Pria tampan dengan tubuh atlethis dan usia yang terbilang muda itu bernama tommy. Pria berusia dua puluh tahunan. Yang sukses membangun usaha sejak usia muda.
Pria yang di gilai para wanita termasuk riana. Namun tommy adalah pria yang sangat sulit di taklukkan. Tommy juga memiliki hati yang dingin.
Entah apa yang membuat riana tergila-gila pada tommy. Riana mendekati tommy tanpa lelah. Meski tommy tak pernah menanggapinya.
Empat tahun sudah riana mengejar-ngejar tommy. Selama itu pula tommy tak pernah merespon. Hingga riana memutuskan berhenti mengejar tommy. Bukan karena riana tidak mencintainya, namun tuntutan kedua orang tuanya untuk segera menikah.
Riana pun tak pernah lagi menghubungi ataupun menemui tommy. Riana tak bisa tak memeluknya jika bertemu. Ia takut perasaannya pada tommy semakub berkembang dan tak bisa ia hindari.
Tommy merasakan kerinduan di dalam hatinya. Namun, dia enggan menghubungi ataupun menemui riana.
Hingga suatu hari, salah satu sahabat tommy mengantarkan undangan pertunangan padanya. Tommy terkejut. Namun, ekspresinya tetap dingin.
' Bertunangan dengan orang lain? Lalu selama ini mengapa dia selalu mendekatiku?' hatinya bimbang mengambil keputusan.
Sejujurnya, tommy ingin memiliki riana. Tapi egonya mengalahkan dirinya.
" Tom, apa kau tahu alasan riana menerima permintaan orang tuanya?" tommy tak bergeming saat seorang temannya ingin memberitahunya. Tommy hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum miring.
" Dia putus asa mengejarmu. Kau tak pernah bereaksi sedikitpun saat dia mendekatimu." tommy mematung. Tak menunjukkan keterkejutannya. Namun hatinya, benar-benar terkejut.
" Hah, sepertinya sia-sia aku memberitahumu. Kelihatannya kau tidak tertarik sama sekali. Riana yang malang." ucap temannya seraya meninggalkan tommy yang tak bergerak.
' Apa yang harus ku lakukan?' batinnya.
*****
Hari pertunangan riana pun tiba. Tommy tengah bersiap-siap untuk menghadirinya. Sebenarnya dia tak mengerti apa yang harus di lakukannya.
Tommy tak pernah mengerti perasaannya sendiri.
Hari ini, riana terlihat sangat cantik dan menawan. Tommy terpesona melihatnya. Ketika tommy melihat wajahnya, dia menyadari bahwa riana begitu muram.
Wajah yang biasa terlihat ceria, kini seperti awan mendung yang sebentar lagi akan turun hujan. Hatinya sakit sekali. Apakah ia sudah mencintai riana? Ataukah ia merasa bersalah padanya? pertanyaan itu muncul dalam benaknya.
Entah apa yang menyebabkannya melangkahkan kaki menyapa riana. Seakan tubuhnya bergerak tanpa perintah darinya.
Riana menoleh. Melihat tommy yang menghampirinya, membuat riana melebarkan senyumnya.
Ada binar kebahagiaan dalam matanya. Riana berfikir bahwa tommy menyesal tak pernah menanggapi perhatiannya. Meskipun itu benar.
Dia terbelalak dan tak berdaya ketika tommy mengulurkan tangannya mengucapkan selamat.
" Riana, selamat atas pertunanganmu." ucapnya dengan wajah datar tanpa penyesalan. ' Aku merindukanmu.' batinnya.
" Terimakasih tommy." ucap riana muda, sambil menjabat tangan tommy.
Tampak air mata yang menumpuk di matanya. Yang tak lama kemudian tetjatuh tanpa bisa di tahannya
Tommy yang melihatnya, merasa tak kuasa. Hatinya berkata rindu, namun egonya menentang. Tommy memilih berlalu setelah mereka berjabat tangan. Dia tak tega melihat riana menangis.
Dalam hatinya, ingin sekali tommy membawa gadis itu pergi.
' Haruskah aku melakukan itu?' batinnya. Ia menggelengkan kepalanya. Di urungkannya niat itu.
Dia melajukan mobilnya. Dia sendiri tak tahu hendak kemana. Yang tommy tahu, dia ingin menjernihkan fikirannya dan meredakan emosi di hatinya.
