00. Memakai pakaian yang biasa saja dan tidak perlu dandan. karena di tempat kerjaku yang terpenting sopan dan tepat waktu. Setelah aku siap, aku berpamitan kepada ibu yang kebetulan tidak kerja. Karena jarak rumah dan tempat yang gak jauh-jauh amat. Jadi aku menggunakan sepeda saja, walau sebenarnya dengan jalan kaki pun juga bisa. Tapi aku lebih suka naik sepeda. Setelah sampai di sana, mereka sudah datang semua dan sudah mengerjakan pekerjaannya masing-masing.

"Mm...mbak aku harus ngerjain apa?" tanyaku malu pada mereka yang sudah mengerti. " eh.. Apri ws mari to ujiane?" (eh.. Apri sudah selesai ya ujiannya?) tanya mb Nuril, kalau gak salah nama. "Sampun mb" (sudah mb) jawabku. Ya kebiasaan mereka bekerja sambil cerita-cerita atau tanya-tanya, untuk mengisi waktu biar tidak terasa lama. Karena kalau masih pagi bos kami belum turun, katanya. "Kamu belajar menggambar pola saja dulu, nanti kalau sudah bisa baru belajar yang selanjutnya" jelasnya. "Iya mb" jawabku menurut saja.

Kalian masih bingung ya, aku kerja apa?? Ya, aku kerja di pabrik tas yang bahannya dari imitasi sejenisnya perlak. Pabrik ini lumayan berkembang, pengirimannya paling banyak biasanya di kota Blitar. Biasanya juga kirim ke Bali dan Toraja sesuai pesanan. Yang bekerja disini ada 4 sebelumnya ditambah aku jadi 5 orang. Dan diantara mereka hanya aku yang masih muda. Yang lainnya sudah menikah, mereka yaitu mb Nuril, mb Elsa, mb sari, dan mb Widya. Yang mb Widya itu baru saja menikah, kemungkinan setelah menikah biasanya keluar. karena pekerjaan ini tidak bisa dilakukan saat hamil.

Setelah aku selesai menggambar pola, aku diajari cara selanjutnya yaitu memberi lem yang bahannya dari getah karet, biasanya disebut dengan lateks. Cara memberi lemnya harus rata pada bagian belakang mitasi, dengan menggunakan spons. setelah rata mitasi dikeringkan dibawah sinar matahari sampai lateksnya kering. sambil menunggu mitasinya kering aku disuruh mencari spons yang ketebalannya pas untuk tas jenis tersebut. Yang ku gambar tas berbentuk bulat. setelah mencari spons yang pas, spons itu juga di kasih lateks dan tunggi sampai kering. Setelah semua kering dua bahan tersebut ditempel menjadi satu sampai gambaranku tadi habis. Kemudian kedua bahan yang sudah ditempel dipukul menggunakan kayu, bentuknya seperti pemukul bola kasti tapi agak besar. Selanjutnya digunting menurut pola. setelah itu lubangi menggunakan palu dan paku(yang tengahnya ada lubangnya tidak lancip) untuk membuat tulisan nama tempat dan bunga. Kemudian lubang tersebut diberi benang agar terlihat bagus. setelah selesai pinggirannya juga di lubangi tapi menggunakan mesin jahit yang sudah diatur sedemikian rupa. Selanjutnya pinggiran itu di beri lem trus dibentuk bulat dan di pinggirannya dikasih benang lagi. kalau sudah berbentuk bulat tinggal dikasih tali selempang dan jadilah tas.