*
cukup lama sisi menangis dan memikirkan sejenak apa yang di ucapkan Rubi dan sisi mencoba menguatkan hatinya dia berfikir dengan jernih keputusan apa yang akan dia pilih
"aku memilih pergi dari sini dan akan membawa kedua orangtua ku "kata sisi sambil berdiri dan akan pergi dari apartemen yang membuat dadanya sesak
"kau egois"kata kata Rubi mampu membuat sisi terkejut
"egois aku egois..."jawab sisi Sabil tersenyum menahan amarahnya
"ya kau egois karena memikirkan diri mu sendiri"jawab Rubi Tampa bergerak dari tempatnya
"jika aku egois kau apa hah..."jawab sisi dengan nada tinggi
"ya aku memang egois jika menyangkut mu"jawab Rubi sambil melangkah mendekati sisi
tanpa aba-aba Rubi langsung memanggul sisi bagaikan karung beras ,
sisi meronta-ronta memukul pundak Rubi dengan tas yang dia pegang sekuat tenaga agar di lepaskan
"lepaskan aku .... lepaskan brengsek...."teriak sisi namun di abaikan oleh Rubi dan membawanya ke kamar yang dulu ia tempati bersama sisi ,
Rubi menendang kasar pintu kamar itu hingga terbuka lalu melangkah ke ranjang dan melemparkan sisi ke ranjang ,
"kau mau apa..."teriak sisi yang ketakutan karena Rubi sudah berada di depannya bahkan hembusan nafas Rubi begitu terasa di wajah sisi ,
Rubi tersenyum miring mencoba menggoda sisi dia semakin mendekatkan wajahnya dan sebelah tangannya menarik selimut untuk menyelimuti tubuh sisi
"tidurlah"satu kata Rubi yang mampu membuat sisi cukup terkejut ,
ketika mendengar suara pintu di kunci dari luar kamar barulah sisi tersadar jika ia di kurung oleh Rubi sisi segera berlari menuju pintu dan menggedornya dengan sekuat tenaga
"buka pintunya.....buka Rubi....aku harus pulang....buka...."teriak sisi dari dalam kamar namun tak ada sahutan dari Rubi sedangkan di balik pintu itu Rubi menyenderkan tubuhnya di sana sesungguhnya dia enggan melakukan ini namun ini satu satunya cara agar bisa bersama sisi lagi wanita yang dia cintai ,wanita yang pergi karena kesalahannya
"maaf sayang ,aku akan memperbaiki segalanya"kata Rubi dengan suara serak.
**
di kediaman wijaya terlihat sepasang paruhbaya yang sejak tadi khawatir karena mereka mencoba menghubungi anaknya dari tadi tak tersambung sedangkan cucu mereka sudah rewel ingin melihat ibunya
"Oma...opa...mami kok belum pulang...aku pingin sama mami"rengek anak kecil itu
"iya sabar sayang itu opa sedang menelpon mami kamu"kata bunda suci yang menenangkan cucunya itu.
***
pagihari di apartemen xxx
sisi sama sekali tak bisa tidur karena dia memikirkan keluarga nya yang cemas karena sisi tak memberi kabar karena hpnya mati ,
ketika sedang duduk di tepi ranjang pintu di buka dari luar ,
sisi bergegas untuk pergi namun tangga nya di cekal oleh Rubi
"kau mau kemana"tanya Rubi dengan lembut
"aku mau pulang"jawab sisi
"ini rumah mu"kata Rubi dengan merapihkan rambut sisi yang berantakan
"jangan sentuh aku...dan satu hal lagi ini bukan rumah ku lagi ketika kau menghianati ku"jawab sisi dengan geram karena tingkah Rubi tak masuk akal mereka sudah berpisah selama lima tahun dan sekarang Rubi bersikap seolah tak terjadi apapun.