WebNovelSUNRISE57.14%

Rapat keluarga

pagi harinya ketika senja membuka mata dia sudah mendengar suara keributan di rumahnya,siapa yang membuat keributan pagi pagi seperti ini.

dengan langkah malas senja keluar dari kamarnya,dia berjalan ke sumber suara yang sepertinya dari dapur.

ketika di tangga dia berpapasan dengan pak Arman(ayah tirinya)namun baik senja maupun Arman mereka berdua hanya saling mengabaikan seolah tidak melihat apapun,ya mereka memang tidak dekat ,namun mereka juga tidak bermusuhan,hubungan mereka berdua biasa biasa saja.

"Gibran udah daftar di Akmil si Bun,doain aja biar bisa masuk ke pasukannya bang raka"ujar Gibran yang sedang duduk di meja pantri sambil memakan roti buatan bunda

"iya amin,kamu belum sarapan apa gimana si pagi pagi udah minta makan aja"ujar bunda sambil memotong bawang.

"bangun tidur Gibran langsung ke sini,gara gara Reza ngasi kabar itu"jawabnya dengan kesal.

senja melihat pria yang sangat ia kenal sedang duduk membelakanginya ,tanpa fikir panjang senja langsung duduk di samping Gibran dan meminum susu milik Gibran.

"punya gw,ga punya ahlak dasar "protes Gibran

"apa ga ikhlas"balas senja sambil menatap Gibran,seperti tatapan mengancam

"eh ikhals ko,becanda tadi bos"ujar Gibran sambil senyum di paksakan

"lagian lu ngapain si pagi pagi udah bikin ribut di rumah orang"ucap senja tanpa rasa kasihan

"minta makan sama bunda"balas Gibran tanpa rasa bersalah.

"mampus lu,pasti mami udah ga mau ngasi lu makan,makanya jadi anak tu yang berakhlak mulia"cerca senja

"kaya lu berakhlak aja,semalem gw nginep di rumah Reza eh pagi pagi gw di usir sama umi"balas Gibran asal

"mampus umi pasti males tu nampung lu di rumahnya,banyak dosa si lu,makanya umi males ngeliat muka iblis ke lu"ucap senja tanpa perasaan

"salah hamba apa ya Allah"balas Gibran so dramatis

"Masi berani lu ngomong kaya gitu,salah lu banyak"tajam senja

"yaudah ampun bos,gw emang paling hina"pasrah Gibran

"bagus deh kalau tau diri"balas senja dan tertawa renyah,Gibran memang selalu membuat mod nya bagus ,padahal baru semalam mod nya berantakan.

"na lu beneran mau di nikahin"tanya Gibran (ana nama panggilan orang orang terdekatnya)

"enak aja,ga mau lah gw"balas senja

"ayah kamu dari dulu emang kaya gitu,Selalu ngerasa keputusannya itu paling bener,ga mau ngedengirin pendapat orang lain,tenang aja bunda ga akan biarin kamu menikah muda"ujar bunda berapi api.

"lu mau di nikahin Ama siapa si?om om?udah tua?"tanya Gibran beruntun

"ada namanya Daniel ,dia ga tua umurnya baru 18 tahun"balas senja

"lah seumuran sama gw dong"ujar Gibran

"Hem,ga ke rumah sakit Bun"tanya senja

"libur hari ini ,lagi ga ada jadwal temu pasien"jawab bunda

belum sempat bunda menjawab bi asih datang dengan sopan ia berbicara dengan bunda,Gibran dan senja melanjutkan sarapan.

"maaf Bu di depan ada tamu"ujar bibi dengan sopan

"siapa bi"tanya bunda

"teman lama ibu katanya"balas bibi sopan

"oh yaudah makasih bi"ucap bunda dan setelah itu bibi beranjak pergi

bunda mencuci tangannya dan membuka celemek yang ia pakai ,setelah itu dia berjalan ke ruang tamu.

"ibu sari pak Tio"ujar bunda menyambut dengan ramah dan sedikit terkejut.

"dokter ayu,apa kabar"sapa Sari dengan ramah.

"baik silahkan duduk"ucap bunda mempersilahkan mereka.

