Kebahagiaan Yang Sesaat

Tommy dan riana akhirnya menikah. Riana merasa sangat bahagia.

Tak berselang lama setelah pernikahannya, riana menunjukkan kondisi berbadan dua. Kebahagiaan mereka kini bertambah.

Tommy, berusaha sebaik mungkin menjadi suami yang baik. Memenuhi apa yang di inginkan sang isteri.

Beberapa bulan berlalu, tidak terasa riana akan segera melahirkan seorang bayi yang lucu. Tak sabar rasanya mereka menanti.

Tommy pun sudah meras harap-harap cemas. Dia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkannya. Riana meyakinkan tommy bahwa semua baik-baik saja.

Kini saat persalinan riana pun tiba. Tommy panik. Dia tak tega melihat isterinya merasakan sakit luar biasa. di genggam tangan riana seolah menyalurkan kekuatan. Di ciumnya punggung tangan riana.

" Sayang, kamu kuat. Aku yakin semua akan berjalan lancar." ucap tommy.

" Jangan tinggalkan aku ya!?!" pinta riana. Di belainya rambut riana.

Beberapa jam kemudian terdengarlah suara tangisan bayi. Riana merasa lega. Senyum kebahagiaan terlihat di wajahnya. Perjuangan yang cukup melelahkannya.

Di dekapnya sang bayi dengan rasa sayang. Tommy yang melihat pun merasakan kebahagiaan. Dia masih tak percaya, jika dirinya sudah menjadi seorang ayah.

" Baby, ini daddy nak." ucapnya bahagia.

Mereka menamainya Alena Diandra. Bayi mungil, cantik dan menggemaskan.

Hari demi hari mereka lewati dengan senyum. Tak pernah mereka tak bahagia. Terlebih setelah kehadiran baby alena.

Tommy begitu menyayangi riana dan alena mereka. Riana pun melimpahkan kasih sayangnya pada utri kecil mereka.

Usia alena sudah memasuki 3 tahun. Awal mula percekcokan rumah tangga tommy dan riana. Awal dari penyebab kepergian riana.

Nenek dari pihak mommy nya datang memberikan kado ulang tahun pada alena. Ibu riana sempat memutuskan contact sepihak setelah mendengar riana memilih pria itu dibandingkan pilihan ibunya.

Namun kebahagiaan riana selalu tak luput dari pandangannya. Selain itu ada dian orang tua sinta yang selalu mengamati dan mengawasi.

Dian dan riana adalah sepupu. Ibu dari riana, adalah tante kandungnya. Riana dan dian pun cukup dekat.

Setelah 3 tahun pernikahan riana, entah apa yang membawa ibunya datang melihat kondisi cucunya. Dengan alasan memberikan kado untuk alena.

Riana berfikir positif. Mungkin orangtuanya, sudah menerima keberadaan tommy. Dan sekarang ingin mencoba mendekatkan diri pada suami dan putrinya.

Tak disangka, ibunya justru mencoba merusak rumah tangganya dengan berbagai cara. Bahkan secara terang-terangan ibu riana menemui tommy dan menyuruhnya meninggalkan riana.

" Tommy, cepat ceraikan riana." ucap ibu riana. Tommy terkejut hingga dia merasa tak bisa mengatakan apa pun.

" Kenapa kau begitu terkejut? Bukankah sejak dulu aku tak ingin kau menjadi menantuku?"

" Ku fikir, ibu sudah berubah dengan hadirnya alena." jawab tommy.

" Hhhhh.... Aku takkan terpengaruh dengan putrimu."

" Alena bukan hanya putriku, dia juga cucu kandungmu bu?!"

" Dengarkan aku baik-baik. Jangan panggil aku ibu. Karena aku hukan ibumu. Dan juga, putrimu, tidak akan pernah menjadi cucuku. Tidak akan!!" ibu riana pin keluar dari ruangan tommy dengan amarah.

Tommy menghela nafas kasar. Dia tak mengerti kenapa ibu mertuanya tak pernah menyukainya.

" Sayang, itu lihat daddy sudah pulang." saat itu riana sedang mengajak alena bermain.

" Daddy...." teriak riana yang di sambut oleh tommy. Tommy mencium alena keci dan menggendongnya. Alena kecil sangat bahagia layaknya anak seusianya.

" Putri daddy yang cantik. Apa saja yang kau lakukan hari ini?"

" Tadi siang aku bermain dengan sinta. Karena tante dian berkunjung." celotehnya.

" Owh, benarkah? Kau senang?" alena mengangguk dengan senyum manis di bibirnya.

Tommy memutuskan untuky tidak memberitahu riana perihal ibunya yang menyuruhnya menceraikan riana.

Sementara riana pun mencoba menyembunyikan perkataan ibunya.

*****

" Riana, tinggalkan tommy. Kembalilah ke rumah nak?!" riana membelalakkan matanya tak percaya.

" Bu, pernikahan itu bukan sebuah permainan!!" seru riana tak percaya.

" Ibu tahu itu. Tapi ibu tidak pernah setuju kau menikah dengan tommy."

" Tapi aku bahagia dengannya bu."

" Itu bukan kebahagiaan riana. Ibu tidak ingin lagi mendengar penjelasanmu. Turuti perkataan ibu. Mengerti." riana menghela nafas. Dia tahu, ibunya tak bisa di bantah.

*****

Mereka semakin mengeratkan cinta mereka. Mencoba sling menguatkan meski saling menutupi rahasia.