Di sisi lain luapan emosi itu begitu membuat sesak di dadanya. Dia semakin melajukan mobilnya. Di injaknya gas mobil itu hingga yang tercepat. Membuat banyak orang memakinya karena ulahnya yang mengebut.
*****
Setelah tommy pergi, riana menitikka air matanya. Hatinya ingin sekali menahan tommy di sisinya. Namun ia tak bisa mengecewakan orang tuanya.
Tommy yang ia lihat tadi tidak berubah sama sekali. Ia tetap bersikap dingin. Rasa kecewa timbul dalam hatinya.
Hanya kesia-siaan yang dia rasa. Perjuangannya selama empat tahun ternyata tak sedikit pun membekas di hati tommy.
' Dia bukanlah takdirku.' batin riana saat itu.
Entah sampi kapan tommy akan menyadari perasaannya sendiri. Ia tak menyadari bahwa cinta itu telah tumbuh sejak lama.
Atau mungkin, tommy merasa nyaman dengan perhatian dan cinta yang di berikan riana selama ini. Entahlah. Hanya tommy yang tahu jawabannya.
*****
Satu bulan setelah pertunangan riana, tommy mendapatkan undangan kembali. Kali ini adalah undangan pernikahan riana dengan tunangannya.
Tak tersirat apa yang di rasakan tommy. Apakah keterkejutan, kebahagiaan, kekecewaan? Entahlah. Ekspresi wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi.
Dia mengambil ponselnya. Mencari nomor yang ingin dituju lalu mendialnya.
" Kau ingat apa perintahku?"
" ..."
" Tunggu perintahku selanjutnya." tommy mematikan panggilan itu.
" Tunggu aku riana. Aku tidak akan membiarkanmu menjadi milik orang lain. Kau hanya milikku." gumamnya.
*****
" Hhhh..... Besok aku akan menjadi seorang istri. Tapi bukan istrimu tommy." desah riana. Riana akan segera mendapat sebuah kejutan.
" Laksanakan sekarang." sebuah perintah dari sebuah telepon. Pria yang menutupi wajahnya mengangguk.
Pria itu, mulai memanjat tembok sebuah rumah. Tanpa kesulitan sedikitpun, ia sudah sampai di balkon depan sebuah kamar. Dengan cepat pria itu menyelinap dan membius riana.
Pria itu, langsung membawa riana yang terbius pergi. Saat riana sadar, ia bingung berada dimana. Yang ia ingat ada seseorang yang membekap mulutnya. Selebihnya dia tak ingat.
' Ini dimana?' batinnya. Kepalanya masih terasa pusing.
Terdengar suara langkah kaki yang menuju tempatnya. Riana memutuskan untuk berpura-pura belum sadar.
Sebenarnya riana tidak dalam kondisi terikat baik kaki maupun tangannya. Dia hanya di tidurkan di sebuah ranjang dengan kebebasan.
" Aku tahu kau sudah sadar. Bangunlah." riana mengenal suara itu. ' Tommy?' batinnya.
Perlahan riana membuka matanya. Seakan dia baru saja tersadar dari obat bius.
" Kenapa aku ada disini? Dan kenapa kau disini?" tanyanya.
" Maaf aku menggagalkan pernikahanmu riana. Aku mengakui, bahwa aku telah jatuh hati padamu." ada binar kebahagiaan dalam mata riana mendengar pernyataan cinta dari tommy. Dia menghambur dalam pelukan tommy. Tommy terkejut melihat reaksi riana.
" A-apa yang kau lakukan." matanya terbelalak.
" Terimakasih karena kau sudah mencintaiku. Aku bahagia." tak terasa air mata kebahagiaan menetes. Tommy pun tersenyum dan membalas pelukan riana.
" Riana, pernikahan tidak batal." Riana melepas pelukannya dan mengernyitkan dahinya terheran.
" Maksud mu?"
" Iya, hanya berganti pengantin prianya." ucap tommy seraya menarik riana ke dalam pelukannya lagi.
Tak dapat riana pungkiri, hatinya begitu berbunga. Dia sempat berfikir bahwa cintanya benar-benar akan gagal. Rupanya, sejak pertunangannya dengan pria lain, tommy tak bisa terima.
Inilah saat yang dinantikannya. Mengarungi bahtera rumah tangga dengan pria yang di cintainya. Dia sudah tak peduli pandangan orangtuanya. Yang terpenting adalah dia merasakan kebahagiaan.