"ini Daniel anak saya yang pernah saya ceritakan,dia baru kembali ke Indonesia kemarin"ucap sari membuka pembicaraan.

"wah anaknya tampan sekali"puji bunda

"engga ko, jelek gini,ganteng dari mana nya coba "balas Tante Sari.

sedangkan Daniel hanya tersenyum mendengar perbincangan dua wanita itu dalam hati dia menggerutu'ia si tapi kan aku tetep anakmu'

"oh iya ada apa sampai keluarga Alvaro datang ke sini"ujar bunda(Alvaro nama belakang keluarga Daniel)

"sebenernya kami__"perkataan papah Daniel terpotong oleh kehadiran ayah senja yang menambah kebingungan bunda.

setelah ayah bergabung ayah menjelaskan maksud kedatangan keluarga Alvaro itu,tentu saja hal itu membuat bunda terkejut sangking terkejutnya bunda sampai tidak tau harus bagaimana menanggapi ini.

"saya akan menyerahkan kepada senja,jika dia setuju saya tidak keberatan,namun jika dia tidak mau,saya tidak bisa memaksa"ujar bunda akhirnya membuka suara.

"senja Masi kecil,dia tidak tau apa yang harus dia pilih"sanggah ayah

"karena dia masi kecil seharusnya dia tidak menikah"tajam bunda.

"kalau tidak tau apa apa lebih baik kau diam"balas ayah

_________

"non di depan ayah dan bunda non sedang ribut"info dari bibi yang terlihat tidak tenang.

senja dan Gibran yang sedang makan saling pandang,Gibran mengedikan bahunya acuh dan melanjutkan sarapan ya sedangkan senja menghembuskan nafas nya kasar dan segera beranjak dari tempatnya.

"kau yang diam,tidak usah merasa so pintar"tajam bunda tak mau kalah.

baru saja senja menginjakan kaki di ruang tamu suara dan tatapan permusuhan antara bunda dan ayahnya langsung menjadi pemandangan pertamanya,ya bunda dan ayahnya tidak pernah akur semenjak perceraian 10 tahun yang lalu.

"eh om Tante ada di sini"sapa senja membuat pertikaian kedua orangtuanya terhenti dan pandangan semua orang tertuju pada senja.

senja berjalan mendekat lalu menyalami tangan mamah dan papah Daniel secara bergantian terakhir dia menyalami tangan ayahnya,setelah itu ia ikut duduk bergabung dengan yang lain.

"jangan terlalu lama di sini cepat pulang ke rumah"ucap ayah setelah terjadi keheningan beberapa menit.

"pulang ke mana yah?emang aku punya rumah ya?di manapun aku tinggal aku sadar diri ko cuman numpang "ujar senja dengan nada bercanda namun cukup menusuk bagi kedua orangtuanya.

"jadi ada apa om,Tante ,ayah dan juga Daniel datang kemari?apa Masi ingin membahas tentang yang semalam?"ucap senja dengan tenang.

"jangan terlalu cepat dalam mengambil keputusan yang besar,fikiran dulu baik baik,Daniel sedang tidak terburu buru untuk menikah,kamu punya cukup waktu untuk mengambil keputusan"ucap papah Daniel

"terimakasih atas pengertiannya,tapi bolehkah saya menanyakan sesuatu kepada taun dan nyonya Alvaro "tanya senja dengan sopan.

"ya tentu, saja silahkan"balas papah dengan ramah.

"kenapa harus saya?kalau hanya atas dasar pertemanan dengan ayah saya,bukankah ayah juga memiliki Tasya?"

"bukankah kamu anak kandungnya,kami juga percaya kamu bisa jadi istri yang baik"ujar mamah Daniel dengan lembut.

"ya itu alasan yang cukup masuk akal,tapi darimana kalian tau saya akan menjadi istri yang baik untuk anak kalian "balas senja.

"tentu saja karena kami mengenal orangtuamu"ujar mamah Daniel.

"apakah mereka terlihat baik di mata kalian"ujar senja dengan nada pelan namun Masi dapat di dengar.

