MEMATUHI HANIN

"Sakit sekali Nin," ucap Hasta sambil memegangi dadanya yang terasa pecah di dalamnya.

"Tenang ya Mas," ucap Hanin mengusap-usap dada Hasta yang terlihat merah.

"Non Hanin ini air hangatnya," ucap Minah datang tergopoh-gopoh sambil membawa air hangat di baskom besar.

Letakkan di meja Bi," ucap Hanin segera mengambil handuk dan membasahinya dengan air hangat kemudian ia letakkan di atas dada Hasta.

Dengan pelan Hanin melakukannya berulang-ulang.

"Bagaimana Mas, apa dada kamu sudah lebih baik?" Tanya Hanin masih terus mengompres dada Hasta.

"Sudah sedikit berkurang Nin," ucap Hasta merasakan sakit pada tenggorokannya juga karena seringnya ia batuk.

"Ada apa Mas, apa kamu mau minum?" Tanya Hanin saat melihat Hasta mengusap tenggorokannya.

"Tenggorokanku sakit Nin," jawab Hasta jujur dengan suara hampir tak terdengar.

"Minum air hangat ya Mas," ucap Hanin segera mengambil air hangat madu dan memberikannya pada Hasta.

Hasta tidak menolak dan meminumnya beberapa teguk.

"Sudah Nin, cukup," ucap Hasta dengan tubuh terasa lemas tidak ingin terlalu banyak minum karena perutnya terasa mual.

"Berbaringlah Mas," ucap Hanin sedikit tenang melihat Hasta tidak lagi batuk.

Hasta menganggukkan kepalanya kemudian perlahan memejamkan matanya.

"Hanin," panggil Dokter Husin yang tiba-tiba muncul bersama Jonathan.

Hanin menoleh ke arah Dokter Husin kemudian memberikan tempat pada Dokter Husin untuk duduk di samping Hasta.

"Terimakasih Dokter sudah datang. Mas Hasta tadi pingsan Dok, cukup lama juga pingsannya. Hampir tiga jam. Mas Hasta batuk darah terus," ucap Hanin menceritakan semua apa yang terjadi pada Hasta.

"Biar aku periksa dulu ya Nin," ucap Dokter Husin sambil mengeluarkan peralatannya untuk segera memeriksa keadaan Hasta.

Merasakan sentuhan di dadanya dan tekanan di pergelangan tangannya Hasta membuka matanya dan melihat Husin di hadapannya.

"Husin, kamu sudah datang," ucap Hasta membiarkan Husin yang sedang memeriksanya.

"Hasta, tekanan darah kamu sangat rendah. Kamu harus mendapatkan vitamin agar kamu tidak pingsan lagi. Apa kamu mau ke rumah sakit?" Tanya Husin dengan wajah serius.

"Berikan saja aku suntikan Sin, aku tidak mau ke rumah sakit. Aku tidak bisa leluasa di sana," ucap Hasta merasa trauma setiap kali masuk rumah sakit. Ada perasaan takut ia akan meninggalkan Hanin dengan cepat.

"Tapi Hasta, suntikanku hanya bersifat sementara. Kalau di rumah sakit kamu akan mendapatkan semua vitamin yang kamu butuhkan. Bahkan untuk menghilangkan rasa nyeri di dada kamu," jelas Husin membujuk Hasta untuk segera ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan yang maksimal.

"Aku tidak memerlukan hal itu Sin, obat dari kamu sudah membantuku," ucap Hasta walau jarang sekali ia minum kecuali di saat ia sudah tidak bisa menahan rasa sakit di dadanya. Obat dari Husin sangat berdosis tinggi dan ia tidak mau tergantung karena efek samping obat itu membuatnya seperti pemakai sakau.

"Hanin, apa kamu bisa membujuk suami kamu agar mau di rawat di rumah sakit? Hasta mengalami radang tenggorokan dan dia penyakitnya juga harus di obati untuk menekan batuknya," ucap Dokter Husin dengan wajah serius.

"Kalau memang menurut Dokter Mas Hasta harus di rawat di rumah sakit. Aku setuju saja Dok. Aku akan membawa Mas Hasta ke sana," ucap Hanin dengan wajah serius kemudian menatap ke arah Hasta.

"Kita berangkat sekarang ke rumah sakit ya Mas," ucap Hanin dengan wajah serius membuat Hasta tidak bisa menolak keinginan Hanin.

