Dengan pelan Hasta kembali menjalankan mobilnya ke arah rumah sakit kota di mana Dokter Husin bekerja.
Setelah melewati perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya Hasta dan Hanin tiba di rumah sakit di mana Dokter Husin sudah menunggunya.
"Semoga saja kita tidak terlambat ya Mas," ucap Hanin berjalan mengiringi langkah Hasta melewati lorong-lorong rumah sakit menuju ruang praktek Dokter Husin.
"Selamat siang Dokter," sapa Hanin saat membuka pintu dan melihat Dokter Husin sedang berbincang dengan Dokter Irwan temannya.
"Hanin, Hasta akhirnya kalian datang juga. Ayo, silakan duduk," ucap Husin mempersilakan Hasta dan Hanin duduk di depannya.
"Bagaimana Hasta? Apa kamu baik-baik saja? Aku akan memberi kabar baik untukmu juga Hanin," ucap Husin menatap Hasta dan Hanin bergantian.
Hasta menegakkan punggungnya merasa gelisah, sedih dan bahagia.
"Apakah progam bayi tabung kita berhasil Husin?" Tanya Hasta dengan wajah serius.
Husin menganggukkan kepalanya dengan tersenyum.
"Ya, tebakan kamu benar. Program bayi tabung kamu berhasil. Hanin akan hamil dan akan menjadi seorang Ibu. Apa kalian berdua bahagia dengan kabar ini?" Tanya Husin kembali menatap Hasta dan Hanin secara bergantian.
"Hanin, apa kamu mendengar apa yang di katakan Dokter Husin. Aku sangat yakin kamu akan hamil dan menjadi seorang Ibu. Aku sangat bahagia mendengar hal ini," ucap Hasta memeluk Hanin dengan suara tangis tertahan. Hatinya benar-benar lega dengan berhasilnya program bayi tabung milik Jonathan, walau lambat laun ia harus rela melepaskan Hanin demi kebahagiaan Hanin.
"Aku sangat bahagia Mas, aku sudah tidak sabar ingin melahirkan bayi kita," ucap Hanin membalas pelukan Hasta dengan perasaan bahagia juga sedih dengan kesedihan yang di rasakan Hasta.
"Tenanglah Mas, saat ada waktu yang tepat aku akan memberitahumu tentang hal ini. Aku akan memastikan kehamilanmu sehat dan kuat setelah itu aku akan menceritakan semuanya padamu," ucap Hanin dalam hati sambil mengusap punggung Hasta berulang-ulang.
"Husin, kira-kira kapan janin bayi aku di pindahkan ke perut Hanin?" Tanya Hasta sudah tak sabar melihat kehamilan Hanin.
"Kamu tenang dulu Hasta, ada sesuatu yang belum aku beritahu pada kalian. Dengarkan aku, selain program bayi tabung ini berhasil janin yang bisa bertahan sampai saat ini ada dua. Jadi aku memberitahu kalian, kalian akan punya bayi kembar. Bagaimana?? Apa kalian bahagia?" Tanya Husin dengan tersenyum dan sekilas menatap Hanin dengan menganggukkan kepalanya.
"Ya Tuhan, ini sebuah keajaiban. Hanin akan melahirkan dua bayi kembar. Terimakasih Husin, kamu telah membantu aku sampai detik ini," ucap Hasta memeluk Husin dan menangis. Menangisi takdirnya yang tidak bisa bahagia sempurna bersama Hanin.
"Husin...Husin..." Panggil Hasta menangis dalam pelukan Husin melepas semua rasa sedihnya.
"Tenanglah Hasta, kamu dan Hanin harus bahagia. Lihatlah Hanin sangat bahagia dengan keberhasilan ini," ucap Husin menepuk punggung Hasta sangat mengerti dengan penderitaan yang di rasakan Hasta.
"Aku sangat bahagia Husin, terimakasih banyak," ucap Hasta seraya mengusap airmatanya dan melihat ke arah Hanin yang sedang menatapnya dengan air mata mengalir di pipinya.
Hanin menangis karena merasakan kesedihan Hasta. Dan apa yang sudah di lihatnya benar-benar sangat membuatnya sedih dan merasa bersalah.
"Hanin, jangan menangis. Kamu harus bahagia dan menjaga kehamilan kamu dengan baik," ucap Hasta dengan tersenyum bahagia menunjukkan pada Hanin kalau dia sangat bahagia.
