Meski sempat gugup setelah apa yang terjadi antara dia dan Janet malam lalu. Eger kembali pada dirinya saat ini sebagai pekerja kantoran di grays hotel kota Wigan.
Pekerjaannya yang sekarang membuat eger sedikit demi sedikit berkembang menuju kedewasaan.
Pada awalnya, eger masih sungkan untuk melakukan salam dengan kecupan bibir pada seorang wanita. Namun kini, eger mulai tampak percaya diri mengecup bibir fenny tanpa ragu.
"Owhh.. rupanya kau sudah mulai berkembang sekarang yah"
"Berkembang? Apa maksudmu?"
"Tidak ko..." Fenny menarik dasi eger dan meminta pelukan padanya.
Malam itu mereka melepaskan rindu beberapa hari karena perjalanan fenny ke London Minggu lalu.
Meski eger belum menyadarinya, namun dia kini sudah berubah seperti kata Fenny.
🕸️🕷️🕸️🕷️🕸️🕷️🕸️🕷️🕸️🕷️🕸️🕷️🕸️🕷️
Satu Minggu telah berlalu, eger terduduk di kursi kerjanya memeriksakan beberapa dokumen di ruangannya seharian untuk membuat laporan bulanan besok sore.
Sore sudah menjelang, eger merapihkan beberapa dokumen yang sudah dia kerjakan seharian. Dia pun bersiap-siap untuk pulang.
Diperjalanan pulang eger melihat seorang wanita yang sepertinya dia kenal dari kejauhan bersama seorang lelaki berambut pirang disampingnya. Ternyata wanita itu adalah Janet bersama suaminya sedang berbulan madu di gray hotel saat ini.
Lift hotel~
Tanpa sengaja eger dan Janet kembali bertemu setelah Minggu lalu mereka sudah saling berpamitan. Kala itu hanya mereka berdua saja di lift.
Rasa canggung membuat udara di sekitar mereka penuh sesak hingga pada akhirnya, salah satu diantaranya memulai pembicaraan.
"Ehmm, bagaimana kabarmu"?, Eger memulai pembicaraan sembari melonggarkan dasinya.
Glek, Janet menelan ludahnya untuk sekedar menenangkan dirinya sebelum menjawab pertanyaan eger.
"Ahhm.. aku baik, kau bagaimana?", Balas Janet dengan sedikit senyum menyeringai berusaha mencairkan ketegangan diantara mereka.
"aku baik, syukurlah kau juga baik-baik saja", sambut eger dengan membalas tersenyum.
"Ahh.. iya aku baik-baik saja ko. Terimakasih".
"Btw, lelaki yang jalan bersama tadi suamimu?".
"Ahh.. iya dia Daniel, suamiku yang pernah aku ceritakan.
Suasana tiba-tiba sepi saat mereka berdua terdiam menatap sekeliling lift. Hingga akhirnya, seseorang masuk di lift dan beberapa saat kemudian Janet keluar dari lift.
Aku tak tau takdir apa ini?. Mulai satu persatu orang yang ingin aku lupakan dan lari darinya menghampiriku dan kemudian pergi kembali.
Terkadang aku sempat berpikir, tak berharga kah diriku?. Hingga mereka datang dan pergi seenak mereka mempermainkan hatiku yang tulus ini.
Meski begitu aku tetap sadar diri siapa diriku sehingga tak bisa bersama mereka.
Namun...tetap saja..rasanya seperti ada yang menyesakkan didalam dada ini_eger.
Tiba di lantai teratas eger keluar dari lift menuju ruangan suit room tempat fenny tinggal.
"Ohhh.. kau sudah datang?"
"Ya, baru saja"
Fenny sedang terlihat bersiap-siap mengenakan stelan santai saat itu. Dia mencari-cari smartphone dan tas miliknya yang biasa dia bawa keluar.
"Kau mau pergi?"
"Yah, aku mau ke club bersama teman-temanku. Kebetulan dia baru saja menikah tiga hari yang lalu. Jadi kami mau merayakannya di club dekat hotel malam ini.
"Dengan pakaian itu?"
"Iyah.. aku memang tidak terbiasa pakai pakaian pesta. Lagipula hanya beberapa orang saja ko. Kenapa?"
"Ahh tidak ko, tidak apa-apa?"
"Oh yah, bagaimana bila kau ikut saja. Bukankah pekerjaan hari ini tidak terlalu banyak. Lagipula bila nanti aku mabuk berat.. aku akan sedikit tenang bila ada kau disana. Bagaimana? Kau mau ikut denganku?", Ajak fenny.
🚗🚗🚗🚗🚗🚗
Mendapat ajakan dari fenny tentu aku tak bisa menolaknya. Meski saat ini badanku rasanya lelah sekali ntah mengapa. Namun, ucapnya bagaikan perintah untukku.
Jadi mau tidak mau, aku memang harus ikut dengannya. Terutama bila dia nanti mabuk berat. Toh yang akan dia hubungi pasti aku. Jadi, daripada aku repot-repot berangkat dari rumahku untuk menjemputnya. Aku lebih memilih pergi bersamanya saat ini juga.
Terlebih lagi, aku pun ingin mengenalnya lebih jauh lagi sebagai seorang pria. Meski sebenarnya aku memang tak tau apapun tentang dirinya.
Banyak orang yang sudah mengetahui bahwa kami memiliki hubungan di hotel. Tak hanya sebagai bos dan pegawai, tapi juga sebagai sepasang kekasih. Akan tetapi, meski sudah berlangsung dua bulan sejak aku memutuskan untuk berada disampingnya. Aku masih belum begitu mengenalnya hingga saat ini juga.