"tidak sopan berbicara seperti itu tentang orang tua mu"kali ini Daniel yang bersuara,senja langsung mengalihkan pandangannya pada Daniel.

senja tersenyum penuh arti"apa itu menggangu mu"tanya senja dengan santai.

"apa kau akan terus memberontak terhadap ayahmu,dengan mempermalukannya seperti ini"balas Daniel tak kalah tenang.

"wah hebat juga kau bisa mengetahui itu,apa kau lulusan psikologi"ujar senja seolah olah kagum.

"sayangnya bukan"balas Daniel

"hm untuk ukuran sarjana bisnis,kau cukup mahir dalam menebak jalan fikiran orang lain"ucap senja dengan enteng.

"untuk ukuran anak SMA ,kau juga lumayan dalam mengetahui hal itu"balas daniel tak mau kalah.

"wah jadi saya benar,padahal cuman asal nebak loh"ujar Senda dengan nada takjub yang di buat buat.

"aku yakin itu bukan hanya tebakan"balas Daniel penuh selidik.

"kalau boleh tau sebenarnya apa yang membuat kamu tidak ingin menikah"tanya papah Daniel,senja langsung mengalihkan perhatiannya pada orang yang berbicara.

"saya punya impian yang besar,cukup besar,saya sudah memikirkan ini sejak lama,saya akan kuliah bersama teman teman saya,menikmati masa masa itu,setelah saya lulus kuliah saya bisa hidup bebas,saya ingin pergi kemanapun yang saya mau,mempelajari segala hal yang saya mau dari berbagai negara,saya ingin tinggal di tempat tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya,berteman dengan berbagai macam manusia,rasanya menyengkan bukan,terbang bebas kemanapun yang kita mau"jelas senja,memberitahukan segala yang telah ia rancang.

"kau tau bukan kadang hidup tidak sesuai dengan yang kita inginkan"balas papah Daniel

"saya sangat tau itu,meskipun begitu setidaknya saya bisa menikmati masa masa kuliah saya,bekerja,lalu menikah dengan orang yang saya cintai "ujar senja sambil menerawang jauh ke depan .

"menikah tidak berarti kamu kehilangan segalanya,kamu bisa kuliah dan bermain bersama teman teman kamu,dan lagi cinta itu ada karena terbiasa"balas mamah Daniel.

"benarkah?cukup memyenangkan tapi pemikiran saya tidak akan berubah semudah itu"jelas senja.

"baiklah sepertinya ini sudah cukup,terimakasih atas waktunya"lanjut senja dengan senyum manisnya.

senja berdiri dan meninggalkan ruang tamu itu,di mana diskusi Masi terus berlanjut,selang beberapa menit senja kembali ke ruang tamu dia mengantar Gibran yang hendak pulang,namun melewati ruang tamu Gibran menghentikan langkah kakinya.

"loh Daniel"sapa Gibran terlihat senang,Daniel yang di sapa pun terlihat senang dan berdiri menghampiri gibran,mereka berdua salaman ala pria.

"eh om sama Tante juga di sini"sapa Gibran dan menyalami tangan mereka berdua bergantian,dan terakhir menyalami tangan ayah senja.

"kamu kayaknya tambah ganteng aja dari terkahir Tante liat"ujar mamah Daniel bercanda

"iya dong gan kan berevolusi,gimana om taruhan catur lagi ga kita"ujar Gibran

"ngga ah males,kamu mah ngecheat maen nya"ujar papah Daniel dengan nada bercanda membuat Gibran terkekeh.

"apa kabar?lama banget ya ga ketemu,betah amat di negara orang"ujar Gibran dengan nada bersahabat.

Daniel terkekeh mendengar penuturan Gibran"gw baik ko,lu sendiri apa kabar"tanya balik Daniel.

"seperti yang lu liat sehat walafiat"jawab Gibran

"kalian saling kenal"tanya senja yang sudah bingung sejak tadi.

"oh iya gw belum cerita ya sama lu,nanti deh gw ceritain"balas Gibran .

setelah itu Gibran berpamitan kepada semua orang yang ada di ruangan itu dan beranjak pulang ke rumahnya,katanya mami nya minta di antar ke pasar .