Pernyataan Cinta dan Perpisahan

" Sin, ada waktu enggak??" tanya dion.

" Ada apa??" tanya sinta.

" Aku mau ajak kamu jalan aja."

" Hmmm.. boleh. Tapi kmn? Trus siapa aja?"

" Kita aja."

" Hah, berdua aja?"

" Hmmh."

Sinta terlihat berfikir. " Boleh." jawab sinta kemudian sambil tersenyum. Dalam hatinya sinta sangat senang. Namun ia tidak mengungkapkan perasaannya.

Begitu pula dengan dion. Dion sangat senang.

' Aku harus menyatakan perasaanku secepatnya' ucap dion dalam hati.

*********

Karena komplek perumahan mereka di batasi dengan taman, mereka pun memutuskan untuk bertemu di taman.

Saat mereka bertemu, suasana menjadi canggung.

' Ya ampun aku enggak nyangka ketemu dion cuma berdua aja. Aku gugup' ucap sinta dalam hati.

' Duh gugup banget nih' ujar dion dalam hati.

" Hmmh, sin." ucap dion memecah keheningan di antara mereka.

" I-iya." jawab sinta gugup.

" Aku menyukai mu." ucap dion to the point. Ya dion memang tidak suka bertele-tele. Jadi dia langsung menyatakan perasaannya pada sinta. Dion pun melihat ke arah sinta. Sinta nampak sangat terkejut.

" Sin.." dion memanggil sinta yang sedang terkejut.

' Ya ampun, ternyata dion juga menyukaiku? Perasaanku terbalaskan.' fikir sinta. Benar sejak awal memang sinta juga sudah merasakan perasaan itu untuk dion. Namun dia enggan menyatakannya. Sinta tidak mau menyatakannya karena dia merasa belum mengenal dion dengan baik.

" Sin..." panggil dion entah untuk yang keberapa kalinya lagi, sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

Sukses menyadarkan sinta dari lamunanya. " Eh, iya. Kenapa?" jawab sinta.

" Aku menyukaimu. Kamu mau jadi kekasihku?" tanya dion lagi.

" Apa kamu sungguh-sungguh? Kita masih kelas 3 menengah loh?" tanya sinta tak percaya.

" Aku sungguh-sungguh sin." ucap dion meyakinkan sinta. " Gimana, maukan jadi kekasihku?" tanyanya lagi.

" I-iya.." jawab sinta malu-malu.

Mereka saling pandang dan saling tersenyum. Sejak awal bertemu, sinta dan dion sebenarnya sudah saling tertarik satu sama lain. Hanya mereka, mencoba saling mengenal lebih dulu.

" Kamu laper enggak?" tanya dion. " Makan di cafe depan taman yuk." ajaknya.

" Aku lebih suka makan di tempat itu." sinta menunjuk warung kecil yang tidak jauh dari cafe yang di maksud dion. Dion pun menoleh ke arah sinta menunjuk.

' Wah bener-bener kejutan.' batin dion.

" Kamu yakin mau disitu aja?" sinta menganggukkan kepalanya.

" Enggak ngerasa risih?" tanya dion. Pasalnya dion tidak pernah makan di tempat seperti itu.

" Enggak. Lagian makanan di situ jauh lebih murah. Enggak kalah enak sama di cafe." jawab sinta. " Kenapa, kamu enggak suka tempatnya ya?"

" Bukan, bukan itu..."

" Tenang aja tempatnya bersih dan nyaman kok. Nanti kamu pasti suka." potong sinta.

Dion pun memutuskan mengikuti sinta. Dion tak menyangka gadis yang di sukainya ini, ternyata cukup sederhana. Padahal dion tahu betul sinta bukan orang biasa. Keluarganya, lebih dari mampu untuk makan di restoran mewah sekalipun. Inilah yang menjadi kejutan baginya.

" Kamu bener sin, makanannya enak. Enggak kalah sama yang di cafe-cafe."puji dion.

" Tuh kan, apa ku bilang."

' Gadis ini, bukan hanya wajahnya yang cantik, hatinya juga.' dion berucap di dalam hati sambil memandang sinta.

" Udah mulai malam sin. Aku anter kamu pulang ya?" tawar dion. Karena memang hari sudah menunjukkan pukul 8 malam.

" Ok. Yuk kita pulang "

Mereka pun berjalan beriringan. Sambil bersenda gurau, ternyata mereka sudah sampai di depan rumah sinta.