"Ya Mas," sahut Hanin tidak bisa berkata apa-apa lagi selain mengiyakan ucapan Hasta.
"Husin, jadi kapan Hanin bisa melakukan peralihan bayi kembar aku?" Tanya Hasta dengan suara bergetar dan kulit tubuhnya yang tiba-tiba terasa dingin.
"Bisa kita lakukan nanti malam. Kita pastikan dulu keadaan Hanin sehat dan baik-baik saja. Semoga nanti malam kita bisa melakukannya dengan cepat dan lancar," ucap Dokter Husin dengan penuh keyakinan.
"Sekarang apa yang harus kita lakukan?" Tanya Hasta lagi memastikan semuanya berjalan dengan lancar.
"Sekarang Hanin bisa beristirahat total di tempat yang sudah kita siapkan, dan kamu bisa menandatangani semua surat-surat sekaligus pembayaran yang harus di selesaikan lebih dulu. Dokter Irwan akan menemani kamu, dan aku akan menemani Hanin sampai kamu menyelesaikan semuanya," jelas Dokter Husin agar Hasta tidak salah paham karena ia harus bicara dengan Hanin untuk kepastiannya.
"Baiklah, aku akan menyelesaikan semuanya," ucap Hasta berdiri dari tempatnya dan mendekati Hanin.
"Hanin, kamu istirahat dengan tenang ya. Aku pergi sebentar," ucap Hasta sambil mengecup puncak kepala Hanin.
"Jangan lama-lama ya Mas," ucap Hanin menatap kepergian Hasta keluar dari ruangan.
"Hanin, ayo ikut denganku," ucap Husin memastikan ia hanya bicara dengan Hanin di tempat yang tenang.
Hanin menganggukkan kepalanya segera mengikuti Husin.
"Hanin, aku sangat terkejut setelah mendapat kabar dari Dokter Lely kalau kamu berhasil hamil murni dengan Hasta. Dan sekarang apa kamu benar-benar yakin akan menjalani operasi bayi tabung dan melahirkan bayi kembar?" Tanya Husin dengan wajah serius.
"Aku sangat yakin Dokter, aku tidak bisa menghilangkan salah bayi Mas Hasta. Tapi Dokter ada yang ingin aku tanyakan, apa nantinya ada perbedaan dari kedua bayiku saat aku melahirkan nanti?" Tanya Hanin was-was dengan apa yang ia pikirkan.
"Kamu tenang saja ya Nin, bayi tabung kamu berkembang sangat bagus. Semoga saja tidak ada kelainan apapun. Dan kedua bayi kamu akan tumbuh dengan sehat. Aku pasti akan mengamati perkembangan kehamilan kamu juga setelah kamu melahirkan," ucap Husin menenangkan hati Hanin.
"Terimakasih Dokter," ucap Hanin sedikit merasa lega setelah mendengar penjelasan Husin.
"Sekarang, kamu bisa istirahat di sini. Aku akan memanggil perawat untuk mempersiapkan kamu agar nanti malam bisa melakukan peralihan bayi tabung kamu," ucap Husin sambil mengeluarkan ponselnya dan menghubungi perawat yang sudah ia tugaskan khusus untuk menjaga Hanin.
Tidak beberapa lama, pintu kamar terbuka tampak dua perawat datang sambil membawa peralatan Dokter Husin dan sebuah kantong infus di atas nampan.
"Suster, tolong bantu Hanin. Dan pastikan keadaan Hanin stabil sampai nanti malam untuk melakukan operasi peralihan," jelas Dokter Husin pada kedua perawatnya.
"Baik Dokter," sahut kedua perawat itu hampir bersamaan.
"Hanin, aku tinggal dulu ya. Aku mau memastikan Hasta menyelesaikan administrasi juga hatinya agar dia tidak terlalu sedih dengan apa yang ia pikirkan," ucap Husin memberikan pengertian pada Hanin.
Hanin menganggukkan kepalanya, sangat mengerti dengan maksud Husin.
Hanin mengambil nafas dalam, berusaha untuk menenangkan perasaannya agar tidak menggangu kesehatannya.
"Untuk saat ini aku harus tenang. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada kedua bayi Mas Hasta. Aku harus bisa menyelamatkan bayiku agar Mas Hasta nantinya bahagia," ucap Hanin dalam hati meyakinkan dirinya untuk bahagia agar bayi Hasta baik-baik saja.