*
"kau..."teriak sisi saat melihat lelaki itu membuka pintu dan menarik tangannya dengan sedikit kasar
"dasar bajingan ...mau apa kau membawa ku ke tempat ini lagi"teriak sisi lagi
namun Rubi hanya Diam dan menarik sisi ke dalam pelukannya
"lepaskan brengsek...jangan sentuh aku..."teriak sisi sambil mencoba sekuat tenaga agar terlepas dari pelukan Rubi namun tenaga sisi yang kecil kalah oleh tenaga Rubi
"aku sungguh merindukanmu"bisik Rubi di telinga sisi menimbulkan getaran aneh yang dulu sering sisi rasakan saat bersama lelaki itu ,
seketika sisi berdiri kaku dan melotot saat ada sesuatu yang lembut dan hangat menempel pada bibirnya ,
karena tak ada respon Rubi mencoba membuka bibir sisi dengan mengigit bibirnya ketika ada celah Rubi langsung menerobos masuk ke dalam mulut sisi ,
dan saat sisi mulai tersadar Rubi sudah mulai memasukan lidahnya ke dalam mulutnya membuat sisi geram
"akhh..."desis Rubi saat sisi mengigit lidahnya dengan kuat sehingga mengeluarkan darah membuat Rubi melepaskan ciuman itu
"dasar bajingan , brengsek ,tidak tahu malu.." umpat sisi dan berjalan menuju pintu keluar apartemen namun saat tangan sisi akan membuka pintu Rubi bersuara
"jika kau meninggalkan tempat ini satu langkah saja maka aku jamin keluarga Wijaya detik ini juga akan mengalami kebangkrutan"ancam Rubi yang mampu membuat sisi berdiri mematung
"kembalilah pada ku "kata Rubi dengan arogan
mendengar itu sisi langsung berbalik dengan senyum yang manis menghampiri Rubi namun saat dia sampai di depan Rubi sisi menampar wajah Rubi dengan sekuat tenaga sehingga meninggalkan jejak telapak tangannya
"kau pikir kau siapa"teriak sisi dengan marah
"aku suami mu"kata Rubi dengan lembut
"kita sudah bercerai"teriak sisi lagi
"aku tak pernah menandatangani surat cerai bahkan aku tak pernah menalak mu"ucap Rubi sambil mendudukkan dirinya di sofa
"baik jika itu mau mu..aku dan keluargaku akan pindah dari negara ini"kata sisi menantang Rubi
"hmmm...kau mungkin bisa tapi ayah dan bunda tidak , mereka memulai bisnisnya dari nol dan akan hancur dalam hitungan menit...kau pikir mereka akan baik baik saja"jawab Rubi
sisi terdiam sejenak dia memikirkan kata kata Rubi , memang yang di ucapkan tidak salah orang tua nya tak mungkin sanggup melihat kehancuran perusahaan yang mereka bangun dengan susah payah...
lalu aku harus berbuat apa batin sisi
"kau mau apa"kata sisi dengan mencoba menahan tangisnya
"cukup kau berada di sisih ku"jawab Rubi dengan angkuh
"kau.... kau...apa kau masih punya otak ... bukan kah kau sudah mempunyai Alexa dan seorang anak"teriak sisi sambil berkaca kaca
"Alexa dan anakku itu urusan ku...kau cukup berada di sisi ku"titah Rubi dengan egois
"kau mau membuat ku seperti seorang pelacur...dan di olok olok sebagai pelakor...dan di hina di setiap langkahku"teriak sisi sambil menghampiri Rubi
"jangan takut mereka tak akan berani memandang mu seperti itu karena kau adalah istri sah seorang Rubi Adinata"kata Rubi dengan tegas
karena sudah tak kuat menahan amarahnya selama ini dan Rubi mulai mengorek luka lama maka pecahlah luapan emosi sisi
"kau egois...kau hanya memikirkan diri mu sendiri huhuuu aku membenci mu...dasar bajingan ....aku...aku membenci mu...kau hanya ingin membuat ku sakit dan tak pernah membiar kan aku bahagia ...aku juga punya kehidupan dan impian...kau dari dulu selalu mengekang ku ...aku benci...benci kau...huhuuu"
Rubi menarik sisi ke dalam pelukannya dalam hatinya dia berkata aku memang egois jika menyangkut mu dan bencilah aku sepuas mu asalkan kau bersama ku.