Aku masih tak begitu mengerti tentang jalan hidup yang kujalani ini.
Andai saja, aku tak memiliki keinginan yang besar untuk membuat bangga kedua orang tuaku di kampung.
Mungkinkah aku tak akan menjadi Sekang ini?
Andaikata aku, tak pernah mendapatkan kupon berhadiah itu dan tetap tinggal di kampung.
Mungkinkah, aku sudah bahagia menikah dengan wanita pilihan orangtuaku?
aku tak tau bagaimana jalan hidupku kedepannya. Namun, aku akan tetap jalani hidup ini. Baik itu rasa senang, sedih bahkan rasa sakit yang nanti akan aku alami.
Karena pada akhirnya.. aku hanyalah manusia biasa_Eger.
🕠🕡🕠🕡🕠🕡
Pagi ini aku terbangun di ruangan yang tidak aku kenali sebelumnya. Ntah mengapa aku merasa ada yang mendekapku dengan eratnya. Aku buka selimut yang menutupi tubuhku itu dan aku melihat seorang wanita memelukku dengan eratnya tanpa busana sama sepertiku.
Setelah aku perhatikan wajah wanita Tersebut. Rupanya dia adalah Fenny kekasihku sekaligus bosku di kantor.
Dinginnya AC ruangan membuat Fenny terbangun dan menutupi tubuh kami kembali sambil mendekapku. Saat itu aku tidak bisa bergerak kira-kira 30 menit hingga dekapan Fenny meregang.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.30. setelah Fenny melepaskan dekapannya, aku pun beranjak dari kasur dan kembali menyelimuti tubuh Fenny.
"Arghh.. kepalaku sakit."
Seusai mandi aku melihat keluar jendela hanya untuk mengecek dimana keberadaan kami. Rupanya ini merupakan salah satu tempat istirahat keluarga grays yang berada di dekat club kami semalam minum-minum.
Meski tempatnya berada ditengah kota. Tapi anehnya halamannya sangat luas bak berada di suatu pedesaan yang sejuk. Aku pun sedikit tertarik untuk melihat-lihat bagian dalam rumah dan halaman saat itu.
"Selamat pagi tuan."
Saat aku keluar dari kamar, seorang lelaki paruh baya menyapaku dengan seragam pelayan yang tampak rapih.
"Ahh pagi"
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Saya Filly kepala pelayan yang ditugaskan dirumah ini."
"Hm aku rasa tidak perlu untuk saat ini."
"Baik tuan, untuk sarapan pagi kami sudah siapkan di ruang makan. Kemudian bila anda memerlukan sesuatu. Anda bisa langsung menghubungi saya melalui nomer telpon di kamar atau menghubungi saya secara langsung."
"Ahh yaa.. baiklah. Aku ingin berjalan-jalan sebentar di halaman. Bila Fenny terbangun, bisa tolong sampaikan hal tersebut padanya Fill?"
"Baik tuan"
🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲🌲
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
"Wah, indah sekali."
Baru kali ini aku melihat taman seindah ini selain di taman kota. Dan juga halaman ini milik pribadi pula".
Setelah lari kecil mengelilingi halaman, eger merebahkan badannya di kursi yang ada di tengah taman.
Sejenak dia memejamkan matanya, menikmati nyanyian burung dan sejuknya angin sepoi-sepoi yang bertiup di area taman.
Bila aku sekarang sedang berada di dalam mimpi. Tuhan.. biarkan aku sejenak menikmati indahnya suasana ini sejenak.
Kira-kira sekitar satu jam Eger berada diantara taman bunga menikmati suasana yang ada disana. Setelah perutnya merasa lapar, dia pun kembali ke rumah untuk sarapan pagi kala itu.
Tatkala kakinya menginjakan pintu ruang makan, dia dikejutkan dengan penampilan Fenny yang menuruni tangga dengan gaun menawan bak putri bangsawan di cerita dongeng.
Matanya tak henti menatap fenny yang tampil berbeda dari biasanya kala itu. Eger pun sedikit gugup harus bicara apa padanya.
Benarkah dia fenny? Tak biasanya dia tampil dengan anggun dan cantik seperti ini. Oh Tuhan.. aku tak bisa berhenti untuk melirikan mataku pada dirinya.
Bahkan saat mereka berdua di ruang pribadi Fenny. Eger masih saja salah tingkah melihat kecantikan Fenny dengan rambut panjang tertata rapi itu.
"Hei, sejak tadi kau diam saja. Bahkan diruang makan pun kau tak mengatakan sepatah katapun."
"Yah.. bagaimana yah, aku bingung harus mengatakan apa. Kau berbeda daripada kau yang biasanya."
"Hmh.. maksudmu?"
Melihat Fenny bertingkah polos membuat Eger meningkatkan hasrat dalam dirinya,rasa berdebar kencang menyelimutinya kala itu.