" Masuk dulu yon." sinta menawarkan.

" Kayanya lain kali aja sin. Udah malam enggak enak ganggu keluarga kamu. Pasti mereka sedang istirahat sekarang." jawab dion menolak tawaran sinta.

" Oh, ok. Kamu hati-hati ya. Oh, iya. Trimakasih sudah di anterin sampe rumah."

Dion tersenyum dan melambaikan tangannya. Kemudian dia berjalan menuju rumahnya.

baru saja dion melangkah, terdengar suara sinta yang sedikit berteriak, " I love you dion." tanpa memperhatikan dion, sinta langsung berlari masuk ke dalam rumahnya.

Dion berbalik dan tersenyum. Dia hanya melihat punggung sinta. " I love you too sinta." ucapnya pelan hingga hanya dia yang mendengar kata itu.

Hari demi hari mereka lalui. Tanpa terasa hubungan mereka sudah lebih dari 2 tahun. Bahkan keluarga mereka sudah sama-sama saling mengenal.

Sinta di sayangi oleh keluarga dion, begitu pula sebaliknya. Sudah tidak asing bagi mereka berdua jika salah satu dari mereka berkunjung.

Sinta juga menyayangi keluarga dion. Hingga suatu hari sinta harus menghilang dari dion.

Sinta tiba-tiba pergi tanpa sepatah kata pun. Hingga dion merasa frustasi. Saat hubungan mereka memasuki tahun ke empat, saat itu pula menjadi pertemuan terakhir mereka.

Dion datang ke rumah keluarga sinta, tapi tak ada jawaban apapun yang di terimanya. Dion benar-benar frustasi.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kemana sinta pergi?

Kenapa dia pergi? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dalam benak dion.

Dion bertanya pada dewi sahabat mereka. Bertanya juga pada arya. Tak ada satu pun diantara mereka yang tahu keberadaan sinta.

Santi adik sinta pun tak luput di tanyai olehnya. Tetap saja dion tak mendapat jawaban.

Apakah kebahagiaan ini sudah berakhir? Apakah sinta sudah tak mencintainya lagi? Haruskah aku merelakannya? Dion bingung, tak mengerti apa yang harus di lakukan.

Dion begitu mencintai sinta. Dion pun tahu betapa sinta mencintainya. Hingga akhirnya, dion mencoba melanjutkan hidupnya. Berfikir positif, bahwa suatu hari nanti sintanya akan kembali ke pelukannya. Dia akan kembali dan menjelaskannya.

' Sinta pasti kembali. Ya, sinta akan kembali. Aku akan pastikan itu. Sekarang aku harus menjadi lebih baik lagi. Aku akan menunggumu sayang. Akan selalu disini menunggu kedatanganmu. Aku akan tetap setia menunggumu, sampai kau kembali padaku.' dion pun mengambil keputusan.

Bukan dion tak berusaha mencari keberadaan sinta. Dia bahkan pantang menyerah. Bukan berarti saat dion menunggu sinta, dia tidak melakukan apapun. Namun hingga 2 tahun kepergian sinta, dia belum juga menemukannya. Entah kemana sinta pergi. Dia menghilang bagai di telan bumi, hingga dion tak bisa menemukannya. Dion menjalani hari-harinya tanpa sinta. Hingga dion sudah bukan menjadi dion yang dulu lagi. Dia sudah berubah. 180 derajat berbeda dari dion yang dulu.

Kepergian sinta benar-benar sudah merubah hidupnya. Dion, entah sampai kapan dia akan kembali seperti dulu lagi. Pengaruh sinta dalam hidupnya sangat luar biasa. Tak pernah terfikirkan ini akan terjadi.

Hingga setelah 10 tahun berlalu, dia muncul kembali. Dion benar-benar ingin bertemu dengannya. Tapi dia sudah berbeda. Sangat berbeda. Dion tak mengenalnya lagi.

Ingin dion memeluknya, menarik dia kedalam pelukan hangatnya. Namun dia selalu menghindari dion. Dion benar-benar tak mengerti. Apa yang membuatnya berubah drastis.

Ya dia sinta. Aloydia sinta haridinata. Kekasih dion. Yang kini menjelma menjadi wanita yang luar biasa lebih cantik, lebih anggun. Dan sekarang sintanya menduduki posisi presiden direktur di perusahaan ayahnya. Sintanya menggantikan posisi ayahnya.