BERTEMU RAFKA

"Benar sekali Dokter Husin. Dokter Rafka mendapat tugas untuk memajukan rumah sakit di sini," ucap Dokter Soni sedikit menjelaskan keberadaan Rafka yang di harapkan bisa memajukan kinerja rumah sakit desa.

"Syukurlah kalau ada Dokter Rafka di sini. Aku bisa tenang sekarang," Ucap Husin sambil melihat jam tangannya.

"Sepertinya aku harus kembali, aku titip Hasta ya Dok," ucap Dokter Husin kemudian pergi ke kamar Hasta untuk berpamitan.

Di kamar Hasta, Hanin duduk tenang di samping Hasta yang masih tertidur karena pengaruh obatnya.

"Hanin, aku ke kantin dulu ya. Aku akan beli makanan untukmu juga Pak Rahmat," ucap Jonathan setelah merasakan perutnya lapar.

"Dokter Husin bagaimana? Apa kamu tidak membelikannya juga?" Tanya Hanin saat Jonathan membuka pintu kamar.

"Tidak perlu Hanin, aku sudah harus kembali sekarang. Pergilah Jo," sahut Dokter Husin yang sudah datang saat Jonathan mau keluar.

"Kenapa tidak makan dulu Dok," ucap Hanin merasa tidak enak karena Dokter Husin belum istirahat sama sekali.

"Kamu tenang saja. Ada kabar baik yang aku sampaikan padamu. Saat ini Hasta akan di tangani Dokter Soni. Dan Dokter Soni tadi menjelaskan padaku kalau saat ini sudah ada Dokter yang terbaik pindahan dari kota. Dokter Rafka namanya. Di kota aku sudah sangat mengetahui bagaimana kinerja Dokter Rafka, Dokter muda yang genius. Aku sudah membicarakan tentang sakitnya Hasta, semoga Dokter Rafka bisa membantu Hasta," ucap Dokter Husin menjelaskan panjang lebar tentang Dokter Rafka.

Hanin hanya bisa terdiam mendengarkan semua penjelasan Dokter Husin tentang Rafka.

"Syukurlah kalau Dokter Rafka nantinya bisa membantu Mas Hasta, Dok," ucap Hanin dengan perasaan tak menentu.

"Kamu tenang saja, kalau nanti aku ada waktu aku akan menemui Dokter Rafka untuk bisa membantu menangani sakitnya Hasta," ucap Dokter Husin sedikit merasa lega dengan adanya Dokter Rafka yang ada di rumah sakit desa.

Hanin menganggukkan kepalanya tidak bisa berkomentar apa-apa.

"Baiklah Hanin, aku pulang sekarang. Jaga Hasta dengan baik," ucap Dokter Husin seraya mendekati Hasta kemudian berjalan keluar kamar.

Hanin mengambil nafas dalam tidak tahu harus berbuat apa setelah ia tahu Rafka menjadi Dokter yang terkenal di kota.

****

Di kantin....

Jonathan sudah menghabiskan makanannya dan berniat ke tempat Rahmat untuk memberikan makanan.

Tapi pandangannya terhenti saat melihat seseorang duduk di kursi roda masuk ke dalam kantin.

"Rafka!!" Panggil Jonathan sangat yakin dengan seseorang yang pernah di kenalnya.

Rafka menoleh melihat Jonathan yang sedang menatapnya.

"Apa kamu Jonathan?" Tanya Rafka setelah sekian tahun tidak lagi bertemu dengan Jonathan.

"Benar sekali Raf, aku Jonathan. Kebetulan sekali aku melihatmu di sini. Tadi aku sudah melihatmu saat di kampus," ucap Jonathan seraya menyalami Rafka yang masih mengingatnya.

"Benarkah? Apa kamu tidak kampus? Apa kamu ikut wisuda?" Tanya Rafka dengan kening berkerut karena tidak melihat Jonathan.

"Ayo kita duduk dulu Raf," ucap Jonathan merasa senang bisa bertemu dengan Rafka.

Rafka menganggukkan kepalanya mengikuti Jonathan yang sedang mencari tempat duduk.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi Jo," tanya Rafka sangat senang bertemu saudara Hanin.

"Aku memang di kampus tapi bukan ikut wisuda. Aku menemani Hanin dan Hasta. Apa kamu tahu kalau Hanin sudah menikah dengan Hasta dan sekarang Hanin lagi hamil," ucap Jonathan tanpa menyembunyikan apapun dari Rafka.

Kedua tangan Rafka bergetar mendengar Hanin yang sudah hamil setelah tega meninggalkan dirinya.