Perlahan Eger mendekati Fenny sembari menelan ludahnya.
"Kau tau, mungkinkah aku ini sudah menjadi lelaki yang mesum hanya karena melihatmu tampil berbeda membuat darahku berdesir. Ditambah kau membuat suatu wajah polos yang menaikan gairahku. Bolehkah aku."
Tanpa menunggu Eger melanjutkan perkataannya. Fenny langsung mengecup bibir eger saat itu. Sontak eger langsung membalas kecupan itu dan membawanya diatas ranjang kala itu.
Saat itu.. aku pun tak mengerti. Mengapa aku tak bisa mengendalikan diriku. Seakan terbawa suasana yang mendukung untuk bercumbu. Aku bermain seperti binatang yang haus akan s*x.
Sampai akhirnya aku menyadari, bersama dirinyalah aku merasa menjadi seorang lelaki sejatinya. Dia menerima diriku sebagai lelaki. Dia tak berdusta bila dirinya bukanlah seorang wanita baik-baik. Bukan berarti dia dan aku menjadi seorang maniak s*x. Akan tetapi saat ini kami.. sedang berada di situasi seseorang yang dimabuk cinta.
Sembari memandangi dan memegang wajah fenny dengan sehelai selimut menutupi mereka. Eger mengucapkan sesuatu yang serius pada Fenny kala itu juga.
"Fen... Aku tau aku bukan siapa-siapa. Bahkan tak sebanding bila disandingkan dengan dirimu. Aku tau ini konyol, tapi aku.. aku rasa aku tak bisa lagi jauh darimu."
Mendengar ucapan tersebut kala itu, sontak Fenny Membalikan wajahnya mengarah wajah eger.
"Ger.. aku.. .... ... ..."
🏨🏨🏨🏨🏨🏨🏨🏨🏨🏨🏨🏨🏨🏨
Sudah tiga hari berlalu semenjak aku dan Fenny bermalam di tempat peristirahatan keluarga grays beberapa waktu lalu. Fenny sedang berangkat ke London memenuhi panggilan keluarga besar Grays.
Eger menghadap jendela memandangi langit sore yang berwarna orange dengan sinar yang memancar membiasakan cahayanya disela-sela kaca.
__London__
Saat ini Fenny bersama keluarga besar Gray menggelar acara pesta dansa di salah satu mansion mereka di London.
Fenny tampak cantik mengenakan gaun mini dress hitam yang memperlihatkan keseksian tubuhnya. Hampir semua mata terpana melihat kecantikannya. Bahkan ada beberapa keluarga bangsawan yang mengajaknya berdansa kala itu. Mau tak mau Fenny sebagai salah satu tuan rumah harus menyambut baik tamu yang keluarganya undang itu.
"Kenalkan, aku Darzy dari keluarga Richard. Maukah kau menemaniku berdansa?" Salah seorang bangsawan menghampirinya mengajak Fenny turun ke lantai dansa.
"Ahn.. dengan senang hati Tn. Richard," Fenny menyambut uluran tangan dari Darzy.
"Thanks, ah kau bisa panggil aku Darzy tak usah sungkan nona grays," Darzy.
"Amh oke.. kalo begitu kau juga bisa panggil namaku fenny saja," balasnya.
Saat itu, Fenny dan Darzy tampak serasi yang membuat seluruh mata tertuju pada mereka.
Begitu pula dengan keluarga besar Gray dan keluarga Richard yang hadir disana. Seketika acara tampak meriah seusai dansa mereka berakhir.
Sebelum meninggalkan ruangan dansa yang usai pukul 23.33 Darzy sempat mengutarakan perasaannya pada Fenny bahwa dia ingin mengenalnya lebih jauh lagi. Lantas Fenny hanya bisa tersenyum dan tentu saja dia tidak menolak untuk pertemuan selanjutnya. Keluarga Richard adalah salah satu dari rekan bisnis keluarga Gray. Secara tidak langsung fenny pasti akan selalu berhubungan dengan salah satu dari keluarga Richard. Oleh karena itulah Fenny memperlakukan Richard sangat baik sama seperti kepada rekan bisnisnya yang lain. Meski Fenny sendiri tau maksud Darzy mengenal lebih dekat itu seperti apa. Namun, melihat ketampanan dan keramahan Darzy kala itu membuatnya menyambut baik pula ajakannya saat itu.
Lantas Darzy berpamitan dengan mencium tangan kanan Fenny dan mengucapkan salam perpisahan mereka.
"Semoga kita bisa secepatnya bertemu kembali," Darzy sebelum memasuki mobil yang telah siap di lobi luar.
"Ah tentu saja," dengan senyuman manis fenny melambaikan tangannya untuk Darzy.
*****