Lagipula aku sebenarnya juga tau. Dia tak benar-benar mencintaiku sepenuhnya. Dia hanya ingin berterima kasih padaku karena telah menolongnya saat itu. Yah meski dibilang hubungan kami tanpa cinta yang sesungguhnya pun.
Tapi Ntah mengapa kami sudah pernah melakukan intim seperti layaknya suami dan istri saja. Meski di jaman sekarang ini sudah banyak yang demikian, tapi.. apa yang akan dipikirkan keluargaku nanti?.
Haah.. ntahlah, lagipula aku sudah dewasa ini. Dan juga, kami melakukannya atas dasar kesadaran kami sendiri. Dia membutuhkan diriku dan aku juga butuh akan dirinya.
🚗🚗🚗
Setibanya di club ...
Fenny turun terlebih dahulu di lobi club sedang eger memarkirkan mobilnya terlebih dahulu.
"Kau yakin tidak ingin aku tunggu untuk masuk bersama kedalam club?"
"Tidak apa, aku akan memarkirkan mobilnya terlebih dahulu."
"Baiklah, aku duluan ya."
Eger keluar dari mobil dan menuju lobi setelah selesai memarkirkan mobilnya.
Dia melirik di sekeliling club yang tampak mewah itu. Tak hanya memiliki basemen untuk parkir. Lobi clubnya pun cukup luas untuk membuat setiap tamu yang datang agar tetap nyaman. Setelah dirinya masuk kedalam club tersebut, eger dibuat menyeringai tanpa sebab melihat isi dari club itu.
Yah, pantas saja club ini bagus sekali. Tak ayal para pengunjungnya adalah orang kaya dan kaum pebisnis semua.
Eger terduduk di depan meja bartender yang sedang memperlihatkan keahliannya dalam menuangkan bir kedalam gelas dengan sedikit atraksi yang tak biasa.
Lihat saja bartender ini, ya ampun .. bahkan standar bartender saja harus tinggi dan tampan seperti dia. Bagaimana tak banyak wanita kaya yang datang kesini coba.
Setelah terkagum dengan seisi club tersebut, eger pun memesan beberapa minuman yang ingin dia coba disana.
"Silahkan tuan, ini adalah anggur vintage yang dibuat dari bahan pilihan kota Wigan," ujar bartender tersebut sembari menuangkan anggur di gelas eger.
Sembari meneguk minuman di gelasnya eger melihat-lihat di sekelilingnya. Tak lama dia bertanya mengenai perihal club tersebut pada bartender tersebut. Saat sedang mengobrol, fenny datang menghampiri mereka dan mengajak eger untuk bergabung dengannya di lantai atas.
"Kenapa kau diam disini aja, ayo kita keatas," ujarnya sembari merangkul pinggang eger.
"Ahh.. ini kah acara temanmu. Aku disini juga tidak apa-apa. Lagipula disana itu ruang VIP kan. Aku tidak enak berada disana dimana banyak orang yang tak aku kenal."
"Kau ini, temanku temanmu juga kan. Nanti aku kenalkan mereka padamu. Masa kekasihku aku anggurkan disini sih"
" Gpp Fen.. aku ada teman ngobrol kok."
"Yah.. kau ini ger, bentar aja ko yaa."
Melihat tatapan Fenny yang sok imut membuat eger tak tega dan akhirnya menuruti kemauannya bergabung dengan teman-teman fenny.
_ruang VIP_
"Gaess kenalin ini Eger cowok gue." ujar fenny setiba di depan pintu.
"Ahh jadi dia eger yang elo ceritain."
"Wahh.. elo emang penjahat lelaki Fen.. cowok ganteng semua pacar Luh." Ujar wanita berambut sebahu disana.
"Yeh.. awas ya ,kalo elu rayu cowok gua yang ini."
"Yah, sejak kapan seorang fenny jadi sensitif begini soal cowok.."
Fenny memegang tangan eger dan masuk ke ruangan tersebut.
Di sela mereka terduduk dan saling menuangkan segelas minuman masing-masing. Eger sontak terkaget dengan salah satu pria yang tak asing untuknya.
Dia adalah Daniel suami Janet yang dilihatnya di hotel beberapa waktu yang lalu.
Ahh.. jadi seperti ini, lelaki yang menjadi suami Janet!. Bukanya aku tidak brengsek sih. Tapi, bisa-bisanya dia berpelukan dengan wanita lain seminggu setelah pernikahannya.
Eger hanya melihatnya dan terus-menerus meneguk minuman yang ada di meja.
Melihat eger yang menikmati minumannya, teman-teman fenny pun menyorakinya dan ikut bersulang bersama-sama.
Eger terbuai dengan suasana hingga mabuk berat. Hingga party usai dan teman-teman fenny pulang. Fenny dibantu oleh bartender club membopong eger ke mobil.
"Huh.. kau ini, gak kuat minum aja pake belaga minum banyak. Sebenarnya setan apa sih yang merasukimu?" Ujar fenny sembari menatap eger sebelum menyalakan mobilnya.
🚗🚗🚗
Malam itu.. aku mabuk berat. Aku tak berdaya untuk berdiri sendiri apalagi menyetir.
Hanya sedikit yang aku ingat sebelum aku mabuk berat dan akhirnya tak sadarkan diri.
🚗🚗🚗