Bisa Bernafas Lega

Kila kembali membuka pintu apartemen nya lalu menyuruh orang itu untuk masuk ke dalam, dan menyuruh nya untuk duduk di meja makan, dengan susah payah Kila menahan rasa cemasnya agar Orang itu tak dapat melihat dirinya kalau dia sedang cemas.

"Kamu kenapa? kok mukanya pucet, kamu sakit lagi, " tanya irangbitu sambil menatap khawatir pada Kila.

"Gak papa, aku gak papa Than, " balas Kila, rupanya karena ia berusaha dengan keras menahan rasa cemasnya wajahnya sampai memucat.

"Ya udah nih makan, kamu pasti belum minum obat, " Nathan langsung menyodorkan kotak makan yang tadi ia beli ke hadapan Kila.

"Bentar yah aku ngambil air minum dulu, " Kila pergi untuk mengambilkan air minum untuk dirinya dan juga untuk Nathan.

Setelah itu Kila langsung menyimpan air minum itu di hadapan dirinya dan juga di hadapan Nathan, Kila kembali mendudukan tubuhnya di kursi ia mulai membuka makanan yang di berikan Nathan.

"Padahal gak usah repot-repot bawain makanan, aku kan masih bisa beli sendiri. Bikin juga aku masih bisa kok, orang tadikan aku cuman pusing doang, " ujar Kila sambil memakan makanan itu.

"Gak ngerepotin kok, malahan aku seneng jadinya aku makan siang ada temennya, " balas Nathan sambil tersenyum manis kearah Kila.

"Enak, kamu beli di mana makanan ini? " tanya Kila ia rasa makanan ini sangat enak.

"Dari restoran deket sini kok, " balas Nathan, ia memang membeli makanan itu dari sebuah restoran yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sini.

Tiba-tiba Kila mendapatkan pesan dari Sadewa, dengan cepat ia langsung membaca pesan yang Sadewa kirimkan ke dirinya.

"Woy gue lapar, bawain gue makanan kek ke kamar, kalau gue mati kayak gimana? " Kira-kira seperti itulah pesan yang dikirimkan Sadewa pada Kila.

Kila langsung kembali menyimpan kembali ponselnya di samping tangannya, sambil menatap nanar pada ponsek itu.

"Kamu kenapa? " tanya Nathan yang melihat Kila berubah begitu mendapatkan pesan di ponselnya.

"Apa? oh gak papa kok, " balas Kila dengan kikuk, ia benar-benar tidak tau harus melakukan apa, ia saat ini sedang berpikir keras.

"Kila berpikir-berpikir, " ucap Kila sambil menegang kepalanya.

"Kamu kenapa? pusing lagi? " tanya Nathan cemas sambil menatap Kila dan membereskan rambut Kila yang menghalangi wajah Kila.

"Aku gak papa kok, aku ngambil obat aku dulu yah, " Balas Kila sambil pergi ke arah kamarnya.

Setelah berada di kamar ia kembali bingung dengan apa yang akan ia lakukan, pasalnya kalau di biarkan ia juga tidak mau Sadewa mati kelaparan. Namun pada akhirnya ia mendapatkan ide yang cemerlang, kini ia kembali ke hadapan Nathan.

"Aku ke dapur dulu yah, mau buang ini, " Izin Kila sambil membereskan kotak makan, kebetulan mereka juga sudah selesai makan.

"Mau aku bantuin gak, " tawar Nathan.

"Gak usah gak papa, kamu kan udah bawa makanan ini untuk aku, jadi sekarang aku mau beresin ini, " balas Kila dengan cepat kini ia berjalan menuju dapur, setelah berada di dapur ia langsung membuang kotak makanan itu ke tong sampah, lalu memasukan beberapa makanan dari lemari Es kedalam kantung kresek yang berwarna hitam.

Setelah itu ia kembali ke hadapan Nathan, " Aku mau nyimpan pakaian bersih dulu, " ujar Kila sambil terus berjalan melewati Nathan dan masuk ke kamar Sadewa.

Kila langsung melempar makanan itu ke arah Sadewa, " Repotin aja sih lu jadi orang, " kesal Sadewa sambil menatap Kila dengan tatapan tajam.

"Jangan berisik lu, " balas Kila setekah memberikan makanan Kila kembaki keluar dan duduk bersama Nathan.

"Kamu di sini tinggal sendirian? " tanya Nathan sambil menatap ke arah ruang itu.

"Iya emangnya kenapa? " tanya balik Kila.

"Gak aku gak nyangka aja orang kayak kamu tinggal di sini sendirian, " balas Nathan sedikit tak percaya.

"Ya udah kau gitu, aku mau pulang dulu yah, " sambung Nathan sambil berdiri.

"Mau pulang? kok buru-buru sih, " sebenarnya itu hanyalah basa-basi yang di ucapkan Kila. Sebenarnya sedari tadi ia ingin sekali mengusir Nathan dari sana.

Kila mengantarkan Nathan sampai ke depan pintu apartemen, " Maaf yah kalau gue gak bisa nganterin lu sampai ke parkiran, " ucap Kila sambil tersenyum.

"Gak papa, makasih juga udah bolehin gue masuk dan makan bareng sama lu, " balas Nathan sambil membalas senyuman Kila.

"Iya it's okay, " ujar Kila.

"Ya udah gue pulang yah, " pamit Nathan sambil mulai meninggalkan Kila dan ia juga sempat melambaikan tangannya terlebih dahulu pada Kila.

Setelah Kila sudah tak dapat melihat Nathan lagi, ia kembali masuk dan akhirnya ia mulai bisa bernafas lega, sedari tadi yang ia rasakan hanyalah sesak nafas, ia benar-benar tidak akan tau apa yang akan terjadi jika sampai Nathan tau kalau Sadewa adalah suami Kila.

Mungkin nanti bukan hanya Nathan yang tau namun satu kampus akan tau hal itu, dan yang pastinya ia akan di musuhi oleh Bunga karena Bunga sangat bucin sekali pada Sadewa.