"Apa harus sekarang Nin?" Tanya Hasta dengan tatapan memelas.

"Ya Mas, kalau tidak sekarang kapan lagi? Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu Mas," ucap Hanin sambil menghela nafas dalam mengusap wajah Hasta yang terlihat pasrah.

"Kamu mau kan Mas?" Ucap Hanin memastikan Hasta untuk menuruti keinginannya.

Hasta menganggukkan kepalanya pasrah dengan keputusan Hanin.

"Kamu lihat Hanin, Hasta tidak bisa membantah dengan apa yang kamu putuskan. Sekarang kita berangkat ke rumah sakit. Setelah aku menjelaskan keadaan Hasta aku akan langsung balik ke kota," ucap Husin sambil membereskan peralatannya.

"Hanin, apa kamu memerlukan bantuanku?" Tanya Jonathan yang sejak tadi hanya mendengarkan.

"Kamu jangan pergi Jo, bantu Hanin agar tidak lelah," sahut Hasta berharap Jonathan selalu ada di samping Hanin karena bayi kembar yang di kandung Hanin adalah bayi Jonathan.

"Tenang saja Tuan Hasta, akan menjaga anda agar Hanin tidak merasa lelah," ucap Jonathan selalu siap untuk kebaikan Hanin dan Hasta.

"Sebaiknya kita berangkat sekarang. Apa semuanya sudah siap Nin?" Tanya Dokter Husin sambil melihat Hanin yang sedang menyiapkan semua keperluan Hasta di rumah sakit.

"Semuanya sudah siap Dok," ucap Hanin kemudian memberikan tas yang berisi pakaian Hasta pada Jonathan.

"Kita berangkat sekarang Mas," ucap Hanin mendekati Hasta dan membantunya bangun dari tempat tidurnya.

Dengan di papah Hanin dan Husin, Hasta berjalan keluar di mana Rahmat dan Jonathan sudah menunggunya.

"Masuklah Mas," ucap Hanin membantu Hasta duduk kemudian ia masuk dan duduk di samping Hasta. Rahmat menyetir mobil di samping Jonathan dan Dokter Husin membawa mobilnya sendiri.

"Paman Rahmat, apa biar aku saja yang menyetir? Pak Rahmat pasti lelah setelah menjemput Dokter Husin," ucap Jonathan saat melihat wajah Rahmat yang terlihat lelah.

"Tidak apa-apa Den, nanti saya bisa istirahat di rumah sakit," ucap Rahmat tidak ingin Jonathan kelelahan juga karena masih harus menjaga Hasta.

Setelah memastikan semuanya siap, Rahmat menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah menuju ke rumah sakit desa.

Sampai di rumah sakit, Jonathan dan Rahmat membantu Hasta keluar dari mobil. Husin sudah lebih dulu sampai meminta pihak rumah sakit untuk menyediakan brankar karena tubuh Hasta masih lemas.

Setelah brankar datang, Hasta berbaring di atasnya, perawat jaga membantu Hasta masuk ke dalam ruang UGD.

"Dokter, seperti yang sudah aku jelaskan tadi. Aku minta tolong pasien segera di tangani karena sakitnya sudah sangat parah," ucap Dokter Husin meminta tolong pada Dokter jaga yang kebetulan Hasta pernah menjadi pasiennya.

"Anda tenang saja, aku akan mengusahakan yang terbaik untuk kesembuhan Tuan Hasta. Tapi seperti yang anda katakan untuk kesembuhan penyakit Tuan Hasta di rumah sakit ini masih belum ada fasilitasnya. Tapi untuk untuk saat ini ada Dokter Rafka yang akan mengupayakan pasien-pasien untuk bisa di rawat di rumah sakit kota dengan biaya yang terjangkau," jelas Dokter jaga yang bernama Dokter Soni.

"Dokter Rafka? Apa dia Dokter muda yang duduk di kursi roda?" Tanya Dokter Husin memastikan apa yang ia tahu. Kalau di kota nama Dokter Rafka sudah terkenal dengan kepintarannya dalam menangani beberapa kasus penyakit.

"Benar sekali Dokter Husin. Dokter Rafka mendapat tugas untuk memajukan rumah sakit di sini," ucap Dokter Soni sedikit menjelaskan keberadaan Rafka yang di harapkan bisa memajukan kinerja rumah sakit desa.