Mereka tak menyangka sama sekali, ibu riana benar-benar ingin memisahkan mereka. Hingga menjadikan alena alat untuk perpisahan mereka.

Alena saat itu masih belum mengerti. Dirinya tak tahu-menahu permasalahan yang terjadi.

Tommy saat itu mengalami kecelakaan yang cukup fatal. Riana begitu khawatir pada keselamatan tommy. Dia tak pernah mengira ibunya mampu melakukan hal yang sejauh itu. Dia tak ingin kehilangan tommy ataupun alena.

*****

Saat itu alena sedang pergi berjalan-jalan berdua saja menggunakan mobil. Riana membiarkan buah hatinya dan suami tercintanya menghabiskan waktu berdua.

" Alena ingin ikut daddy tidak? Kita jalan-jalan." tawar tommy yang di balas anggukan oleh alena.

" Maaf ya sayang, tapi mommy tidak bisa ikut. Mommy harus menemui nenek." nada penyesalan dari riana.

" Hmmmm aku tahu mommy. Aku akan bersenang-senang dengan daddy. Tapi mommy janji ya, setelah mommy selesai menjenguk nenek." gadis kecil itu mencium mommynya dan masuk ke dalam mobil.

" Sayang, nanti aku akan menyusul kalian setelah bertemu dengan ibu ya." ucap riana pada tommy.

" Iya sayang. Kami pasti akan menunggumu untuk merayakan ulang tahun putri kita malam ini."

" Hati-hati sayang." riana mengecup pipi tommy.

Tak lama, tommy pun melajukan mobilnya. Riana pun meninggalkan kediamannya menuju rumah ibunya.

Riana telah tiba di rumah ibunya. Tapi yang ia lihat, ibunya baik-baik saja.

" Ibu bilang, ibu sakit?" tanya riana.

" Aku baik-baik saja sekarang." jawab ibunya.

" Kalau begitu, sekarang aku pergi saja. Hari ini putriku ulang tahun. Aku dan tommy sudah merencanakan liburan ini sejak lama."

" Tidak bisakah kau meninggalkan tommy riana?"

" Bukankah ibu sudah tahu jawabanku?"

Riana melangkahkan kakinya keluar dari rumah ibunya. Saat di perjalanan, ia mendapatkan sebuah telepon. Ia menjawabnya.

" Hallo..."

" Maaf, apa ini keluarga Tuan tommy?" suara di seberang sana.

" Iya, benar."

" Dengan siapa saya bicara?"

" Saya isterinya. Maaf siapa ini?" riana mulai penasaran.

" Kami dari Rumah Sakit Medical Centrum ingin mrnyampaikan bahwa Tuan tommy mengalami kecelakaan. Kondisinya cukup kritis." riana seperti tak bernafas. Tanpa bicara, ia melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Rumah Sakit itu.

Saat itu, suami da putrinya masuk dalam ruang ICU. Riana menangis sejadi-jadinya. Telepon yang berbunyi pun di hiraukannya. Hingga satu jam kemudian dia membuka telepon genggamnya.

* Bagaimana riana, kejutan yang menarik bukan? Bukankah sudah ku katakan agar kau meninggalkan tommy?* isi pesan dari ibunya.

Mata riana membola. Dia keluar dari rumah sakit menuju kediaman ibunya. Sama sekali tak terfikir olehnya, ibunya melakukan hal sekeji ini. Ibunya, hampir membunuh suami dan putrinya tercinta.

" Kenapa ibu melakukan ini semua?" teriak riana.

" Sudah ku katakan sejak awal tinggalkan tommy. Tapi kau tak menghiraukanku." ibunya menanggapi dengan santai.

" Tapi, ibu sudah membahayakan nyawa putriku juga." riana semakin frustasi.

" Mudah saja, jika kau ingin putrimu baik-baik saja, tinggalkan mereka berdua. Aku berjanji tidak akan mengganggu mereka lagi. Kau setuju?" riana berfikir keras. Dia tidak mungkin meninggalkan dua orang yang sangat di cintainya. Namun, dia juga tak ingin ibunya mencelakai mereka.

Dia bimbang, dia tak tahu apa yang harus di lakukannya.

Saat ini suami dan putrinya belum juga sadarkan diri. Kejadian itu, sudah berlalu selama 1 minggu.

" Bangun sayang... mommy sangat menyayangimu, nak.." riana menangis.

" Sayang, kau pasti kuat." kali ini riana memegang tangan tommy.

Dia semakin kalut. Kondisi suami dan putrinya, membuat dia memilih untuk mengikuti permintaan ibunya. Saat ini saja, dia tak sanggup melihat kondisi mereka. Apalagi seandainya ibunya benar-benar ingin membunuh mereka? Mungkin dia bisa gila.

" Maafkan aku sayang, aku tidak ingin ibu semakin melukaimu dan putri kita. Aku takkan sanggup kehilangan kalian. Aku memilih pergi saat ini bukan berarti aku tak menyayangi kalian. Aku lebih baik meninggalkan kalian dalam kondisi hidup, di bandingkan aku harus kehilangan kalian selamanya." riana menangis pilu.

Di ciumnya kening suami dan putrinya. Kemudian melangkah pergi dalam kesediha. Bahkan tanpa meniggalkan jejak.

Sejak saat itu, tommy hidup dalam kebencian terhadap riana dan tidak berniat menikah lagi. Dia memutuskan untuk merawat ralena seorang diri.

Namun, tommy mengajari alena untuk tidak membenci ibunya sendiri.