Aku Tidak Akan Berbuat Demikian

Segala yang diusahakan dengan perjuangan pasti akan mendapatkan hasil. Namun tak jarang pula setiap hal yang diperjuangkan, hasilnya sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Tiba saatnya memetik apa yang kita tanam, namun ketika hal tersebut tidak sesuai dengan harapan, tentulah hati kita kecewa.

"San, Ayo liat nilai, Mata Kuliah Ilmu Kalam sudah ditempel di papan pengumuman". Ria menarik lengan Sausan dan mengajaknya menghampiri papan pengumuman. "loh, kok nilaiku eror". deg, hati Sausan sangat terkejut, rasa terlempar jatuh. "kok bisa ya, padahal masuk terus dan semuanya diikuti". Sausan panik, melihat jerih payahnya tidak menghasilkan bahkan zonk.

"trus gimana San"?, Ria merasa iba melihat keterkejutan yang dialami Sausan. "Saya harus konfirmasi ke dosennya, anter ya, sekalian jadi saksi". Pinta Sausan ke Ria.

merekapun bergegas menuju ruang dosen untuk mencari dosen mata kuliah ilmu Kalam. Ternyata mereka tidak menemukan dosen tersebut dan memutuskan untuk kerumahnya.

Sausan dan Ria disambut dengan hangat oleh Pak Maman. Merekapun masuk dan mengutarakan maksud kedatangannya.

"Sebelumnya mohon maaf jika mengganggu waktu istirahat Bapak, saya Sausan Mahasiswa Prodi PAI semester 2 ingin menanyakan prihal nilai Mata Kuliah Ilmu Kalam, nilai saya dapat E Pak, padahal saya masuk terus Mata Kuliah Bapak, ini teman saya bisa ditanya". Sausan dengan perlahan menjelaskan maksud hatinya.

Pak Maman mendengarkan dengan seksama, dan izin sebentar untuk mengambil berkas. Hati Sausan benar-benar galau tingkat dewa, entah bagaimana nantinya, yang penting sudah ada ikhtiar. "Namamu di daftar hadir ujian tercoret, dan semua berkas dari lembar ujian, kartu kuliah tidak ada". Pak Maman menjelaskan dengan menunjukkan dokumen yang ada. Hilang, entah kemana, Sausan pun bingung dan meminta ada pertimbangan terkait masalah ini.

"Saya kasihan sama kamu, tapi saya ga bisa berbuat apa-apa, Semua harus ada bukti dokumennya, jadi ya terpaksa, kamu harus ngulang tahun depan". Pak Maman tetap berpegang pada prinsip, prinsip yang memang dijaga untuk konsisten terhadap keprofesionalannya dan objektif dalam penilaian.

Dengan berat hati, Sausan pun pamit dan meninggalkan rumah Pak Maman dengan perasaan yang gundah. Ya, ini adalah kelalaian Sausan, ketika menulis daftar hadir tandatangannya tidak dinamanya, sehingga Sausan mencoret namanya bermaksud memindahkan, tetapi tidak jadi tetap ditempat itulah hanya saja namanya tercoret dan tandatangannya tidak lurus dinamanya. sehingga nama teman di bawahnya tanda tangan ditempat Sausan.

Sausan harus mengulang Mata Kuliah Ilmu Kalam disemester genab berikutnya. "Seandainya suatu saat, saya bisa menjadi dosen, saya akan mendokumentasikan sendiri kehadiran mahasiswa di mata kuliah saya. Sehingga jika terjadi kehilangan kartu kuliah, saya masih mempunyai data kehadiran mereka". Batin Sausan jerih payah dan pengorbanannya tidak akan sia-sia. "Aku tidak akan berbuat demikian mengabaikan hati nurani".

Hal itu ternyata terwujud, Sausan melanjutkan pendidikan S2 dan menjadi seorang Dosen Tetap di Perguruan Tinggi Swasta. Apa yang menjadi kelalaiannya dulu sebagai mahasiswa dan harapannya sebagai dosen untuk hati-hati terhadap kelalaian mahasiswanya bisa teratasi.