"Sudah berapa bulan Hanin hamil Jo?" Tanya Rafka dengan perasaan sakit.

"Baru satu bulan Raf. Oh ya, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu. Sudah lama aku penasaran dengan hubungan kamu dan Hanin yang tiba-tiba tidak ada kabar lagi. Dan aku sangat terkejut saat aku tahu Hanin sudah menikah dengan Tuan Hasta. Memang apa yang terjadi Raf?" Tanya Jonathan dengan wajah serius.

"Apa Hanin tidak bercerita apapun tentang aku padamu?" Tanya Rafka dengan tatapan penuh.

Jonathan menggelengkan kepalanya.

"Hanin tidak pernah cerita apapun tentang kamu dan juga tidak cerita kenapa dia tiba-tiba menikah dengan Tuan Hasta. Dan aku sendiri tidak berani tanya karena aku berpikir itu masalah pribadi Hanin. Memang apa yang terjadi dengan hubungan kalian? Karena yang aku tahu, dulu Hanin sangat mencintaimu," ucap Jonathan dengan wajah serius.

"Aku juga tidak mengerti Jo. Kenapa Hanin tiba-tiba memutuskan aku dan bilang padaku kalau sudah menikah dengan Tuan Hasta. Aku tidak tahu apa salahku pada Hanin sampai Hanin memutuskan aku secara sepihak," ucap Rafka dengan wajah tertunduk merasakan luka yang kembali terbuka.

"Jadi Hanin yang memutuskan kamu? Selama ini aku berpikir kamu yang sudah melupakan Hanin karena tinggal di kota. Lalu bagaimana kamu bisa duduk di kursi roda? Apa yang terjadi?" Tanya Jonathan ikut merasakan kesedihan Rafka.

"Setelah Hanin memberitahuku kalau sudah menikah dengan Tuan Hasta, aku sangat marah dan terluka. Aku pergi dan aku kecelakaan. Saat aku sadar di rumah sakit aku baru tahu kalau kedua kakiku patah," ucap Rafka sambil mengusap wajahnya merasakan luka yang sangat dalam.

"Maafkan aku Rafka, sungguh aku tidak tahu kalau kamu seperti ini karena sangat mencintai Hanin. Apa kamu memberitahu Hanin saat kamu kecelakaan?" Tanya Jonathan ikut merasa sedih melihat keadaan Rafka.

"Aku tidak memberitahunya. Tapi temanku Chandra, tanpa sepengetahuanku memberitahu Hanin," jawab Rafka dengan jujur.

"Apa Hanin menghubungimu setelah tahu kamu kecelakaan?" Tanya Jonathan tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan Hanin hingga tega pada Rafka.

"Hanin sama sekali tidak menghubungi aku. Dia sama sekali tidak perduli dengan keadaanku. Dia sudah tidak mencintaiku lagi Jo," ucap Rafka benar-benar sangat terluka dengan sikap Hanin yang begitu tega padanya.

"Apa sekarang kamu membenci Hanin, Raf?" Tanya Jonathan dengan tatapan cemas.

"Aku tidak tahu, terkadang aku sangat membenci diriku sendiri. Karena sampai saat ini aku tidak bisa melupakannya, aku masih mencintainya. Aku tidak punya kekuatan untuk bisa membencinya walau aku sangat terluka dengan sikap Hanin yang sama sekali tidak memikirkan perasaanku," ucap Rafka dengan tatapan sedih berusaha menenangkan hatinya untuk tidak terluka setiap kali mengingat pengkhianatan Hanin.

Jonathan terdiam, mendengar kejujuran Rafka hati Jonathan sedikit tenang karena Rafka tidak membenci Hanin.

"Syukurlah kamu tidak membenci Hanin Raf. Karena sampai saat ini aku percaya dan meyakini kalau Hanin wanita yang sangat baik dan setia. Aku sangat yakin Hanin pasti sangat bersalah padamu," ucap Jonathan dengan sungguh-sungguh.

"Aku tidak terlalu berharap kalau Hanin merasa bersalah padaku Jo. Aku sudah bertemu dengannya. Terlihat dia bahagia dan sepertinya dia tidak senang bertemu denganku," ucap Rafka dengan perasaan kembali terluka.

"Kamu jangan berpikir seperti itu. Aku sangat yakin Hanin pasti merasa bersalah apalagi melihat keadaan kamu seperti ini. Percayalah padaku, Hanin pasti akan menjelaskan semuanya padamu," ucap Jonathan berusaha menenangkan hati Rafka.